PROGAM POSSIBLE HUB YSEALI AMERIKA
TAGS: febiIPIyseali

Komunitas Possible Hub meluncurkan kembali proyek social Possible Work Project (PWP). Possible Hub merupakan komunitas yang didirikan oleh Nasaruddin, salah satu  peserta Young  Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) yang diinisiasi oleh Amerika Serikat.

Event ini memang khusus diadakan bagi para pencari kerja akan tetapi hanya berfokus pada bidang pariwisata dan perhotelan. Training ini adalah pelatihan lanjutan possible hub sebelumnya telah diselenggarakan pada tahun lalu.

Kegiatan ini berlangsung di Prolo Coffee and Eatry Jl. Swadaya I, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar selama sehari (28/01/2010). Berbeda dengan training yang pertama, kali ini hanya mengambil bagian terpenting saja dari event pertamanya.

Pelatihan ini memang diadakan untuk memberikan pemahaman mengenai hospitality dan bagaimana bekerja dalam dunia service serta tak lupa juga peserta diberikan tip dan trik untuk diterima bekerja khususnya dalam aspek pariwisata dan perhotelan.

Andi Mustika Azima selaku ketua project menuturkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para pencari kerja untuk memahami dan terhubung dengan dunia perhotelan sehingga para peserta dapat bekerja secara profesional dalam bidang ini”.

Pelatihan ini dihadiri juga beberapa lulusan program ini guna berbagi pengalaman bekerja dalam dunia Hospitality. Para peserta berasal dari beberapa kampus negeri seperti UNHAS, UNM, UIN, maupun kampus swasta lainnya di wilayah Indonesia Timur dan para siswa sekolah yang ada di Makassar. Salah satu peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Institut Parahikma Indonesia, seorang Mahasiswa ekonomi syariah semester VI, Hardiansyah. 

Hardiansyah menyampaikan bahwa event ini sangat bagus bagi kami yang akan terjun ke Dunia Hospitality, saya merasa sangat senang bisa menjadi peserta pada training ini. Karena untuk mengikuti ajang bergengsi ini, para peserta harus melalui beberapa tahapan diantaranya seleksi berkas dan interview dalam Bahasa inggris. Saya sangat bersyukur melalui program ekstrakulikuler (life skill) di IPI, berkomunikasi dalam Bahasa inggris bukan halangan bagi kami meskipun kami bukan berasal dari prodi tersebut” ujarnya.

Penulis: Andri (UKM JPC)

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eleven + eleven =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.