oleh azhar | Nov 17, 2018 | Berita, Pengumuman

Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa islam ditemukan di Barat tanpa muslim, sementara di negara yang mayoritas islam, nilai-nilai islami justru tidak nampak disitu. Terkait hal ini, dalam Seminar yang diadakan di Institut Parahikma Indonesia pada tanggal 12 November 2018 bertempat di Kampus 1 lalu, pembicara pada seminar ini, yakni Ustaz Faried F. Saenong, Ph.D. mejelaskan deskripsi mengenai perkembangan islam di New Zealand yang selanjunya direfleksikan dengan konteks keindonesian.
Ustaz Faried adalah orang Indonesia yang sekarang lebih banyak berdomisili di New Zealand bersama keluarganya. Di samping itu, beliau juga dosen serta peneliti di University of Wellington, New Zealand. Juga dipercayakan menjadi Da’i Metro TV dalam program Pelita Hati. Dalam seminar yang diadakan di IPI tersebut dan diliput oleh Panrita.or,id., beliau menyampaikan materi bertajuk, “Projecting Religiousity: Understanding Islam through Islam in the West.
Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa di New Zealand ada seorang Sheikh bernama Anwar Sahib, imam masjid di Auckland, sangat Anti suku Semit yang kebanyakan Yahudi. Dalam ceramahnya, ia menyampaikan dalil-dalil mengenai memerangi kaum yahudi. Padahal di suatu kisah, Nabi Muhammad diberi petunjuk oleh orang Yahudi untuk menyusuri jalan lain, agar tidak diserang oleh orang-orang yang ingin menyerangnya jika melewati jalan yang biasanya dilewati menuju Madinah. Di sisi lain, dalam gender issue, sheikh Anwar Sahib juga menyatakan bahwa islam memosisikan perempuan di sisi domestik. Pertanyaan besarnya adalah, benarkah apa yang dia sampaikan mewakili ajaran islam yang sebenarnya?
Hal ini mengindikasikan bahwa dalil Qur’an maupun hadits tidak bisa langsung dimaknai demikian saja dengan mengandalkan terjemahan, tanpa pengetahuan lain. Misalnya, asbabun nuzul, asbabul wurudh, ilmu bahasa Arab, ilmu fiqih, dan ulama atau guru yang punya kompetensi dalam hal tersebut. Contoh, dalam pembahasan rukun wudhu’, membasuh tangan perlu dijelaskan oleh guru. Pemahaman agama yang sangat tekstual memunculkan beberapa gerakan radikalis dan berujung pada terorisme.
New Zealand yang kebanyakan muslimnya adalah berasal dari suku Kiwi, sangat menjaga multikultural yang berada di negara itu. Pemerintah melarang keras adanya isu Khalifah, ISIS, dan segala bentuk tindakan yang mengarah pada radikalisme. Ada banyak organisasi islam dan organisasi nasional yang aktif berdiskusi dan berjalan berdampingan secara harmonis. Tiap tahunnya, jumlah ummat islam meningkat di negara ini. Kesetiaan menjaga persatuan negara sangat ditekankan dengan menyatukan modernism, tradisionalisme, dan salafi.
