Seminar Otoritas Jasa Keuangan

Seminar Otoritas Jasa Keuangan

OJK 2

MAKASSAR Sabtu, 30 Maret 2019 tepatnya di Hotel Aston Makasar telah terselenggara Seminar dan Roadshow yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tema “EDUKASI KEUANGAN bagi komunitas Investor, Karyawan, dan Pengusaha “ yang bekerja sama dengan departemen literasi dan inklusi keuangan.

Adapun yang menjadi pemateri pada seminar kali ini merupakan orang yang sangat mumpuni dan berpengalaman di bidang investasi diantaranya bapak Ryan Filbert, Dicky dan beberapa pembicara lainnya.

Didalam materi yang di sampaikan oleh bapak Ryan Fillbert yang merupakan orang berpengaruh dalam perekonomian di Indonesia tidak hanya itu beliau juga merupakan penulis16 buku best seller didalam materinya beliau menyampaikan mengenai reksa dana dimana pada perbankan itu sendiri hanya sebagai agen penyalur/ penjual reksa dana, yang menjadi pihak pengelola ialah manajer investasi reksa dana. Apabila kita pemula dalam menanam saham sebaiknya di mulai dari reksa dana.

Reksa dana itu terdiri atas 4 macam diantaranya :

  1. Reksa dana pasar uang sama dengan deposito jangka waktunya 1 tahun.
  2. Reksa dana pendapatan tetap sama dengan obligasi jangka waktunya 1 – 3 tahun.
  3. Reksa dana pasar campuran jangka waktunya 1 – 5 tahun.
  4. Reksa dana pasar saham > 5 tahun.

OJK 3

Sebagai pemula kita bisa memulai reksa dana pasar saham atau kita juga bisa mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai kebutuhan kita kedepannya, karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda – beda. Dimana kaya itu perlu di rencanakan dan miskin tidak perlu di rencanakan.karena prinsip seseorang dikatakan betul – betul kaya ialah jikalau mereka tidak pernah mengeluarkan uang sama sekali, papar Emi selaku salah satu peserta seminar tersebut.

 

 

Penulis: Emi sri rahayu Fatimah (UKM JPC)

Peran Pemuda dalam Menyuburkan Perdamaian & Menjaga Persatuan

Peran Pemuda dalam Menyuburkan Perdamaian & Menjaga Persatuan

KIta bhineka 1

KITA BHINEKA TUNGGAL IKA salah satu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan anti kekerasan yang ada di Makassar menyelanggarakan TFPE (training for peace educator), yang berlangsung selama dua hari terhitung sejak Sabtu-Minggu (29-30/03/2019) bertempat di kantor KITA BHINEKA TUNGGAL IKA di Jl. Pettarani, Ruko The Sulthan, Kota Makassar.

Training ini dimaksudkan untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan kedepannya setelah mengikuti Training tersebut para peserta akan di berikan follow up, untuk dipersiapkan sebagai Trainer yang akan mengajarkan nilai-nilai perdamaian kepada masyarakat luas. Mengingat tingkat kekerasan yang terjadi di Indonesia dan kota-kota besar masih berada pada angka yang sangat tinggi.

Dikutip dari berita merdeka.com, Komisi Perlindungan Anak KPAI 2018 merilis data, tercatat 445 kasus jumlah tersebut meningkat hampir 100 kasus dibanding tahun lalu, 338 kasus, dan dua tahun lalu yang hanya 327 kasus. “Hal ini meningkat dikarenakan tahun ini informasi kami dapat lebih banyak, kemajuan teknologi mendukung informasi A1 lebih cepat kami dapat”, jelas komisioner KPAI Retno Listiyatri di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Kamis (27/12). Dari data KPAI, kekerasan fisik dan bully masih menjadi kasus terbanyak yang diderita anak dalam bidang pendidikan. Hal ini meningkat drastis di kalangan siswa seiring kemajuan internet. “Bully terjadi via daring, media sosial, melakukan body shaming, sharing video yang mengacu pada hal kekerasan seperti menyilet pergelangan tangan,” jelas Retno.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, tetapi memiliki visi yang sama untuk mengembangkan pendidikan dan pedamaian seperti Dosen, Pembina Pondok pesantren, mahasiswa, bahkan editor film. Para peserta mengikuti rangkaian training dengan penuh semangat dan antusias.

kita bhineka 2

Salah satu Mahasiswa Insitutut Parahikma Indonesia, Rahmat Fauzan, menyampaikan pendapatnya,“ kegiatan ini sangat menarik dan sangat memberikan pengetahuan baru kepada saya. Para peserta diedukasi untuk memahami nilai-nilai perdamaian dengan cara yang menarik, disertai dengan games-games yang seru. Saya paling manyukai salah satu materi yaitu manajemen kelas, dimana peserta dilatih cara untuk memberikan sambutan, apresisasi, dan ice breaking yang tentunya sangat menyenangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran sekolah.” “Ilmu dari kegiatan ini merupakan modal besar untuk saya, sebagai calon pengajar” tambahnya.

