prof azhar di maccopa

Menjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap individu. Hidup dengan musuh yang menghantui rasanya pasti tidak enak. Maka untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya kita jaga tali silaturahmi.

Pendiri Institut Parahikma Indonesia Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. menghadiri sebuah acara Ramadhan di pondok pesantren Darul Istiqamah, Maccopa Maros. Beliau diberi kepercayaan menjadi pengisi acara pada semarak Ramadhan tersebut, Kamis (24 Mei 2018)

Pada acara Ramadhan untuk Tazkiyyatun Nafs dengan tema “Ramadhan terbaik, ilmu terbaik, iman terbaik, amal terbaik “ tersebut, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA membuka tausiyahnya dengan membacakan surah al-Hajj ayat 46 yang berisikan tentang pentingnya hati yang berada di dalam hati. Beliau juga mengatakan bahwa bukan otak yang berpikir tetapi hati.

prof azhar di maccopa sedang memberi tausiah

“Saya senang berada disini karena disini banyak hafidz. Kalian masih muda sebagai generasi penerus,” ucapnya setelah mengakhiri penjelasan dari surah al-Hajj tadi. Selain siraman rohani dengan pendekatan ilmu hikmah, beliau juga menghimbau kepada hadirin/hadirat yang hadir (terutama santri) akan pentingnya bahasa sebagai alat, baik itu bahasa Arab ataupun bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.

Orang barat menganggap bahasa Arab itu sebagai classical language karena ia adalah bahasa yang lebih dulu hadir daripada bahasa mereka. “Kalian tahu tidak? Kenapa Amerika mengganggap Islam itu teroris? Itu karena salah umat Islam sendiri. Agama kita dikenal dengan agama damai tapi pertengkaran masih sering terjadi di kalangan Islam sendiri. Jadi itulah penyebabnya sebenarnya, yang jarang orang tahu,” terangnya.

Rektor UIN Alauddin selama 2 periode tahun 2002-2010 juga menceritakan pengalamannya ketika memberikan kuliah di Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu.  Disana beliau berbicara bukan atas nama Islam, tapi pandangan. “Saat itu saya berbicara karena pandangan bukan atas nama agama, sehingga banyak non-muslim yang bisa menerima penjelasan saya.”

Mendengar banyak pernyataan mengenai bahasa Inggris itu bahasa munafik, atau bahasa kafir, beliau membantah. Di hadapan masyarakat dan santri, beliau menegaskan bahwa bahasa Inggris bukan bahasa kafir. Al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab karena memang turun di Arab. Seandainya turun di Inggris, maka akan berbahasa Inggris. Jadi kita jangan salah kaprah.

Selain itu, fenomena yang heboh saat ini adalah bom bunuh diri yang telah terjadi di beberapa titik di Indonesia, khususnya Jawa. Dengan memberikan sentuhan kedamaian dan hikmah, Prof Azhar memberikan tanggapanya kepada seluruh hadirin, “Kalau melihat fenomena bom bunuh diri yang marak terjadi, walaupun diketahui pelakunya adalah orang Islam, mereka itu sebenarnya bukan Islam yang sebenarnya karena melanggar ayat man qatala nafsan fakaannama qatalan nasa jami’an”.

Setelah memberikan siraman ruhani kepada warga Darul Istiqamah, pimpinan pondok pesantren tersebut sangat bangga dan senang dengan kedatangan Prof Azhar setelah 10 tahun tak pernah berkunjung. “Kita pasti tertarik dengan penjelasan beliau tadi. Perlu diketahui bahwa beliau ini adalah tamatan Gontor. Jadi bahasa Arabnya tidak diragukan lagi. UIN Alauddin menjadi bukti perjuangan beliau. Luar biasa, “ tutur Dr. Mudzakkir M. Arif, Lc., MA.

Ditulis Oleh Musyidin Yusuf