Kasus-kasus yang mengarah pada radikalisme yang pernah ada di New Zealand dengan sigap ditangani oleh pihak keamanan negara seperti kasus Aisha Ali Abdille yang melakukan aksi terorisme di pesawat, Kireka dan Whaanga yang terlibat gerakan ISIS, Mark John Taylor yang juga teroris diincar oleh Amerika, Imran Patel dan Niroshan Nawarajan, da nada sekitar 30-40 orang yang berada dalam pengawasan intelejen New Zealand.
Hal menarik dari kajian ini adalah Islam Nusantara yang mengglobal. Walaupun di Indonesia, ada yang menganggap bahwa islam Nusantara sebagai aliran baru dan sesat, namun pemateri optimis bahwa ada beberapa wacana dan pemahaman islam Nusantara justru sangat sejalan dengan ajaran islam dan sesuai dengan metode penyebaran islam yang dilakukan oleh Nabiyulloh Muhammad S.A.W. Konsep Islam Nusantara yang dijalankan dan bisa disesuaikan dengan budaya mutikultural di rana global adalah Manhajiyya seperti Al-Maqasih Al-Shar’iyya, Ma la yatimmu al-wajib illa bi-hi fa huwa wajib, dan li al-wasa’il hukm al-maqasid. Adapun dari segi Tatbiqiyya yang ada di New Zealand aldalah Maori, Pakeha, Muslim Kiwi, Muslim Asia, dan Muslim Arab.
Ustaz Faried menyarankan,”Terkait Islam Nusantara dan beberapa fitnah lain yang menjelekkan islam, sebaiknya konfirmasi pada orang yang meyakini dan mempraktekkannya. New Zealand banyak menganut mazhab Hanafi. Dalam praktekya, nilai islami yang dilakukan di New Zealand tidak serta merta melarang tradisi yang ada. Tradisi budaya Maori contohnya, yan terbiasa bertato, ataupun bersalaman dengan menyatukan hidung dan jidat satu sama lain di ubah sedikit demi sedikit. Jangan memerangi mereka hanya karena mereka berbeda dengan ajaran islam, karena bisa jadi mereka akan perangi islam. Hal
tersebut sejalan dengan teori Tarikh Tasyri’.
Perilaku yang mengikuti budaya Nusantara seperti memakai sarung dan kopiah ketika sholat, merayakan maulid, budaya siri’ na pace dalam budaya bugis bukan berarti anti Arab, seperti yang difitnahkan oleh kelompok tertentu. Pelaku islam Nusantara pun tidak anti Arab meskipun pakai sarung, tapi tetap belajar mengaji, belajar bahasa Arab, dan nahwu shorof. Barazanji, tahlilan, sholawat yang ada di maulid pun pernah dilakukan wali songo. Kesalhapahaman yang sering muncul adalah memahami cara menjalankan sunnah nabi dan mewajibkan segala hal yang dilakukan nabi. Namun tidak semua yang dilakukan nabi bisa diterapkan karna kebiasaan yang berbeda di daerah tertentu. Contoh, makan tiga jari, naik unta ketika bepergian, dll. Jadi intinya apa yang dilakukan nabi tidak semua wajib atau shar’iyyah, adapula yang nabi lakukan karena beliau adalah orang Arab yang melakukan tradisi orang Arab.
Dan banyak hal lagi yang dipaparkan oleh pemateri dan tidak bisa tertuang dalam pemaparan ini. Pada intinya, kondisi New Zealand yang memiliki banyak budaya dan pendatang membuat corak islam pun beragam. Seperti halnya di Indonesia yang berlamdaskan Bhinneka Tunggal Ika, menjadikan perbedaan bukan sebagai negasi atau dikotomi, melainkan bagaimana islam menjadi Rahmatan lil ‘Alaimin.
oleh azhar | Nov 12, 2018 | Berita, Pengumuman