Dengan adanya mahasiswa IPI/i yang mengikuti kegiatan semacam ini, menunjukkan bahwa pihak birokrasi IPI senantiasa memotivasi dan mengispirasi mahasiswa untuk berinisiatif menambah wawasan kebangsaan, conflict resolution, menjaga perdamaian, dan merawat toleransi.

 

Penulis: Rahmat Fauzan (UKM JPC)

 

Kunjungan Rektor IPI ke Inggris sebagai Visiting Professor and Observer

prof azhar di inggris 3

Foto bersama usai memberi perkuliahan mahasiswa University of East London

Menjadi Visiting Professor di beberapa negera adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh Rektor IPI, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. Dari lebih 32 negara, kali ini Inggris menjadi tujuan negara dimana beliau menjadi Visiting Professor dan Observer dalam meneliti pentingnya bahasa inggris, inner capacity, serta Online System  (trilogy system) untuk berkiprah pada rana akademis dan berkompetisi di era digital sekarang ini.

Di sela-sela kesibukannya, Rektor IPI tersebut menyempatkan diri untuk mengabari kami yang ada di tanah air Indonesia, tentang perkembangan penelitian serta pengajaran beliau di salah satu kampus di Inggris, dengan berkantor di lantai III gedung School of Technology and Innovation University of East London (UEL). Kampus University of East london ini berada di Pusat kota London dikitari oleh sungai terkenal Themes dan disebelahnya ialah salah satu bandara antar negara Eropa. Kunjungan kali ini bekisar satu bulan, sejak seminggu yang lalu.

Saya mewawancarai beberapa Professor dan ternyata IPI is on the right track dalam berpandangan bahwa di zaman milenial ini yang paling mendasar dan penting adalah penguasaan bahasa Inggris dan computer literacy termasuk di dalamnya online system. Mereka juga sepakat bahwa di era milenial ini semua muatan mata kuliah ada dalam google termasuk fisika, kedokteran, agama, apalagi sosial. Sehingga kita harus lakukan transformasi secepat dan sesegera mungkin, paparnya.

Beliau juga menambahkan bahwa kita tidak boleh lagi mengajar hanya bahan-bahan yang pernah diajarkan guru dosen pendahulu yang hidup di zaman enam tujuh tahun yang lalu. IPI itu harus keep up with the Joneses. Mata kuliah agamapun harus fokus kepada value nya yaitu “innamaa buitstu liutammima makaarima al akhlaaq“, waktu Rasulullah mengajarkan kepada umatnya peetama kali tanpa di otak atik oleh ilmu-ilmu alat dan perbincangan agama yang berbelit-belit makan waktu, tenaga, pikiran, dan bahkan dana. Semua hal tersedia di internet.

prof azhar di inggris 4

Berisitirahat di kantor gedung lantai III UEL disela rutinitas

Sisanya yang belum ada itulah F2F. Itupun juga hanya dalam rangka praktek nilai nilai dalam keseharian, seperti kejujuran, loyalitas, amanah, dan fathanah atau wisdomic. Anak anak kita harus punya skill. Tapi dosen dan pegawai harus punya skill duluan. Persaingan masa depan akan dimenangkan oleh yang punya skill bahasa Inggris, komputer dan kedisiplinan tinggi, kesungguhan dan kerja keras, bukan asalan asalan. Ini butuh perjuangan, Prof. Azhar menambahkan.

