Post Academic Course, tradisi IPI setiap akhir semester

Post Academic Course, tradisi IPI setiap akhir semester

post academic course di aula lt 1

IPI memiliki tradisi sebelum libur yaitu Post academic course seperti kampus-kampus di luar negeri (Overseas). Filosofi kegiatan ini berdasarkan pengalaman Founding Father IPI, ayahanda Prof. Dr. Azhar Arsyad MA, yang telah menempuh pendidikan di berbagai Negara.

Kampus yang optimis menjadi lumbung peradaban Indonesia pada tahun 2025 ini, semakin nampak dengan berbagai varian kegiatan positif dilaksanakannya, tidak hanya berbasis Wisdom (pemahaman agama yang kompleks nan praktis disebut dalam kitab Suci umat Islam sebagai HIKMAH), Mastering English (master dalam pengetahuan dan pengamalan Bahasa Inggris), dan Menguasai ICTinformation and communication technology” (komputer dan internet yang mampu dioperasikan secara massif oleh mahasiswa).

prof azhar membawakan materi di post academic course

Kegiatan PAC merupakan rutinitas yang dikemas sebagai kegiatan perkuliahan namun tak seremonial seperti biasanya, kegiatan ini berjenjang, dimulai pada mahasiswa yang semester empat lalu dilanjutkan pada semester dua minggu berikutnya. Semua mahasiswa di kumpulkan lalu diberikan sajian berbagai varian materi tentang kiat-kiat kuliah di luar negeri, motivasi kuliah di luar negeri, sampai bagaimana memperoleh beasiswa di luar negeri. Optimisme itu sangat kental disebabkan setiap program di IPI orientasinya menjadi generasi unggul cerdas dan berberadaban.

Jika sudah terbiasa merasakan aroma kegiatan di luar negeri walau kini masih kuliah di dalam negeri, pada saatnya nanti akan menjadi hal yang biasa jika cita-cita keluar negeri tercapai. Jadi secara sederhana suasana perkuliahan di LN sudah bisa dirasakan di IPI letaknya di Kabupaten Gowa dan Makassar Sulawesi Selatan.

Tak hanya Prof Azhar Arsyad yang membawakan FAC ditambah dosen terbaik alumni LN seperti miss. Wahidah, MA. TESOL merupakan magister lulusan luar negeri yang kini menjabat sebagai wakil rektor bidang administrasi dan keuangan IPI.

post academic course

Post academic course adalah reinforcement atau penguatan yang diberikan keseluruh mahasiswa pada penghujung semester mereka. Dalam kegiatan ini Pembina yayasan yang langsung turun tangan memberikan evaluasi untuk elihat progress penguasaan Bahasa inggris dari mahasiswa IPI. Post academic course menjadi ajang motivasi agar mahasiswa fokus dengan pencapaian visi misi IPI yaitu untuk menciptakan generasi unggul, berperadaban, cerdas dan terampil. “kata miss Wahidah”

Ditulis Oleh Muhammad Asriady

IPI akan mengajukan peningkatan Akreditasi pada bulan Oktober ini

IPI akan mengajukan peningkatan Akreditasi pada bulan Oktober ini

prof azhar arsyad rapat akreditasi

Kampus hebat itu ditentukan dari manajemennya, jika ingin menciptakan kualitas mahasiswa yang hebat ditentukan dari manajemennya, jika ingin menciptakan mutu dan kualitas dosen yang hebat akan ditentukan dari manajemennya.

Hal itu menjadi dasar IPI melaksanakan pertemuan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2018, demi untuk pencapaian mutu tersebut, terlebih setiap perguruan tinggi negeri maupun swasta harus terakrefitasi oleh BAN-PT sehingga mendapatkan kepercayaan manajemen administrasi dan kualitas kampusnya masing-masing.

Banyak masyarakat ingin kuliah dengan memiliki mindset bahwa harus kuliah pada kampus yang terakreditasi A atau minimal B dari BAN-PT. kuliah dikampus berkualitas harus memiliki pengakuan itu. IPI merupakan kampus baru yang berjalan 2 tahun memiliki izin kemenag pada nomor 2732 tahun 2016, secara administrasi sudah mendapatkan izin dan berdasarkan bukti itu IPI secara otimatis sudah terakreditasi.

Setiap kampus yang ada pasti harus memilki izin lalu berjalan, berdasarkan syarat DIKTI minimal kampus 2 tahun beru mengajukan akreditasi ke PDDIKTI. Kampus negeri dan swasta memiliki aturan sama 2 tahun berjalan baru mendapatkan izin mengajukan akreditasi kampusnya.

rapat akreditasi

Demi persiapan akreditasi dan peningkatan mutu dosen dan mahasiswa, Pembina IPI, Rektor dan Seluruh Civitas Akademika IPI melaksanakan kegiatan evalusi kinerja Borang untuk diajukan pada BAN-PT pada akhir Oktober mendatang.

Berbagai pengalaman Pembina IPI menularkan berbagai strategi manajemen dan menciptakan kualitas kampus memiliki mahasiswa yang mampu bersaing dengan baik di masa kini dan masa mendatang.

