oleh azhar | Jan 31, 2019 | Berita, Pengumuman

Kegiatan workshop Academic Writing yang dilaksanakan di IPI ini merupakan kegiatan teamwork antara prodi TBI dengan Himaprodi TBI yg ditujukan khusus kepada seluruh pelaku pendidikan yang ingin menambah wawasan tentang bagaimana penulisan research yang baik.
Materi yg di bawakan yaitu yaitu seputar cara penulisan artikel secara akademik, contoh referensi, cara mengutip baik innote dan endnote, bagaimana memilah dan memilih link yang bukan predator untuk diterbitkan menjadi jurnal, dll. Materi ini dibwkn oleh Muh. Ahkam Arifin, yang selain menjadi salah satu dosen tetap di IPI, beliau juga berpengalaman dalam hal ini dengan latr belakang pendidikan double degreenya di Austli dan Master degree nya di Edinburgh, Inggris.

Jumlah peserta yang antusias hadir pada acara ini adalah sebanyak 68 orang dari berbagai kampus/sekolah sekitar Makassar-Gowa seperti dari UIN, UNISMUH, dsb. Target peserta workshop antara lain adalah pelajar (Mahasiswa/Siswa) dan non pelajar (Guru, Dosen, dll)
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 januari 2019 di aula kampus 1 IPI, Paccinongan, Gowa. Workshop yang diketuai oleh Syukryansyah Danial Haryanto ini terbilang sukses, Walaupun dipersiapkan dalam jangk waktu singkat. Menjadi EO seperti ini bukan hal yang sulit bagi mahasiswa/I IPI karena kampus ini sering membuat event bertaraf regional, nasional, maupun internasional yang menjadikan mereka sebagai panitia acara.
Penulis: Nurmawati (UKM JPC)
oleh azhar | Jan 30, 2019 | Berita, Pengumuman

Pada tanggal 10 Januari 2019, bertempat di aula UIN Alauddin Makassar, diadakan LICONELS (Literature Conference of English Students) bertaraf Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan oleh mahasiswa fakultas Adab dan Humaniora UIN Alasuddin Makassar, khususnya jurusan Sastra Inggris.
Event ini dihadiri oleh kalangan internal maupun eksternal kampus. Adapaun tema yang diusung dalam konferensi ini adalah “Enlightening and enhancing morality and Sprituality through Literary Works in Millenial Era”. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dalam dunia literasi yang ada kaitannya dengan nilai etika dan spritualitas di era digital.

Adapun Keynote Speakers yang melakukan presentasi artikel adalah Drs. Alwy Rachman, Dip TEFL, Muhary Wahyu Nurba,SS , Dr. Rosma Tami, S.Ag, M.Sc, M.A, dan beberapa alumni. Secara gaaris besar, para pemateri memaparkan karya sastra dan kaitannya dengan media serta pendidikan karakter dan spritual peserta didik dan bagi masyarakat pada umumnya.
Sementara itu, pembicara yang lolos seleksi artikel dari Institut Parahikma Indonesia adalah mahasiswa/i TBI yang memaparkan artikelnya dengan judul “Lecturers’ perspective on Students’ Politeness in Buginese Culture: A case study at The Parahikma Institute of Indonesia”. Mini Research ini meneliti tentang kesopanan mahasiswa/i IPI pada budaya Bugis menurut prespektif dosen-dosen dari seluruh prodi. Dalam waktu singkat dan tentunya dengan bimbingan dosen-dosen TBI, tim yang terdiri dari Ayu Nurtiza, Edi Sudrajad, dan Muhammad Aidil ini mampu merampungkan artikel penelitian mereka.
Seluruh dosen IPI selalu memotivasi peserta didik agar bisa berkompetisi dengan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. Di samping penelitian singkat tersebut bisa membuat mahasiswa mengaplikasikan academic writing, hal ini juga diharapakan bisa melejitkan kepercayaan diri, public speaking, maupun praktek bahasa inggris.
Penulis: Rezki Amir (UKM JPC)
oleh azhar | Jan 29, 2019 | Berita, Pengumuman