Apa yang terjadi di negara kita, contohnya dalam penyebaran informasi yang mengandung hatespeech maupun hoax, adaalah contoh dari sikap non ilmiah kita. Di masa sekarang, kita harus fokus mencerdaskan peserta didik dahulu untuk masa depan mereka di dunia dan di akhirat dan tidak  larut tanpa tabayyun. Untuk tabayyun perlu waktu, tenaga, otak atik pro dan kontra, pikiran, padahal mereka lah yang menikmati duduk sebagai menteri, bupati, gubernur, anggota dewan, pejabat, dsb. Pekerjaan kita adalah mencerdaskan diri kita dan anak anak kita yang akan hidup di masa yang akan datang yg lebih kompetitif di zaman milenial dan hubngan antar bangsa dan negara. Harus ada prioritas. Dengan skill dan ilmu kita kita membantu mereka yang benar dan mengingatkan serta meluruskan yang salah dengan hasil pendidikan anak anak kita yang siap berkompetisi

Prof Azhar juga mendapatkan undangan makan malam oleh vice chancellor atau rektor University of East London di pusat apartemen mewah pusat kota London daerah Canary Whorf. Selain melakukan observasi dan mengajar mahasiswa , rektor IPI tersebut juga melakukan beberapa wawancara terkait trilogy system. Diantaranya adalah Prof. Fawad Inam sebagai Head of Engineering and Computing Department, yang sepakat dengan konsep tersebut. Dr. David Tann Head of School serta Dr. Aaron Kans sebagai Head of Undergraduate Computing Programmes, juga  menyatakan bahwasanya Bahasa Inggris dan, inner capacity serta online system perlu dikuasai

Prof. Hassan Abdalla, Dean of College of Arts, Technology and Innovation atau wakil rektor UEL dan dekan, yang  pernah diminta jadi menteri tapi dia menolak, menyatakan memang bahasa Inggris dan ICT serta wisdom knowledge sangat mendasar pentingnya, karena itulah yang dibutuhkan dalam zaman now. Gaurav Malik, selaku Senior Lecturer in Computer Systems and Network juga sangat kuat mendukung ide IPI dalam menjadikan trilogy system tersebut sebagai pilar pengembangan generasi muda millennial yang musti memiliki ciri civilized, smart, and skillful.

kunjungan prof azhar inggris 2

Rektor IPI memaparkan perkuliahan selaku visiting professor and observer di School of Technology and Innovation University of East London.

Untuk menerapkan pilar tersebut, IPI telah mengintegrasikan bahasa inggris, ICT, serta penanaman nilai akhlaq pada mahasiswa/i sejak awal semester hingga akhir jenjang perkuliahan agar di kemudian hari, setelah menjadi alumni dan berkecimpung di tengah masyarakat, bisa menjadi pribadi professional dalam karir, berkepribadian luhur, mampu mengoperasikan online system secara bijak dan terampil, dan selamat serta bahagia di dunia maupun akhirat.

 

Penulis: Amhy Faerob

 

Merajut  Masa Depan di Kelas Inspirasi Makassar (KIM) 7

Merajut Masa Depan di Kelas Inspirasi Makassar (KIM) 7

KIM 7 juga

Tak dapat dipungkiri bahwa manusia dikenal dengan sebutan Zoon Politicon atau lebih dikenal dengan sebutan ‘makhluk sosial’. Sudah menjadi suatu keharusan untuk menghidupkan kepedulian terhadap orang lain terhadap semua kalangan. Setiap orang punya stigma yang berbeda-beda, baik individual ataupun komunal.

Salah satu komunitas yang peduli akan orang di sekelilingnya adalah Kelas Inspirasi Makassar (KIM). KIM ialah sebuah komunitas dimana mereka dikenal dengan sebutan “Inspirator”, bergelut di bidang pendidikan, spesifiknya kepada anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar.

KIM juga adalah organisasi yang dicetuskan oleh beberapa alumni Indonesia Mengajar yang kemudian salah satunya berkembang di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kelas Inspirasi Makassar mengadakan kegiatan tahunan yang disebut dengan Hari Inspirasi, yaitu satu hari di mana notabene yang menjadi pengajar bukanlah pengajar, dosen/guru tapi berbagai macam profesi, seperti tentara, arsitek, polisi, insinyur dan lain-lain.

Tahun ini adalah yang ke-7 kalinya diadakan Hari Inspirasi. Terdapat 14 sekolah yang menjadi tempat para relawan pengajar dan dokumentator menginspirasi anak-anak SD. Seperti di SDN Lakkang, SDN Tamamaung, SDI Paropo, SDI Gunung Sari Baru, SDI Rappojawa dan masih banyak lagi.

Dalam kesempatan ini terdapat kurang lebih 100 relawan pengajar dan 30 relawan dokumentator (photographer dan videographer). Namun sebelum itu, ada yang menjadi pelopor terpilihnya para relawan tersebut. Panitia. KIM kali ini dikoordinatori oleh Therry Algifary. Adapun panitia yang ikut terlibat (mahasiswa IPI) adalah Mursyidin Yusuf dan Nurhadisa khusunya di divisi recruitment.