Ditulis Oleh Muhammad Asriady

Semarak Ramadhan di Maccopa, Prof Azhar Arsyad menyampaikan hal ini

Semarak Ramadhan di Maccopa, Prof Azhar Arsyad menyampaikan hal ini

prof azhar di maccopa

Menjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap individu. Hidup dengan musuh yang menghantui rasanya pasti tidak enak. Maka untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya kita jaga tali silaturahmi.

Pendiri Institut Parahikma Indonesia Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. menghadiri sebuah acara Ramadhan di pondok pesantren Darul Istiqamah, Maccopa Maros. Beliau diberi kepercayaan menjadi pengisi acara pada semarak Ramadhan tersebut, Kamis (24 Mei 2018)

Pada acara Ramadhan untuk Tazkiyyatun Nafs dengan tema “Ramadhan terbaik, ilmu terbaik, iman terbaik, amal terbaik “ tersebut, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA membuka tausiyahnya dengan membacakan surah al-Hajj ayat 46 yang berisikan tentang pentingnya hati yang berada di dalam hati. Beliau juga mengatakan bahwa bukan otak yang berpikir tetapi hati.

prof azhar di maccopa sedang memberi tausiah

“Saya senang berada disini karena disini banyak hafidz. Kalian masih muda sebagai generasi penerus,” ucapnya setelah mengakhiri penjelasan dari surah al-Hajj tadi. Selain siraman rohani dengan pendekatan ilmu hikmah, beliau juga menghimbau kepada hadirin/hadirat yang hadir (terutama santri) akan pentingnya bahasa sebagai alat, baik itu bahasa Arab ataupun bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.

Orang barat menganggap bahasa Arab itu sebagai classical language karena ia adalah bahasa yang lebih dulu hadir daripada bahasa mereka. “Kalian tahu tidak? Kenapa Amerika mengganggap Islam itu teroris? Itu karena salah umat Islam sendiri. Agama kita dikenal dengan agama damai tapi pertengkaran masih sering terjadi di kalangan Islam sendiri. Jadi itulah penyebabnya sebenarnya, yang jarang orang tahu,” terangnya.

Rektor UIN Alauddin selama 2 periode tahun 2002-2010 juga menceritakan pengalamannya ketika memberikan kuliah di Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu.  Disana beliau berbicara bukan atas nama Islam, tapi pandangan. “Saat itu saya berbicara karena pandangan bukan atas nama agama, sehingga banyak non-muslim yang bisa menerima penjelasan saya.”

Mendengar banyak pernyataan mengenai bahasa Inggris itu bahasa munafik, atau bahasa kafir, beliau membantah. Di hadapan masyarakat dan santri, beliau menegaskan bahwa bahasa Inggris bukan bahasa kafir. Al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab karena memang turun di Arab. Seandainya turun di Inggris, maka akan berbahasa Inggris. Jadi kita jangan salah kaprah.

Selain itu, fenomena yang heboh saat ini adalah bom bunuh diri yang telah terjadi di beberapa titik di Indonesia, khususnya Jawa. Dengan memberikan sentuhan kedamaian dan hikmah, Prof Azhar memberikan tanggapanya kepada seluruh hadirin, “Kalau melihat fenomena bom bunuh diri yang marak terjadi, walaupun diketahui pelakunya adalah orang Islam, mereka itu sebenarnya bukan Islam yang sebenarnya karena melanggar ayat man qatala nafsan fakaannama qatalan nasa jami’an”.

Setelah memberikan siraman ruhani kepada warga Darul Istiqamah, pimpinan pondok pesantren tersebut sangat bangga dan senang dengan kedatangan Prof Azhar setelah 10 tahun tak pernah berkunjung. “Kita pasti tertarik dengan penjelasan beliau tadi. Perlu diketahui bahwa beliau ini adalah tamatan Gontor. Jadi bahasa Arabnya tidak diragukan lagi. UIN Alauddin menjadi bukti perjuangan beliau. Luar biasa, “ tutur Dr. Mudzakkir M. Arif, Lc., MA.

Ditulis Oleh Musyidin Yusuf

Nonton Bareng Di “Bioskop” Nya Institut Parahikma Indonesia (IPI)

Nonton Bareng Di “Bioskop” Nya Institut Parahikma Indonesia (IPI)

nonton bareng bioskop ipi

Kegiatan nonton bareng yang diadakan pada hari Rabu malam tanggal 9 Mei 2018 ini bertajuk MCD “Movie Club Discussion”. Bedah film ini diinisiasi oleh Mahasiswa (i) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Institut Parahikma Indonesia. Dengan spirit yang masih berkaitan dengan Hari Pendidikan di bulan Mei ini, para panitia penuh semangat dan bekerjasama menyukseskan acara di Kampus 1 IPI yang berlokasi di Jl.Mustafa dg. Bunga no.191, Gowa.