Online System di era digital ini menjadikan kita senantiasa berkompetisi dengan menerapkan sistem informasi berbasis ICT. IPI sebagai salah satu kampus baru pun turut andil dalam memanfaatkan teknologi guna mengakses data secara mudah kapanpun dan dimanapun. “Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa IPI juga mengikuti perkembangan zaman serta bisa berkompetisi secara eksternal dengan berbagai kampus ternama di Indonesia”, tutur Muhammad Azhar Hairuddin selaku Kasubbag Akademik Data dan Sistem Informasi. Dia menginisiasi pembuatan SIAKAD ini dan dibantu oleh para staf yang berkompeten di bidang tersebut.

Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Institut, merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi sebagai integrator informasi akademik yang ada di berbagai unit akademik (program studi/fakultas) sekaligus sebagai sarana komunikasi antar civitas akademika kampus. Sistem ini dibangun dari kondisi eksistensi informasi akademik dikampus yang sangat beragam dan bervariasi bentuknya, sehingga membutuhkan sebuah “sitem informasi akademik” yang akan mengintegrasikan informasi-informasi tersebut sehingga mempermudah akses publik.

SIAKAD ini digunakan oleh administrator, dosen, mahasiswa, dan jurusan. Pada SIAKAD ini, mahasiswa bisa mendaftar dan mengelola kartu rencana studi, mengecek nilai, mencetak kartu hasil studi, mencetak transkrip nilai, mencetak kartu ujian, hingga umpan balik untuk memberi kritik dan saran seputar akademik. Selai itu, dosen juga bisa mengecek menginput nilai serta mengevaluasi nilai yang bermasalah secara online.
Sistem ini diharapkan bisa membuat kinerja dosen lebih efektif, kemudahan dalam mengakses data secara online, membuat mahasiswa/i ebuh disiplin terkait dengan sistem administrasi kampus, serta evaluasi secara langsung melalui umpan balik kritik, saran, dan jawaban. Oleh karena itu, dalam mencapai tujuan yang efektif serta efisien, pihak prodi melakukan sosialisasi terkait hal ini. Dimulai dari prodi MPI selama sehari dimulai tanggal 5 November 2018, dan berturut dilanjutkan di hari lain oleh prodi TBI, EKSYAR, dan PAI. Di samping itu, dilakukan pula sosialisasi visi misi tiap prodiutamanya bagi mahasiswa/i baru di IPI. Semua itu tentunya diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas kampus menuju akreditasi yang lebih baik.
Penulis: A.F.R.
oleh azhar | Nov 11, 2018 | Berita, Pengumuman

Launching dan pentas perdana UKM seni dan budaya Aljazeera Institut parahikma Indonesia ini di adakan Jumat 9 November 2018, berlokasi di gedung Al-Mubarakah kampus II Institut Parahikma Indonesia berjalan dengan lancar dan amat meriah. Acara ini di hadiri oleh beberapa perwakilan-perwakian UKM seni sekota Makassar dan bekerjasama dengan Estetika UIN Alauddin dan Bangku Pelosok.
Kegiatan ini merupakan ajang peresmian dan pengenalan unit kegiatan mahasiswa di insitut parahikma Indonesia. UKM Al-Jazeera diharapkan menjadi wadah untuk menyalurkan bakat dan minat mahasiswa/i IPI khususnya di bidang seni dan budaya yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, namun juga dapat berprestasi dan berjiwa seni tinggi. Selain itu, event ini tidak terlepas dari binaan pembimbing UKM, yakni Faturrahman.
Parman selaku ketua panitia dan ketua UKM ini menyampaikan, “UKM al-jazeera ini dibentuk 16 November 2017. Berorientasi pada pengembangan bakat dan minat mahasiswa-mahasiswi dalam bidang Musik, puisi, dan seni tari. Al jazeera, bermakna padang yang luas layaknya lahan, yang digunakan bercocok tanam, maksudnya UKM al jazeera sebagai media untuk menorehkan ide-ide kreatif mahasiswa. Lambang al-jazeera yang berbentuk labirin, bermakna untuk mencapai tujuan harus melewati jalan berlika-liku bak labirin”. “Acara launching dan pentas perdana ini pula bertujuan memperkenalkan UKM seni al-jazeera yang dimiliki oleh institut parahikma Indonesia. Adapun tujuan dari ukm aljazeera ini adalah untuk menggali potensi mahasiswa, mengembangkan seni, dan berpartisipasi kegiatan seni”, tambahnya.

Acara ini, juga dihadiri langsung oleh Ibu Nurul haeriyah S.E, M. Pd., selaku wakil rektor III bidang ke mahasiswaan IPI. Beliau membuka sekaligus meresmikan UKM al-jazeerah IPI. Tak lupa pula beliau menyampaikan permohonan maaf dari bapak ketua yayasan Parahikma Indonesia, Prof. Dr. Azhar arsyad MA. yang tidak sempat berhadir karena urusan mendadak di Jakarta. Warek II beserta beberapa civitas akademika IPI, para tamu dari luar IPI, dan beberapa mahasiswa/i IPI turut memeriahkan dan antusias mengikuti acara ini hingga akhir.

Dengan diresmikannya UKM seni dan budaya ini, diharapkan mahasiswa/i dapat menyalurkan bakat dan meraih prestasi, dalam bidang seni dan budaya, mewakili IPI kedepannya, serta dapat bersinergi dengan UKM-UKM seni dari berbagai kampus di Indonesia, serta menjaga, dan melestarikan seni dan budaya yang ada di Indonesia utamanya di Sulawesi selatan.
Oleh: Rahmat Fauzan (UKM JPC)
oleh azhar | Nov 10, 2018 | Berita