Divisi yang menangani kandidat relawan dan fasilitator serta sebagai interviewer disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh KI. Pada hari Briefing, Therry mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin KI dan paling sukses di Sulawesi. “Saya banyak belajar di KI ini dan saya harap kegiatan ini tidak stagnan di KIM 7”, ujarnya.

Salah satu sekolah yang memberikan izin Kelas Inspirasi

Makassar menginspirasi warganya adalah SDI Gunung Sari Baru. Kepala SD tersebut menuturkan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini adalah salah satu kegiatan sosial yang sangat berkesan. Terutama sekolah yang menjadi Hari Inspirasi. “Ini bukan kali pertama

 

 

Kelas Inspirasi Makassar datang di sekolah kami, di KIM 4 juga pernah. Jadi KIM 7 ini pasti akan lebih spektakuler lagi,” ucap pak Syamsul.

KIM 7 again.jpeg

Dengan tema “Merajut Mimpi Bersama Anak Negeri”, pastinya Kelas Inspirasi Makassar memaksimalkan segala keperluannya, mulai dari rekruitment panitia, pengajar dan dokumentator, fasilitator, hari briefing, hari inspirasi, dan berakhir di hari refleksi  sore tadi. Tak perlu banyak tenaga untuk menyukseskan kegiatan tersebut , cukup dengan menerapkan 7 sikap dasar KI, maka semuanya akan baik-baik saja.

Adapun 7 sikap dasar itu adalah sukarela, bebas berkepentingan, tanpa biaya, siap belajar, turun tangan langsung, siap bersilaturahmi dan tulus. Akhirnya, dengan menerapkan 7 sikap dasar tersebut, Hari Inspirasi KIM 7 yang jatuh pada Senin 18 Maret 2019 dan berakhir di Hari Refleksi pada Minggu, 24 Maret 2019 tersebut membuahkan hasil.

Semua sekolah dengan tangan terbuka menyambut kedatangan teman-teman inspirator. Tetap berkarya dan tumbuhkan kepedulian kepada siapapun, termasuk anak-anak. “Relawan itu tidak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi tak ternilai”. –Anies Baswedan (Pencetus Indonesia Mengajar).

 

Oleh: Yuda Al-Awwam (UKM JPC)

Bersama KPK dan ICW, Mahasiswa IPI Lawan Korupsi

Bersama KPK dan ICW, Mahasiswa IPI Lawan Korupsi

SocMed4SocGood 2

Data Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK) menunjukkan bahwa tindak korupsi di Indonesia pada tahun 2018 berada di peringkat ke 4 tingkat ASEAN. Di tahun 2019 ini, tingkat kejahatan tindak pidana korupsi mencapai 15%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada zona degradasi ‘tindak kejahatan’ di dunia.

Klasifikasi korupsi berdasarkan UU No. 31/1999 jo 20/2001 ada 7, yaitu, kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, perbuatan pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.

Selain kedua data valid di atas, jenjang kasus korupsi di Indonesia berdasarkan aktor/pelakunya diurut dari ASN (375 orang), swasta (235 orang), ketua/anggota DPRD (127 orang), kepala desa (102 orang), kepala daerah (37 orang), dirut/karyawan BUMN (28 orang), aparatus desa (22 orang), dirut/karyawan BUMD (15 orang), ketua/anggota kelompok atau organisasi (13 orang), dan kepala sekolah (12 orang). Data Indonesian Corruption Watch (ICW) dan beberapa data di atas menjadi latar belakang diadakannya kegiatan “The Role of Social Media in Fighting Corruption”  yang bertempat di Travellers Hotel Phinisi, Makassar.

Tak hanya berbicara korupsi, kegiatan tersebut berorientasi pada sosial media dan bagaimana menjadi user yang bijak. Baik di Youtube, Instagram, Facebook, Twitter dan akun media sosial lainnya. Kegiatan dengan tagar SocMed4SocGood tersebut menghadirkan 3 pembicara utama, yaitu Akhyari Hananto, founder and Editor Chief GNFI, Edy Pang, desainer dan tenaga ahli IndonesiaBaik.id, Lalola Easter, peneliti dari Indonesian Corruption Watch (ICW).