Film yang dibedah berjudul “Freedom Writers” yang menggambarkan tentang dedikasi seorang guru yang ingin menyatukan perseteruan di antara para siswanya. Salah satu panitia, Rezki, menyatakan, “film ini mengajarkan kita tentang pentingnya saling menghargai tanpa melihat adanya perbedaan. Mengajarkan kita bagaimana seharusnya sikap seorang pengajar dalam menghadapi bermacam-macam kepribadian dari muridnya. Film ini juga menunjukkan kepada kita dedikasi yang tinggi penting dimiliki oleh setiap pengajar. Dan masih banyak lagi yang bisa dipetik dari film ini. Satu pernyataan dalam film yang paling penting menurut saya yaitu, If you want to be respected, you have to give it”.

bioskop ipi

Panitia menyediakan 5 pertanyaan yang didiskusikan. dengan melibatkan para dosen IPI lulusan Amerika untuk membahas film ini dengan para peserta. Antusiasme penonton terbukti dengan terjualnya 80 tiket MCD oleh mahasiswa/i dari IPI, UIN Alauddin, UNM, dan UNISMUH. Melalui film program MCD ini, peserta dapat mengasah nalar mereka tentang dinamika dunia pendidikan, mempraktekkan bahasa Inggris, dan juga mempelajari kultur yang ada di Amerika.

Dari konsep trilogi sebagai ciri khas IPI, yakni (Spiritual Wisdom, ICT, dan Bahasa Inggris) membuat peserta didik yang ada di institusi ini menjadi pribadi unggul di era millennial. Pihak birokrasi pun turut mendukung segala kreativitas mahasiswa/i untuk mengasah inner capacity dan kualifikasi mereka sebagai bekal kesuksesan setelah nantinya menjadi alumni IPI.

Penulis Amhy f.r.

Mahasiswa IPI mendapat penawaran Beasiswa ke Taiwan melalui kegiatan ini

Mahasiswa IPI mendapat penawaran Beasiswa ke Taiwan melalui kegiatan ini

pemateri kuliah umum dari taiwan

Pendidikan itu perlu dan berdampak baik kepada orang yang mengenyamnya. Tanpa pendidikan, hidup manusia hambar. Untuk kesekian kalinya, Institut Parahikma Indonesia (IPI) mendapatkan kuliah umum dari berbagai tamu luar negeri, pada hari Rabu, 08 Mei 2018 kedatangan tamu dari Taiwan dan berbagi informasi mengenai peluang kuliah di Taiwan.

Andi Azhar (Ph. D candidate) Lecturer of Indonesian Language and Culture, BIPA Profetional Teaching Certified, Leadership Training Professional Instructor Certified, ASIA University Student, selaku pemateri mengatakan bahwa pendidikan di Taiwan itu baik dan orang yang belajar disana akan dimanjakan oleh berbagai fasilitas baik dari kampus maupun dan pemerintah setempat. Semangat belajar di Taiwan kelak akan menggiring pelajar menjadi orang sukses, tak peduli disiplin ilmu apa yang digelutinya.

Kuliah umum ini memberikan informasi tentang studi dan visa di Taiwan, diberikan penawaran beasiswa ke Taiwan dan penawaran khusus untuk belajar bahasa Mandarin. Karena selain Inggris, Bahasa mandarin tentu menjadi Bahasa nasional Taiwan.

“Taiwan memang negara kecil tapi tolenrasi mereka besar,” ucap candidate Doctor of Phylosphy dan Bussiness Administration Asia tersebut. “Disana, sangat minim pemeluk agama Islam, tapi toleransi mereka besar. Bahkan mereka membangun beberapa masjid yang memuat ratusan hingga ribuan orang,” tambahnya.

Salah satu peserta pada kegiatan ini sangat bersyukur bisa mendengar pemaparan beliau, “Sanga bermanfaat untuk kami. Banyak hal yang bisa kami petik dari beliau. Benar-benar menginspirasi,” ucap Nengsi, salah satu mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Inggris.

Negara dengan julukan Naga Kecil Asia itu tidak begitu diminati oleh banyak orang dalam pendidikan, namun orang-orang yang belajar disana terutama pendatang dari luar sangat diapresiasi dan diberikan fasilitas. Hal ini menjadi alasan kenapa Andi Azhar melanjutkan S3-nya disana setelah menyelesaikan S2-nya di negara yang sama.

kuliah umum dari taiwan

kuliah umum yang dimoderatori oleh Muhammad Asriady, S. Hd., M. Th. I. menegaskan bahwa seluruh sajian di IPI menjadi modal dasar untuk kuliah di luar negeri, sehingga mahasiswa perlu meningkatkan semangat dan kualitas belajarnya. Wisdom yang disajikan di IPI dibutuhkan disemua Negara, Bahasa Inggris adalah Bahasa international yang dilantunkan di IPI, dan ICT alat untuk mengelilingi dunia walau kini masih kuliah di Sulawesi Selatan.

“Jangan sia-siakan kesempatan belajar Bahasa Inggris di IPI, dosen Bahasa Inggris mohon agar menumpahkan seluruh ilmunya ke mahasiswa kita, dan mahasiswa gali ilmu seluas- luasnya dari dosen luar negeri maupun dalam negeri agar menjadi modal sukses di masa depan”. Imbuh moderator.

Penulis Mursyidin Yusuf