Paccinongan, 19-20 Januari 2019, bertempat di aula kampus I Institut Parahikma Indonesia (IPI) , telah diselenggarakan Latihan Dasar Organisasi (LDO) oleh unit kegiatan mahasiswa Journalism and Pen Circle (UKM JPC) yang berlangsung selama dua hari. Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak anggota-anggota organisatoris yang benar-benar mumpuni dalam mengemban dan menjalankan amanah, sehingga dapat menjadi pribadi yang profesional dalam dunia organisasi maupun dunia kerja nantinya.
Acara ini dibuka oleh Kasubag Umum Institut Parahkma Indonesia, yang mengapresiasi penuh kinerja para pengurus UKM, yang dapat menyelenggarakan suatu kegiatan tanpa persiapan dalam waktu yang lama, dan dapat berjalan dengann tertib dan lancar.

Kegiatan Laihan dasar organisasi ini, dihadiri oleh pemateri-pemateri yang berkompeten dan berpengalaman dalam kepengurusan organisasi. Dengan di adakannya Latihan Dasar Organisasi ini, diharapkan seluruh anggotaa UKM JPC kedepaannya dapat menjadi organisatoris-organisatoris sejati, sesuai dengan tema yang di angkat “Akselerasi Produktivitas Organisatoris yang Kredibel dan Responsif”, dan diharapkan pula, UKM JPC agar dapat berkolaborasi dengan UKM-UKM serupa di kampus-kampus lain, sehingga dapat tumbuh dan menghidupkan kembali budaya-budaya intelejensia di dunia kampus dan mahasiswa.
Beberapa materi yang dipaparkan antara lain mengenai Analisis Konflik dan SWOT, keorganisasian, keadministrasian, metode persidangan, dan Ke-JPC-an. Pemateri yang menyampaikan hal tersebut adalah para pembina UKM JPC serta pakar berpengalaman di bidangnya. Dengan semangat holistic dan intelejensia diharapkan seluruh anggota UKM ini bisa terus berkarya dan tetap solid satu sama lain.
Penulis: Rahmat Fauzan
oleh azhar | Jan 10, 2019 | Berita, Pengumuman

Dalam rangka meningkatkan potensi mahasiswa/i IPI khususnya pada bidang pembuatan video dan foto. Kegiatan ini bertemakan Inspiring Life by Photo and Video. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus I IPI, Paccinongan Gowa pada akhir bulan Desember 2018 tepatnya pada tanggal 29.
Pelatihan ini dihadiri oleh beberapa mahasiswa/i dari internal IPI maupun kalangan umum yang berminat meningkatkan passion mereka pada bidang ini. Kegiatan BEM IPI ini juga didukung oleh UKM Seni (Al Jazeerah) dan UKM Journalism and Pen Circle (JPC) yang ada di kampus ini.
“Kami berharap semoga peserta workshop kali ini mampu mengasah bakat melalui kegiatan workshop Videography and Photography. Kami dari BEM sangat mengharapkan apa yang disampaikan pada workshop kali ini dapat diaplikasikan. Seiring dengan perkembangan pada dunia teknologi saat ini yang akan terus meningkat, maka dengan itu melalui kegiatan ini kami berharap memunculkan jiwa yang sekreatif mungkin”, ujar Rini Basri selaku Ketua Panitia pada kegiatan kali ini.
Memahami agama sebagai suatu yang universal dengan mewujudkan generasi berperadaban. Kemudian yang kedua penguatan dalam hal penguasaan Bahasa Inggris. Yang terakhir adalah ICT. Photography dan videography sangat penting dan merupakan skill yang patut dikembangkan, tambahnya.