Selain itu, kegiatan yang digelar di 7 kota di Indonesia ini menghadirkan 15 komunitas yang ada di Makassar dengan jumlah 30 peserta. Di antaranya adalah Panrita.id, komunitas Satu Atap, Ginan.id, UKM Creative Language Forum, Gusdurian, KITA Bhinneka Tunggal Ika, Duta Damai, dan Beasiswa 10.000 Makassar. Bukan hanya itu, ada 1 komunitas yang datang jauh-jauh dari Sulawesi Barat untuk mengikuti kegiatan ini,HIMAHI UNSULBAR.

Yang menarik dari kegiatan ini adalah “Unimaginable Meeting”.  Nurul Mutmainnah dan Andi Marami Emir Makkasau dari UKM Creative Language Forum, Hasrianti Hadi dan Asrina Usman dari Beasiswa 10.000 Makassar, Mursyid dari KITA Bhinneka Tunggal Ika dan Nur Azizah. S dari Duta Damai bertemu di tempat yang sama tapi dengan komunitas yang berbeda. Meski dengan komunitas masing-masing, mereka tetap beralmamater Institut Parahikma Indonesia yang Berperadaban, Cerdas dan Terampil.

Kegiatan yang  diadakan oleh #ObatManjur (Orang Hebat, Main Jujur) ini bekerjasama dengan Embassy of The United States, Arcanum dan didukung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), GoodNews, ICW, YOT Surabaya, Forum Duta Wisata Balikpapan (FDWB), Sakti, Bengkulu Youth Forum (BYF) dan Ngopi Nyastro. SocMed4SocGood tersebut dirangkaikan dengan boardgame yang merupakan rintisan dari Arcanum.

SocMed4SocGood 3

Boardgame tersebut bukan sekadar permainan, terdapat nilai-nilai penting sebagai bentuk aspirasi penolakan korupsi di Indonesia. Pun sebagai pengetahuan bahwasanya korupsi-lah yang membuat citra Indonesia buruk di dunia. Permainan tersebut bukan permainan yang memerlukan gawai, tapi permainan jadul yang telah dimodikasi sesuai dengan visi-misi Arcanum, KPK dan ICW.

Mahasiswi MPI yang dengan membawa nama “Duta Damai” mengemukakan bahwa kegiatan tersebut merupakan landasan baru yang positif, “Kesannya itu, yah, sangat mengesankan”, ucap Azizah. “Selain itu, boardgame yang digunakan adalah metode yang praktis karena mengandung nilai kejujuran dan ramah lingkungan”, tambahnya.

Selain itu, Ryanti mengemukakan bahwa dirinya sangat bersyukur menjadi bagian dari SocMed4SocGood, banyak pengalaman baru yang didapatkan dan pastinya bermanfaat untuk banyak orang, baik itu teman, komunitas, ataupun keluarga, terutama esensi menolak korupsi dan bibitnya. Lantas “Ada Apa dengan Koruptor? yang masa bodo dengan itu semua” ujarnya.

“Kegiatan ini menyadarkan saya bahwa kita adalah generasi penerus, menjadi penentu bangsa nantinya. Maka dari itu, salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan dari sekarang adalah utilizing media sebaik mungkin”, ujar delegasi Beasiswa 10.000 Makassar tersebut.

Sesuai dengan nama kegiatannya, peranan sosial media menjadi salah satu inisator untuk merubuhkan pelaku korupsi di Indonesia. Lalola menjelaskan bahwa sosial media adalah alat yang bisa gunakan untuk melawan pelaku korupsi, tergantung sebijak apa kita menggunakannya. Sebagai bentuk penolakannya, ICW membuat poster “Mundurlah atas nama keadilan” dengan mempelesetkan gambarnya.

Menjadi bagian dari kegiatan  keren tersebut adalah kebanggan tersendiri bagi Nurul Mutmainnah, perwakilan UKM Creative Language Forum (CLF) IPI, dan tak semua orang berpeluang mengikutinya, “Saya dapat berkomunikasi langsung dengan orang-orang hebat di kegiatan ini. Saya berharap kegiatan ini berkelanjutan dan dapat diaplikasikan”, ucapnya.

SocMed4SocGood

The Role of Social Media in Fighting Corruption” ini berlangsung selama 2 hari, 23-24 Maret 2019. Mursyid (KITA Bhinneka Tunggal Ika) juga menuturkan bahwa kita yang merupakan gen Z adalah nahkoda generasi berikutnya, “Nahkoda, yang menentukan ke arah mana bahtera ini akan berlayar”, tutupnya.

 

Penulis: Yuda al-Awwam (UKM JPC)