Salah satu kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa adalah Taurungka Taulolo. Tiap tahunnya, kegiatan tersebut dihelat dengan meriah. Tahun ini ada 3 mahasiswa Institut Parahikma Indonesia yang menjadi bagian dari event besar ini. Mereka adalah Syahril dari Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Rafika Mustakimah Wardah dari Prodi Tadris Bahasa Inggris dan Ilham Anandar dari Prodi Ekonomi Syariah.

Syarat dari kegiatan ini adalah warga Indonesia yang berdomisili di Sulawesi Selatan, berusia 16-24 tahun dan belum menikah, mempunyai wawasan luas tentang pariwisata dan kebudayaan Gowa dan lain-lain. Pendaftaran Taurungka Taulolo ini dibuka pada 19 Agustus lalu dan berakhir pada 07 Oktober 2019. Adapun yang peserta harus lampirkan adalah sebagai berikut :

  1. Peserta wajib mengirim foto close, tampak samping dan seluruh badan dengan menggunakan pakaiani Office Style.
  2. Mengumpulkan fotocopy KTP/KTM/SIM serta fotocopy piagam penghargaan.
  3. Menulis essay dengan teman “Aku Duta Wisata”.
  4. Alasan menjadi peserta.
  5. Surat izin dari orang tua/wali

Setelah memenuhi persyaratan, peserta diseleksi dengan sangat ketat serta mengikuti tes tertulis, deep interview, talent show dan kompetisi orasi kemudian dikarantina selama 4 hari 3 malam di Malino. Di sana peserta menjalani tahap interview dan orasi yang di mana mereka telah dibagi ke dalam 12 pasangan Taurungka Taulolo.

Syahril mewakili Kecamatan Tinggimoncong, Ilham mewakili kecamatan Tompobulu, dan Rafika mewakili Kecamatan Biringbulu.  Kegiatan ini tak hanya kegiatan tahunan tapi juga sebagai peringatan “Hari Jadi Gowa”. Rafika yang mengambil Prodi TBI tersebut merasa sangat bersyukur saat dirinya dinobatkan sebagai Taulolo Terfavorit 2019. Ia tidak menyangka bisa sampai sejauh itu. “Semua itu tak lepas dari rencana Tuhan dan support  keluarga, teman-teman dan civitas akademika IPI. Apalagi saya belum berbakat dan tidak punya badan yang tinggi”, tuturnya. Menjadi finalis 6 besar itu menjadi kebahagiaan tersendiri buatnya. Ia juga mengatakan bahwa dirinya bangga bisa menjadi bagian dari IPI. “IPI menjadi salah satu wadahku berproses. Terima kasih IPI yang telah memberiku bekal komunikasi dan penguasaan bahasa yang baik,” imbuhnya.

Tak hanya mahasiswa cantik IPI yang menjadi finalis, Ilham Anandar juga berhasil menjadi finalis dan mendapatkan Predikat Best Fotogenic 2019. Ia bisa mendapatka predikat tersebut dari kerja kerasnya. Penghargaan ini dinilai berdasarkan pose terbaik saat pengambilan gambar, berbekal public speaking yang mumpuni serta pemahaman kepariwisataan yang luas, khsususnya Gowa. ”Saya sangat berterima kasih kepada semua teman-teman yang mendukung saya, para dosen dan staf IPI hingga terpilih sebagai finalis Taurungka Taulolo 2019”, ucapnya. “Saya harap ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi awal dari sebuah perjuangan”, tambahnya.

Mahasiswa IPI lainnya yang juga melaju ke babak 6 besar adalah Syahril, mahasiswa MPI semester 7. Sama dengan peserta lainnya, ia juga menjalani seleksi yang ketat, mulai dari pendaftaran hingga proses karantina berakhir. Ia adalah finalis yang berhasil menduduki puncak. Ia dinobatkan sebagai Juara 1 Taurungka Taulolo 2019. Ia mengungkapkan bahwa mungkin sulit meniti jalan menjadi pemenang namun ia percaya bahwa dengan kerja keras ia dapat menuai hasil. Doa dari orang tua dan juga support dari teman-teman menjadi alasan terbesar atas pencapaiannya.

Ia berharap dengan pencapaiannya itu bisa membawa nama Kabupaten Gowa ke tingat Provinsi, bahkan Nasional serta dapat menjadi kabupaten panutan di Indonesia, khususnya bagi para pemuda-pemudi. “Saya juga berharap bisa menjadi penyambung lidah dari pemerintah ke masyarakat begitupun sebaliknya sehingga ada komunikasi timbal balik antar keduanya”, ujarnya. Ia juga ingin turut andil untuk memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Gowa pada kancah nasional maupun internasional apalagi dengan bekal Bahasa Inggris yang diperoleh di IPI. Lagipula, kampus 1 IPI juga terletak di Paccinongan, kabupaten Gowa bisa menjadi icon pendidikan yang bisa diperkenalkan di seantero Nusantara.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa(i) Insititut Parahikma Indonesia juga diharapkan bisa menjadi bagian kegiatan ini di tahun mendatang dan mampu bersaing dengan mahasiwa baik dari universitas negeri maupun swasta yang ada di Sulawesi Selatan.

Penulis:

Yuda Al Awwam