Forum Lingkar Pena (FLP) bekerjasama dengan UKM Journalism and Pen Circle IPI menggelar Dialog Literasi dengan tema “Menyudahi Darurat Demokrasi dengan Mendaras Literasi” di Kampus 1 Institut Parahikma Indonesia (IPI) Paccinongan Gowa. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Pelantikan pengurus wilayah FLP Gowa dengan Ketua Umum yakni Muhammad Asriady yang juga adalah pemateri dalam dialog tersebut dan salah satu dosen pada prodi Pendidikan Agama Islam IPI.
Selain Asriady, dialog tersebut juga menghadirkan seorang pakar penulis serta sutradara yakni bapak Yudhistira Sukatanya yang tidak banyak tahu bahwa nama aslinya adalah Edi Tamrin. Dalam pemaparannya Asriady menyampaikan bahwa keadaan literasi ditengah demokrasi menurut Programme for International Student Assessment UNESCO khususnya di Indonesia berada pada urutan 64 dari 65 negara . Sementara tingkat membaca siswa Indonesia berada pada urutan ke 57 dari 65 negara. Dan menyampaikan pesan ayahanda Dr. Abdul Gaffar “Manusia yang terbaik bukanlah yang hanya banyak sholat dan ibadahnya, tapi manusia yang banyak berguna dam bermanfaat bagi manusia lainnya”
“Jika kesuksesan masa kini dan masa depan ingin anda raih, berpijaklah pada pendahulu hebat yang sukses. Jika ingin menjadi penulis yang hebat dimasa kini dan masa depan, berpijaklah pada penulis masa lalu yang sukses. Pesan Imam Ali: Jangan sekali-kali merasa malu berkata: “Aku tidak tahu”, apabila ditanya sesuatu yang memang kalian tidak ketahui. Jangan sekali-kali malu belajar sesuatu yang memang kalian tidak ketahui , bersabarlah selalu, sebab hubungan antara sabar dan iman, sama seperti halnya kepala dan tubuh, maka tak ada gunanya tubuh tanpa kepala dan tak ada gunanya iman tanpa sabar”, ungkapnya.
Dia pun menyemangati para peserta bahwa sukses itu ditentukan dari kadar kepenatan, kepayahan dan kesulitan. Jika ingin sukses menulis, maka jangan marasa penat untuk mengikuti sekolah menulis, diskusi kepenulisan, workshop menulis. Jika ingin sukses sebagai penulis, jangan menjadi generasi yang payah, lemah literaturnya dan angkuh tutur katanya. Jika ingin sukses sebagai penulis jangan merasa sulit terhadap hidup yang dijalani karena hidup itu semakin indah ditentukan dari kita yang menjalaninya. Menulis berarti bicara di atas kertas dan menyuarakan pemikiran, isi jiwa.
Sementara itu pemateri yang lain, Yudhistira, yang juga adalah penulis pada tabloid bintang serta sutradara teater monolog ini mengemukakan bahwa jalan menulis adalah jalan sepi dan penuh resiko. Penulis itu harus seperti mata elang, biarpun dari kejauhan, ia tahu siapa mangsanya. Artinya, penulis itu harus jeli melihat apa yang tak bisa dilihat oleh orang lain sebagai ide dari tulisannya. Di sela pemaparannya, ia pun membagikan beberapa buku karyanya pada Asriady dan peserta yang menurutnya memiliki pertanyaan yang bagus.
Usai dialog, pelantikan pengurus FLP cabang Gowa dilangsungkan dan dilantik oleh Ketua FLP Wilayah Sulawesi Selatan, yaitu kanda yang akrab disapa Ahmad. Setelah pelantikan, dilanjutkan lagi dengan acara Sekolah Menulis Opini. Dalam pelatihan tersebut, para peserta dibekali berbagai strategi dalam menulis opini.
Meskipun acara ini digelar pada hari Ahad tanggal 31 Maret 2019, semangat serta antusias peserta tak pernah surut mulai dari pukul 09:00 – 16:00 WITA. Sebelum berakhirnya acara ini, para pengurus yang telah dilantik menyempatkan rapat internal dahulu, lalu ditutup dengan sesi foto bersama.
Dengan terbentuknya FLP Cabang Gowa, maka otomatis telah ada beberapa ranting yang dinaunginya, diantaranya adalah FLP ranting UIN Alauddin, FLP ranting AL-Azhar, serta FLP ranting Institut Parahikma Indonesia. Diharapkan dengan adanya acara ini, maka semangat literasi khususnya dalam menulis dan membaca dapat terus digalakkan pada generasi muda bangsa.
Penulis: Irfan (UKM JPC)
Editor: Amhy Faerob
Komentar Terbaru