Adapun yang bertindak selaku pemateri adalah Arief Rakhmat Muslim yang berkiprah sebagai videographer, sutradara film, dan content creator bersama pemateri berpengalaman lainnya yakni Yasjudan Andika sebagai fotografer. Arief adalah sineas muda Makassar yang merupakan sutradara dan penulis skenario film Takut Denda.
Materi yang mereka sampaikan disambut dengan antusias tinggi oleh para peserta. Dengan fasilitas wifi yang ada di kampus dan laptop yang peserta miliki, menjadikan workshop ini mudah dipraktekkan. Dari beberapa torehan karya yang para pemateri hasilkan membuat para peserta terispirasi untuk berkarya juga seperti mereka.
Penulis: Khadijah (UKM JPC)
Editor: Aminah
oleh azhar | Jan 5, 2019 | Berita, Pengumuman

Institut Parahikma Indonesia kembali mengadakan kuliah umum dengan pembicara yang dulunya adalah santri rektor IPI di pondok pesantren modern IMMIM Putra Makassar sekaligus mahasiswa Prof. Azhar di IAIN Alauddin Ujung Pandang dengan disiplin ilmu bahasa Arab. Beliau sendiri bernama Ismail Suardi Wekke, Ph. D. binaan rektor IPI yang juga tamatan Australia.
Sambutan pertama sebelum kuliah umum tersebut adalah rektor IPI, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA., namun dalam hal ini diwakili oleh dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. “Pemateri adalah salah satu murid dari Prof Azhar di pondok pesantren IMIM, dan mahasiswa beliau di IAIN Alaudin Ujung Pandang. S2 beliau di Malang dengan masih jurusan yang serupa, yakni bahasa Arab sedangkan S3 beliau di luar negeri. Inilah yang di harapkan supaya mahasiswa Institut Parahikma Indonesia dapat memetik ilmu beliau yang pada hakikatnya juga adalah binaan Prof. Azhar. Serta dapat mewujudkan IPI ini sebagai mahasiswa yang berperadaban, cerdas, terampil”, ucap Mansyur, S. Pd. I., M. Pd. I.
Kuliah dengan tema “Masa Depan Studi Islam di Perguruan Tinggi di Indonesia” tersebut diadakan di kampus 2 Institut Parahikma Indonesia, Jl. Tamangapa Raya, Antang, tanggal 31 Desember 2018 dimulai pada pukul 13:00 WITA hingga selesai.

Ismail Suardi Wekke mengatakan bahwa beliau sangat bersyukur diberi kesempatan bertemu mahasiswa-mahasiswi Institut Parahikma Indonesia. “Saya seperti kembali ke rumah sendiri”, ujarnya. Bukan hanya disambut seperti datangnya anggota keluarga, bahkan diberi kesempatan untuk berdiskusi di dalam majelis ilmu. Di pikiran beliau akan berada di dalam ruangan kecil yang bisa mengobrol bersama-sama dan sambil nyantai. Tapi ternyata tak seperti ekspekstasi, beliau disambut dengan rangkaian acara.
Merupakan sebuah kebanggaan dan tentu beliau sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa juga kepada civitas akademika IPI. “Terima kasih ibu/bapak dosen dan adik-adik mahasiswa menyambut kedatangan saya dengan hangat”. Walau belum menjadi perhatian secara resmi, tetapi kedekatan secara emosional maupun keilmuan kepada bapak rektor mengantar langka kaki beliau sehingga dapat sampai ke Institut Parahikma Indonesia. Beliau pun sedikit bercerita pengalamannya ketika bersama Prof. Azhar Arsyad yang dimana Prof. Azhar-lah yang menjadi alasan kenapa beliau bisa keliling dunia, tambahnya.