Kuliah umum yang di adakan di kampus 2 Institut Parahikma Indonesia mendapatkan apresiasi dan antusias yang sangat luar biasa dari kalangan mahasiwa(i) serta civitas akademika IPI. Hal tersebut dikarenakan motivatornya itu meupakan orang yang sangat luar biasa yang mampu memotivasi kami semua yang behadir di tempat tersebut.
Kegiatan ini berlangsung pada jam 08.30-10:00 WITA, pada tanggal 24 Oktober 2018, bertempat di Aula serbaguna Kampus 2 Institut Parahikma Indonesia. Keynote speakernya bernama Dra. Hj. Sitti Azisah, M.Ed.St., Ph.D yang membahas tentang lika liku perjalanan hidupnya untuk mencari kesuksesan yang sebenarnya.
Pada kegitan ini, beliau berkata, “saya ini bukan anak konglomerat. Saya hanyalah seorang anak yang telahir dari keluarga yang sangat sederhana, saya juga bukan orang yang sangat cerdas, saya hanyalah orang yang bodoh. Tapi suatu ketika saya bertemu dengan prof.Dr. Azhar Arsyad, M.A. Beliaulah yang menjadi motivator saya, beserta bukunya “Your Basic Vocabular”.

“Di buku tersebut terukir kalimat (Genius is 98 persent perspiration) ,inilah alasan saya termotivasi untuk terus giat dan rajin belajar, selain itu kita juga harus rajin beribadah, bedoa, dan berikhtiar. Walhasil, alhamdulillah saya bisa menginjakkan kaki di luar negeri hanya bermodalkan itu semua tadi, hanya karena bahasa inggris saya bisa keluar negeri alhamdulillah”, tambahnya.
Adapun beberapa petanyaan yang sempat di ajukan pada kegiatan kali ini yakni:
- Apakah ada dalil do’a ataupun dzikir pagi dan petang yang diamalkan oleh ibu setiap harinya?
Jawab: berbicara tentang dalil, saya tidak punya dalil apa-apa saya hanya mengamalkan sholat tepat waktu dan betul-betul ikhlas dan semata-mata bedoa kepada ALLOH S.W.T.
- Bagaimana cara ibu memanage waktunya ketiaka kuliah pada saat S1?
Jawab : Yah, memang betul saya dulu waktu kuliah S1 itu perjuangannya sangat luar biasa. Kenapa? Karena awalnya saya ini dilarang untuk kuliah di Ujung Pandang saat itu. Alasannya karena saya ini seorang perempuan. Nah, perempuan itu memiliki banyak resiko, tapi karena kegigihan saya untuk kuliah, maka saya nekad untuk pergi dan alhamdulillah se sampainya di Makassar, saya tinggal di rumah sepupu saya. Saya tidak perlu bayar asrama lagi, saya tinggal dan bekeja membereskan rumah setiap hari disana, karena kita tinggal dirumah orang lain maka kita harus rajin membantunya, sambil kuliah.
Cara saya membagi waktu saya yaitu pertama saya bangun subuh, lalu kemudian sholat. Selepas itu saya membantu keluarga beres-beres rumah, barulah saya pergi kekampus untuk kuliah. Selepas kuliah saya tidak lansung pulang kerumah. Saya mengambil kesibukan di luar, sepeti study club, kebetulan pada saat itu saya juga aktif di oganisasi seperti: himpunan mahasiswa jurusan, English club, dan sebegainya. Hingga saya keseringan pulang malam, akibat rutinitas kegiatan saya sehari-hari, syukur alhamdulillah keluarga saya tidak pernah marah akan hal itu, malah saya mendapat support darinya.
- Bagaimana cara mengantisipasi rasa jenuh, bosan, karena terkadang kita juga sebagai mahasiswa terkadang merasakan hal yang demikian?
Jawab: Saya juga pernah mengalami bahkan sering mengalaminya. Itu suatu hal yang wajar bagi kita. Itu pertanda bahwasanya kita sudah rajin belajar. Cara mengentisipasinya yah itu tadi mengambil kegiatan UKM di luar. Alhamdulillah kegiatan ini bisa membantu saya mengatasi kejenuhan itu.
- Bagaimana cara ibu memenage time ketika sudah bekeluarga punya anak dan melanjutukan pendidikan ke luar negeri dan harus mengikutkan anak tapi suami melarang?
Jawab : hal yang paling pertama saya lakukan adalah sholat meminta petunjuk kepada yang Maha Kuasa. Kemudian meminta izin kepada suami berbicara baik-baik kepadanya bahwasanya saya ingin melanjutkan kuliah keluar negeri. Alhamdulillah di setujui oleh suami nah anak saya yang urus suami saya karena saat itu saya pergi keluar negeri membawa keluarga saya. Intinya kita harus membangun chemistry di dalam berumah tangga harus kompak, saling pengertian dalam menjalani kehidupan besama.

