Mahasiswa IPI Kerap Kali Laksanakan Community Service Guna Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Mahasiswa IPI Kerap Kali Laksanakan Community Service Guna Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Makassar – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Institut Parahikma ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan meluncurkan program Volunteer Expedition ke pulau dengan mengunjungi dua pulau, yakni Pulau Lumu-Lumu dan Pulau Lanjukang yang berada di Kota Makassar. Kegiatan ini dilangsungkan selama 4 (empat) hari sejak tanggal 1-5 Februari 2025 dengan menjajaki kedua pulau tersebut.

WhatsApp Image 2025-02-05 at 16.00.58
WhatsApp Image 2025-02-05 at 16.00.57
WhatsApp Image 2025-02-05 at 16.00.56 (2)
WhatsApp Image 2025-02-05 at 16.00.56
WhatsApp Image 2025-02-05 at 16.00.55
WhatsApp Image 2025-01-25 at 11.18.37
WhatsApp Image 2025-01-25 at 11.18.33
WhatsApp Image 2025-01-25 at 11.18.32
WhatsApp Image 2025-02-05 at 15.54.32
previous arrow
next arrow

Program ini dilaksanakan sebagai upaya mendukung pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di pulau yang mana pulau termasuk ke dalam kategori daerah terpencil. Sulit terjangkaunya akses dari kota ke pulau untuk menelurkan pengetahuan, sehingga keterbatasan itu membuat dukungan angka putus sekolah. Belum lagi menyoal fasilitas sekolah. Dengan begitu, sejumlah 9 (Sembilan) orang mahasiswa HMPS MPI Institut Parahikma ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan menjadi relawan dalam perjalanan ekspedisi yang menyasar Sekolah Dasar serta masyarakat di dalamnya.

Program pengajaran di Sekolah Dasar dilangsungkan di Pulau Lumu-Lumu selama 2 (dua) hari. Kegiatan ini pun mendapat sambutan hangat dari guru honorer di sekolah tersebut dengan menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian mahasiswa volunteer terhadap pendidikan di pulau ini. Guru tersebut lanjut menceritakan tantangan yang dihadapinya serta guru lainnya ketika mengajar dengan keterbatasan fasilitas sekolah. Kunjungan ke sekolah itu dilengkapi dengan membuat lomba edukasi untuk menambah pengetahuan anak dengan seru.

Pada dua hari berikutnya volunteer menyasar Pulau Lanjukang yang jarknya tidak begitu jauh dari Pulau Lumu-Lumu. Di tempat itu mereka kembali merebut perhatian masyarakat. Selain angka putus sekolah, angka kemiskinan juga menjadi faktor tertinggalnya masyarakat di pulau tersebut. Upaya ini dilakukan dengan memberikan pakaian layak kepada masyarakat, terutama seusia anak Sekolah Dasar dan para ibu. Salah satu  masyarakat mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan motivasi bagi anak-anak untuk tetap bersekolah dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Penyampaian tersebut sejalan dengan laporan Ketua HMPS MPI, “Di era serba akses di tahun 2025 harapan kami tidak ada lagi anak yang putus sekolah. Putus sekolah angka berdampak pada angka kemiskinan. Kemiskinan ini yang dicegah agar tidak membuahkan kriminalisasi. Maka kehadiri kami sebagai mahasiswa menjadi volunteer, merelakan banyak kesempatan kami ke tempat ini.

WhatsApp Image 2025-03-16 at 12.28.18
WhatsApp Image 2025-02-06 at 15.38.32
WhatsApp Image 2025-02-06 at 15.36.16 (2)
WhatsApp Image 2025-02-05 at 22.29.00 (6)
WhatsApp Image 2025-02-06 at 15.36.16
WhatsApp Image 2025-02-04 at 07.57.48 (5)
WhatsApp Image 2025-02-05 at 22.29.00 (7)
WhatsApp Image 2025-02-05 at 22.29.00 (4)
WhatsApp Image 2025-02-05 at 22.27.54 (4)
WhatsApp Image 2025-02-05 at 22.27.54
WhatsApp Image 2025-02-05 at 22.27.01 (1)
WhatsApp Image 2025-02-04 at 07.59.32 (3) - Copy
WhatsApp Image 2025-02-04 at 07.57.48 (4)
WhatsApp Image 2025-02-04 at 07.57.48 (3)
WhatsApp Image 2025-02-04 at 07.57.48 (2)
WhatsApp Image 2025-03-16 at 12.35.12 (2)
WhatsApp Image 2025-03-16 at 12.35.12 (1)
WhatsApp Image 2025-03-16 at 12.35.12
WhatsApp Image 2025-03-16 at 12.35.11
previous arrow
next arrow

