
Character Building ataupun Inner Capacity merupakan program yang dicanangkan dalam rana pendidikan di tingkat nasional. Degradasi moral sebagai efek dari pengaruh media, lifestyle, pergaulan bebas, serta maraknya digital ikut mempengaruhi kondisi perkembangan jiwa peserta didik.
Sebagai salah satu institusi islam yang berada di Paccinongan, Gowa dan di Tamangapa Antang, Makassar ini, Institut Parahikma Indonesia juga sangat memperhatikan penerapan akhlaq utamanya dalam merealisasikan visi misi kampus yang terangkum dalam motto IPI yakni berperadaban, cerdas, dan terampil.
Pengajian mingguan yang diselenggarakan sekali seminggu menjadi rutinitas di institusi ini. Penanaman akhlaqul karimah melalui penjelasan dari beberapa ustaz yang pakar dibidangnya, menjadikan “alarm” bagi seluruh civitas akademika untuk mengontrol diri.
Diantaranya adalah menirukan akhlaq nabiyullah Muhammad S.A.W. yakni sifat-sifat Shiddiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah. Sifat-sifat tersebut musti dikedepankan dan menjadi ciri sikap kemanusiaan karena pada dasarnya manusia juga memiliki HNDS (hawa, nafsu, dunia, syaithan). Seringnya mengikuti kegiatan tersebut (baca: wiridan), nantinya akan menjadikan pribadi yang gemilang selama berada di institusi ini hingga ketika terjun di masyarakat.
Dengan meneladani akhlaq beliau dan memetik ilmu hikmah yang dikaji melalui pendekatan Al-Qur’an dan hadits, seluruh civitas akademika mulai dari pihak birokrasi hingga mahasiswa melakukan segala hal dengan mengedepankan berbuat segalanya lillahi ta’ala. Implikasi kecilnya misalnya dalam menduduki jabatan maka yang dikedepankan adalah amanah serta tanggung jawab, bukan perebutan jabatan untuk mencari musuh.

Aspek kejujuran dapat juga terlihat dari adanya “honesty canteen”, dimana di kantin tersebut taka da yang curang, dan jika menemukan barang, maka barang tersebut diamankan atau ditipkan pada staf sampai ada pemilik yang mencarinya. Di samping itu di saat maulid juga adalah moment kebersamaan tetap terjalin melalui adanya perlombaan buat sokko dan telur maulid, lomba porseni yang di dalamnya ada kompetisi berupa qiro’ah, tadarrus, ceramah dalam 3 bahasa, dsb.
Penerapan sholat berjama’ah baik sholat dhuha dan sholat berjama’ah senantiasa diprioritaskan meskipun tanpa paksaan. Berdo’a dengan menggunakan bahasa inggris atau Indonesia, atau tadarrusan adalah hal yang lumrah dilakukan sebelum kelas dimulai, dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan oleh seluruh civitas akademika yang tujuannya adalah melejitkan aspek relijiusitas mahasiswa.
Khusus di bulan suci Ramadhan ini, mahasiswa/i IPI seringkali mengadakan buka puasa bersama, mulai dari tingkat institut, dewan mahasiswa, hingga prodi dan UKM di seputar kampus dan luar kampus misalnya di panti asuhan. Bahkan mereka yang aktif di komunitas-komunitas luar juga mengadakan beraneka ragam kegiatan seputar bukber dan tarawih bersama.
Shalat tarawih pun diadakan berjama’ah bersama Rektor IPI, Prof. Azhar Arsyad, M.A. Sebelum tarawih, beliau memberikan nasehat-nasehat reliji yang sangat membantu mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah tarawih, mahasiswa/i biasanya minum es buah yang disediakan di kantin. Ini menunjukkan bahwa kekeluargaan sangat dikedepankan di kampus ini.

Bukan di bulan suci ini saja, mahasiswa/i IPI juga berkesampatan belajar langsung dengan beliau di sela antara setelah sholat magrib dan menunggu isya’. Bahkan setelah sholat isya’ pun jika memungkinkan, Prof Azhar memberikan motivasi dan belajar Bahasa Inggris. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka yang mau menimba ilmu langsung dari beliau.
Di pagi hingga siang hari, setelah kuliah, para mahasiswa/i mengisi waktunya dengan sholat berjama’ah atau dengan tadarrus Al-Qur’an. Atmosfir ala pesantren ini menjadikan seluruh civitas akademika nyaman dan bersemangat untuk beribadah.
Penulis: Yuda Al-Awwam (UKM JPC)
Editor: Amhy Faezarobbani
Komentar Terbaru