Sebagai kesimpulan, sebagai mahasiswa kita tidak boleh menyerah. Berasal dari keluarga mana pun kita, kita harus giat, tekun dan rajin belajar terutama Bahasa inggris, sholat tidak boleh terlupakan, bersikap ramah dan sopan santun, bertutur kata yang baik, berikhtiar kepada Alloh SWT, jujur dalam segala hal, serta menghargai orang lain.
Sekian
Wassalamu alaikum w.w.
Penulis : Emi Sri Rahayu Fatimah
oleh azhar | Nov 8, 2018 | Berita

Tentunya tak luput dari ingatan, musibah gempa, tsunami, serta likuifikasi yang menimpa saudara-saudara kita yang ada di sekitar Palu, Donggala, dan Sigi berawal di hari Jum’at (28/9/2018). Dikabarkan, ada ratusan bahkan ribuan rumah luluh lantak dan rata dengan tanah. Mayat-mayat ada yang di evakusi, dimakamkan, namun adapula yang tertimbun lumpur dan hilang tanpa jejak.
Sebagai manusia yang memiliki hati nurani, para civitas akademika dan mahasiswa/i berinisiatif utuk melakukan penggalangan dana. Hal ini diinisiasi oleh rektor IPI dan melibatkan lembaga-lembaga internal kampus seperti UKM JPC (Journalism and Pen Circle), Himaprodi EKSYAR, dan lain sebagainya guna memobilisasi rekan relawan kampus yang ingin turut berpartisipasi melakukan penggalangan dana.

Para relawan IPI melakukan penggalangan dana di beberapa titik, seperti di depan kampus IPI, bundaran hertasning, mall yang ada di Makassar, sekitar jembatan kembar gowa, dsb. Dari galdan tersebut, selanjutnya dilanjutkan dengan menganalisa lokasi-lokasi yang dijadikan tujuan pengungsi, seperti rumah warga di sekitar Pattalassang Gowa, di belakang pabrik Coca Cola, Perumahan sekitar Pemda Gowa, Rumah sakit tempat pengungsi dirawat, dsb.
Di suatu lokasi, relawan menemukan keluarga yang terkena muntaber dikarenakan asupan gizi yang kurang dan factor cuaca. Para relawan memberikan bantuan sesuai kapasitas serta kebutuhan masing-masing pengungsi. Alhamdulillah, diantaranya telah terbagi di sekitar Makassar dan Gowa, dan sebagiannya dikirim ke Palu oleh pihak relawan dari komunitas lain.

Dalam salah satu agenda rutin kampus, yakni pengajian yang disebut dengan “wiridan”, ada seorang korban gempa Palu yang menjadi tamu kami. Beliau berbagi pengalaman serta inspirasi pada para audiens. Beliau bernama Pak Syamsuddin. Dia menggambarkan situasi mencekam detik-detik terjadinya gempa. Adanya likuifikasi, tanah yang bergelombang seperti laut saat gempa, dan pergeseran tanah, dan tsunami adalah fenomena tragis yang dialami oleh masyarakat. Tidak terkecuali pak Syamsuddin. Lantas apa yang membuatnya selamat?

Dia menjelaskan,”Ada seorang kiyai yang bertanya padanya. Apa kiranya hal yang membuatmu selamat? Saya menjawab tidak tahu. Lalu kiyai itu berkata bahwa ada doa seorang anak yatim bisu yang selama ini kau besaarkan dirumahmu”. Seketika dia tertegun. Dia berpesan pada jama’ah pengajian,”Ingatlah Allah, Baitullah, berbuatlah kebaikan, jangan tunggu disuruh. Allah yang akan bantu nantinya di saat kita kesusahan dengan cara yang tak terduga”.
Ada begitu banyak cerita pilu tersimpan dalam musibah ini. Kita hanya bisa saling menolong, saling mendoakan, agar semua yang tertimpa musibah diterima disisi Tuhan, diampuni dosanya, dan epada keluarga yang ditinggalkan agar bersabar dan tetap bangkit menjalani hidup.
Salam Kemanusiaan!
By: A.F. R
Komentar Terbaru