Seminar nasional kali ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah (HMPS) dengan tema “Menciptakan Peluang dalam Pemanfaatan Ekonomi Digital Melalui Design Thinking and Design Action”. Seminar ini berlangsung pada tanggal 22 Desember 2018 dan bertempat di Gedung serbaguna al-Mubarakah kampus II Institut Parahikma Indonesia.

Seminar ini dihadiri oleh dosen-dosen Institut Parahikma Indonesia dan seluruh civitas akademika serta mahasiswa-mahasiswi baik dalam kampus maupun diluar IPI. Seminar nasional ini juga menghadirkan PMI (Palang Merah Indonesia). Dengan hadirnya PMI ini para mahasiswa/i yang memenuhi persyaratan bisa mendonorkan darahnya bagi orang yang mebutuhkan. Tidak hanya mahasiswa, tapi dosen pun ikut serta dalam mendonorkan darahnya. Di samping itu, HMPS pun bekerjasama dengan UKM JPC dengan buka lapak baca sebagai salah satu cara membudayakan literasi.

Darmiati Mustakim selaku ketua panitia dalam acara seminar ini dalam sambutannya,mengatakan “alasan ia dan teman-teman panitia mengangkat tema seminar ini karena, kita sebagai pelajar yang hidup di zaman milenial sudah sepatutnya harus mengetahui tentang ekonomi digital agara mampu bersaing di dunia luar.

Wakil Rektor III, Nurul Haeriyah Ridwan , A.Md., S.E., M.Pd., juga turut hadir dalam seminar nasional ini sekaligus membuka acara seminar nasional ini. Dalam sambutannya beliau mengatakan “tema seminar yang diangkat oleh adik-adik sangat luar biasa, karena tema ini sesuai dengan Visi kampus yaitu melek dalam ICT (komputer). Beliau juga mengatakan dengan diadakannya seminar ini diharapkan seluruh peserta seminar maupun dosen mampu memahami materi yang akan disampaikan oleh para pemateri”.

Adapun pembicara yang sempat dihadirkan oleh panitia yaitu: Drs. Moh. Wayong, M.Ed.M., Ph.d.,(Dosen UIN Alauddin Makassar, the Owner of Royal Mart), Saharuddin Ridwan, SS., MM.,(Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia), dan Kasman Suherman (Facil Gapura Digital), serta Hartas Hasbi, S.E., M.Ak., (Dosen Intitut Parahikma Indonesia, Penyiar TVRI Sulawesi), beliau berperan sebagai moderator dalam acara seminar kali ini.

Drs. Moh. Wayong, M.Ed.M., Ph.d., dalam pemaparannya menyatakan bahwa ia bukan merupakan orang yang yang ahli dalam bidang teknologi tetapi ia merupakan orang yang terbantu dengan adanya teknologi. Kita harus melek atau ahli dalam bidang teknologi karena zaman sekarang semua hal yang akan dilakukan hampir semuanya bergantung pada teknologi.

Tidak hanya itu, beliau juga mengajarkan kita bagaimana menjadi enterprenuership. Alasan ia mengajarkan kita menjadi pebisnis karena untuk mengurangi pengangguran. Pengangguran di Indonesia sekarang sangat banyak karena pendidikan sekarang lebih berorientasi membentuk SDM (SUmber Daya Manusia) pencari kerja, bukan SDM pencipta kerja. Beliau mengatakan kita bagaikan ayam yang mengerang diatas beras, tapi mati kelaparan, dalam artian kenapa negara kita miskin padahal negara kita kaya akan SDA (Sumber Daya Alam). Selain itu, alasan lainnya dalam menghadapi era digital nanti, banyak pekerjaan yang akan dihapuskan dan pengangguran akan semakin banyak. Untuk mengatasi hal tersebut kita diajarkan untuk menjadi seorang pebisnis agar tidak termasuk dalam masyarakat penangguran dan salah satu solusi agar impian kita tercapai yaitu dimulai dengan mimpi yang baik lalu membangun karakter yang sungguh-sungguh.

Pembicara lainnya, Saharuddin Ridwan, SS., MM., dalam pemaparannya mengatakan apa yang kita pikirkan sekarang maka itu yang akan kita dapatkan nantinya. Maksud dari design thinking yaitu kita mampu berpikir lebih baik yang tidak dipikirkan orang lain. contoh: Si A tidak mau menjual sepatu di desa karena ia melihat bahwa di desa tersebut tidak ada yang memakai sepatu. Berbeda dengan si B. Si B malah berpikir bahwa karena tidak ada yang memakai sepatu di desa tersebut maka ia termotivasi untuk menjual sepatu di desa tersebut dan menjadi penjual sepatu pertama di desa tersebut.

Dan melalui design action si B mulai memproduksi sepatu dan memasarkannya di desa itu. Beliau juga memaparkan tentang bagaimana pengelolaan sampah, dari yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. Sampah tidak selamanya sampah tapi jika kita mampu berpikir kreatif barang buangan yang selama ini kita anggap sebagai sampah bisa menjadi barang berguna bagi orang lain. sampah itu bukan kendala, melainkan jadikan sampah sebagai tantangan, peluang dan hasil, ujarnya menambahkan.

Kasman Suherman dalam pemaparannya berargumen bahwa dunia sekarang sudah jarang menggunakan SDM (Sumber Daya Manusia) melainkan teknologi. Mau pesan makanan pakai teknologi, mau bepergian pakai teknologi tinggal pesan grab online atau gojek online, mau baca Koran tidak perlu lagi melalui Koran tapi bisa melalui internet. Rata-rata manusia sekarang sudah dikalahkan oleh mesin.

Beliau pun mencontohkakn jika kita bertanya kapan Korea merdeka, manusia tidak akan bisa langsung menjawab berbeda dengan google, jika kita bertanya pada google maka google akan langsung menjawab. Itulah mengapa kita harus mengetahui teknologi karena zaman sekarang serba teknologi. Design thinking itu dimulai dengan visi, kemudian awali dengan kata “why” serta cari alasannya, ide, temukan partner lalu validasi. Design action bagaimana kita mengambil tindakan terhadap apa yang sudah kita pikirkan.

Oleh: Khadijah (UKM JPC)

Editor: Aminah

Author

Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 − ten =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.