TAGS: IPImpipai

KIta bhineka 1

KITA BHINEKA TUNGGAL IKA salah satu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan anti kekerasan yang ada di Makassar menyelanggarakan TFPE (training for peace educator), yang berlangsung selama dua hari terhitung sejak Sabtu-Minggu (29-30/03/2019) bertempat di kantor KITA BHINEKA TUNGGAL IKA di Jl. Pettarani, Ruko The Sulthan, Kota Makassar.

Training ini dimaksudkan untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan kedepannya setelah mengikuti Training tersebut para peserta akan di berikan follow up, untuk dipersiapkan sebagai Trainer yang akan mengajarkan nilai-nilai perdamaian kepada masyarakat luas. Mengingat tingkat kekerasan yang terjadi di Indonesia dan kota-kota besar masih berada pada angka yang sangat tinggi.

Dikutip dari berita merdeka.com, Komisi Perlindungan Anak KPAI 2018 merilis data, tercatat 445 kasus jumlah tersebut meningkat hampir 100 kasus dibanding tahun lalu, 338 kasus, dan dua tahun lalu yang hanya 327 kasus. “Hal ini meningkat dikarenakan tahun ini informasi kami dapat lebih banyak, kemajuan teknologi mendukung informasi A1 lebih cepat kami dapat”, jelas komisioner KPAI Retno Listiyatri di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Kamis (27/12). Dari data KPAI, kekerasan fisik dan bully masih menjadi kasus terbanyak yang diderita anak dalam bidang pendidikan. Hal ini meningkat drastis di kalangan siswa seiring kemajuan internet. “Bully terjadi via daring, media sosial, melakukan body shaming, sharing video yang mengacu pada hal kekerasan seperti menyilet pergelangan tangan,” jelas Retno.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, tetapi memiliki visi yang sama untuk mengembangkan pendidikan dan pedamaian seperti Dosen, Pembina Pondok pesantren, mahasiswa, bahkan editor film. Para peserta mengikuti rangkaian training dengan penuh semangat dan antusias.

kita bhineka 2

Salah satu Mahasiswa Insitutut Parahikma Indonesia, Rahmat Fauzan, menyampaikan pendapatnya,“ kegiatan ini sangat menarik dan sangat memberikan pengetahuan baru kepada saya. Para peserta diedukasi untuk memahami nilai-nilai perdamaian dengan cara yang menarik, disertai dengan games-games yang seru. Saya paling manyukai salah satu materi yaitu manajemen kelas, dimana peserta dilatih cara untuk memberikan sambutan, apresisasi, dan ice breaking yang tentunya sangat menyenangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran sekolah.” “Ilmu dari kegiatan ini merupakan modal besar untuk saya, sebagai calon pengajar” tambahnya.

Dengan adanya mahasiswa IPI/i yang mengikuti kegiatan semacam ini, menunjukkan bahwa pihak birokrasi IPI senantiasa memotivasi dan mengispirasi mahasiswa untuk berinisiatif menambah wawasan kebangsaan, conflict resolution, menjaga perdamaian, dan merawat toleransi.

 

Penulis: Rahmat Fauzan (UKM JPC)

 

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × three =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.