Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan, Membawakan Kuliah Umum di IPI
TAGS: eksyarIPIkuliah umummpipaiprof hamdantbi

Kegiatan orientasi kampus Halaqah Intelektual Mahasiswa (HIKMAH) untuk mahasiswa baru angkatan 2019/2020 ini dihadiri oleh Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D (Rektor UIN  Alauddin Makassar). Beliau diundang untuk membawakan kuliah Umum dengan tema “Mengembangkan Soft Skill di Perguruan Tinggi untuk Mencetak Lulusan Berkualitas”.

Sebelum memasuki materi inti, Prof. Hamdan banyak menjelaskan betapa buku best seller, Your Basic Vocabulary yang dibuat oleh Rektor IPI, Prof Azhar Arsyad,  banyak membantunya dalam belajar bahasa Inggris. Dia sudah lama mengikuti jejaknya  sejak beliau menjadi dekan Fakultas Tarbiyah UINAM, menjadi rektor IPI dan sepak terjang beliau dalam mengembangkan UIN menjadi seperti sekarang ini.

“Bagi saya, Prof. Azhar itu guru saya sepanjang masa, inspirator, the living lecture, motivator”, ungkapnya. Rektor UINAM yang baru saja terpilih ini memiliki nama kampung, yakni Mendang. Tanpa gengsi, Prof. Hamdan menceritakan kondisi keluarganya, masa kecilnya, orang-oranmg yang hadir dalam sejarah hidupnya hingga dia meniti keberhasilan seperti saat ini.

Ibunya adalah seorang penenun sarung. Terkait topik kuliah umum tentang pentingnya soft skill, Prof. Hamdan berbagi cerita tentang betapa ibunya sangat menginspirasi kepribadiannya. Menjadi seorang penenun sarung, ada beberapa karakter yang musti dimiliki, contohnya sikap sabar, kedisiplinan, tekun, meskipun ibunda adalah seorang janda yang buta huruf. Sikap itulah yang tertanam pada dirinya dalam menajalani segala rintangan hidup.

Hal yang dapat  mendukung pengembangan soft skills adalah adanya goal setting yang terdiri dari ingin punya apa, ingin berbuat apa, ingin menjadi apa, dan ingin dikenang sebagai apa.Untuk mengembangkan soft skill juga di butuhkan kerjasama dalam tim, gigih, mengambil inisiatif dan berani mengambil keputusan.

Beliau mengumpamakan pentingnya keseimbangan antara hard skill dan soft skill yang dimiliki seorang pemain bola. Dari segi hard skill, dia harus mampu berlari, menendang, bertahan, dan menyerang, namun dari segi soft skill dia perlu bekerjasama dalam tim, gigih, mengambil inisiatif, dan berani mengambil keputusan. Ss]eseorang yang punya soft skill yang baik terbukti lebih banyak dibutuhkan ketimbang mereka yang cuma mengandalkan hard skill.

Dan masih banyak lagi pesan yang beliau sampaikan pada kuliah umum kali ini. Seolah menghipnotis pendengar yang terdiri dari seluruh civitas akademika IPI, beliau berpesan bahwa kita perlu konsisten dan berkomitmen dalam berproses untuk menciptakan hasil. Karena proseslah yang menentukan produk. “Proses…proses…proses…”, ungkapnya sambil mengepalkan tangannya dan menghujamkannya ke bawah menjadi cambuk bagi mahasiswa untuk meniti kesuksesan.

Tokoh Utama dalam buku Melawan Takdir ini juga menceritakan sedikit kisah cinta monyet yang dahulunya ditolak hanya karena saingannya adalah anak seorang pejabat. Hal tersebut tidak lantas membuatnya berkecil hati ataupun sombong saat berhasil seperti sekarang ini, di kampungnya, teman-temannya tetap bisa bergaul seperti dulu tanpa harus merasa malu dan menjaga jarak karena sudah punya perubahan hidup yang luar biasa.

Banyak hal yang bisa dipetik dari paparan beliau. Soft skill ini tidak dipelajari menjadi satu mata kuliah tertentu, namun efeknya sangat luar biasa bagi kehidupan kita sehari-hari baik dalam bekerja, bermasyarakat, dan berkeluarga.

Oleh: A.F. R (UKM JPC)

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 − four =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.