Beliau pun berujar bahwa secara khusus beliau akan memberikan pandangan terkait dengan studi Islam perguruan tinggi, “Terakhir kita saksikan peresmian sekolah tinggi agama Islam di Majene, Sulawesi Barat. Ini bukan yang terakhir, masih banyak perguruan tinggi Islam yang lain. Belum lagi ada di Bali, Kupang ,NTT, tentu perguruan tinggi Islam swasta akan terus berkembang. Kita berhenti di situ tentang PTKIN. Pembahasan ini tentu bukan perguruan tinggi baru, kita lihat perguruan tinggi keagamaan secara makro, Kamis, 20 Desember lalu menjadi momentum Universitas Muslim di Makassar mencari akreditasi insitusi. Setelahnya Universitas Islam Negri Alpin, yang juga memiliki transformasi dari Prof. Azhar waktu itu. Dan saat ini UIN Alauddin yang juga merupakan hasil rintisan rektor IPI memiliki status unggul. Hal ini menjadi bukti bahwa perguruan tinggi keagamaan mampu bersaing dengan perguruan tinggi umum”, ucap beliau dengan antusias.
Selain itu, beliau sedikit menyinggung bencana-bencana yang terjadi belakang ini dan mengatakan hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah soal kesadaran lingkungan, bencana demi bencana senantiasa datang, kita tidak punya kuasa sama sekali, kita berada di garis pantai terbentang luas yang paling panjang di dunia. Olehnya, ancaman tsunami selalu mengintai kita sepanjang masa, begitu pula gunung api yang berjejer tak kurang dari 180. Semuanya juga setiap saat dapat mengluarkan abu vulkanik bahkan erupsi yang bisa saja terjadi saat kita tertidur lelap, atau sementara kita sedang menyantap suatu hidangan. Atau barangkali sedang menikmati alunan musik. Solusinya saat menghadapi bencana harus menjadikannya bagian dari kehidupan kita. Hanya saja, karena tidak tersedianya sistem peringatan yang tidak memadai, kita tidak punya keterampilan akan hal tersebut, dan juga teknologi yang tidak kita kuasai. Maka dari itu perguruan tinggi harus terampil dalam kondisi seperti itu, membangun keterampilan untuk menghadapi bencana.
Perguruan tinggi Islam tidak boleh mengasingkan diri pada persoalan lingkungan, termasuk soal bencana dan mengatasi semua hambatan, akan tetapi justru sebaliknya. Islam sejak awal memperingatkan kepada kita bahwa kerusakan justru berawal dari masalah kemanusian. Selain itu, perguruan tinggi juga harus memiliki ciri khas tersendiri. Dengan ciri khas itu lah semestinya menjadi keunggulan perguruan tinggi islam, sesekali melihat sejenak bagaimana tata kelola perguruan tinggi kita di negara lain, tetapi tidak boleh lengah, melihat perguruan tinggi lain tidak boleh malah membuat kita berkecil hati, dan kemudian cara pandang kita tidak boleh seperti cara pandang mereka, kita wajib memiliki cara pandang sendiri karena masalah yang kita hadapi juga memiliki konteks sendiri.
Dengan demikian, pilihan Institut Parahikma Indonesia yang menjadikan ilmu Hikmah ujung keilmuan merupakan pilihan yang sangat tepat. Banyak konteks-konteks keislaman tidak disadari langsung kepada orang yang tidak menganut agama islam, pada kondisi inilah posisi kita wajib hadir dan menampakkan kebenaran itu. Kehadiran IPI pastinya diharapkan bisa menjadi penengah pada permasalahan-permasalahan di atas.
Begitulah pemaparan pemateri dalam kuliah umum ini. Para peserta diajak untuk optimis dalam menjadikan IPI sebagai perguruan tinggi islam yang mampu bersaing dengan kampus ternama lainnya. Karena itulah, rektor IPI mengangkat beliau selaku Kepala Pusat International Affairs yang akan melaksanakan tanggung jawabnya dalam menjalin kerjasama dengan institusi di luar negeri baik berupa double degree program, student exchange, dsb.
Oleh : Hafiz As’Ary dan Mursyidin yusuf (UKM JPC)
Editor: Aminah
Komentar Terbaru