Tak hanya prodi MPI, beberapa prodi lainnya juga memiliki kegiatan serupa yang bercita-cita untuk mencerdaskan bangsa melalui kegiatan Community Service semacam ini. Dari tugas mata kuliah Filsafat pendidikan, mahasiswa prodi PAI mengajar di Panti Asuhan Al-Amin dan Sekolah Alam Insan Kamil, Samata. Mahasiswa MPI berbagi ilmu ke anak jalanan Lampu Merah Perempatan Alauddin Mallengkeri, sementara dari TBI jadi volunteer ngajar di CEMC (Circle English Meeting Club) di Benteng Rotterdam. Untuk tugas mata kuliah Literature in ELT, para mahasiswa berbagi ilmu dengan mengajar di Mushalla Nurul Harfiah yang terletak di Jl. Dg, Tantu No. 16 Rappokalling, Makassar, di Rumah Tahfidz Husnuddi Walamin yang terletak di parang tambung kec. Tamalate. Kota Makassar, dan di MA As-shalihin, Gowa.

Terkhusus di bulan puasa ini, mahasiswa EKSYAR berbagi Sahur on the road, sementara UKM Majelis Tabligh Parahikma berbagi takjil di masyarakat. Ada banyak jalan untuk berbagi baik itu berbagi makanan, ilmu, serta pengalaman yang dilakukan oleh mahasiswa IPI.

Oleh: Ms. Adiba

Institut Parahikma Indonesia Gowa Gelar Wisuda Angkatan III

Institut Parahikma Indonesia Gowa Gelar Wisuda Angkatan III

Pada hari Rabu (02/11), sejumlah 42 wisudawan/wisudawati Institut Parahikma Indonesia (IPI) dikukuhkan. Ada 29 alumni dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang terdiri dari 3 prodi yakni Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Sementara itu ada 13 alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

Acara wisuda bagi angkatan ke-III kali ini diadakan di Hotel Swiss-Bell, Makassar. Adapun wisudawan/wati terbaik tingkat institut yaitu peringkat pertama yakni Muh. Agus Wijaya dari TBI, peringkat kedua yakni Muhajirah B dan ketiga Firman, keduanya dari MPI. Hebatnya ketiga peringkat terbaik tersebut meraih IPK sempurna yaitu 4,00.

Dalam penyampaian pesan dan kesan, Agus dan Muhajirah tampil berdua secara apik bergantian dengan kombinasi bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Makassar. Muhajirah, yang bercadar, pada mulanya mengungkapkan kekhwatirannya ketika ia ingin aktif berorganisasi tetapi kurang mendapat restu oleh orang tuanya. Namun, ia bertekad untuk membuktikan bahwa organisasi tidak akan mengangggu akademiknya. Ira, panggilannya, sukses menyeimbangkan akademik dan organisasi. Ia berhasil menjadi ketua himpunan dan sekretaris dewa mahasiswa dan berhasil selesai dengan 4,00.

IPI yang bermotto berperadaban, cerdas, dan terampil ini senantiasa mengasah trilogi IPI yakni bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom. Dalam sambutannya, Rektor IPI mengungkapkan segudang prestasi mahasiswa/i IPI di berbagai bidang seperti bahasa Inggris, seni, karya tulis ilmiah, olahraga, MTQ, baik dalam kancah regional, nasional, maupun internasional. Prestasi tersebut tentunya dikarenakan didikan para dosen alumni luar negeri yang berjumlah 14 orang dan dosen-dosen lain yang merupakan alumni terbaik dalam negeri dari kampus terkemuka di Indonesia.

Rektor IPI menekankan bahwasanya Bahasa Inggris yang diajarkan di IPI bukan sistem hafal tenses, tapi lebih merujuk pada Theory A and B.  Prof. Azhar yang sebelumnya juga adalah Rektor UIN Alauddin 2 periode menyoroti kegagalan pengajaran bahasa Inggris di tingkat SMA dan SMP yang dinilainya tidak berhasil dan justru membuat bahasa Inggris menjadi momok.

Menariknya, ketika sedang memberikan sambutan, Prof. Azhar tiba-tiba memanggil salah satu peserta wisuda yaitu Andi Iqram Anas. Iqram adalah mahasiswa TBI yang baru balik dari Amerika Serikat melalui pertukaran mahasiswa bernama UGRAD. Sebuah program yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Amerika Serikat bekerja sama dengan AMINEF. Sementara orasi ilmiah dibawakan Prof. Muhammad Yaumi, M. Hum, MA. Dalam orasinya Prof. Yaumi membahas artificial intelligence. Disebutnya artificial intelligence akan menggantikan jutaan pekerjaan manusia seperti di India. Namun, hegemoni artificial intelligence dapat ditangkal dengan tiga pilar di IPI yaitu bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom (ilmu hikmah).