Prodi Pendidikan (Tadris) Bahasa Inggris baru-baru ini mengadakan kegiatan “Cross Cultural Understanding (CCU) Sharing Session” and ”Moving Class”. Dua kegiatan tersebut diadakan oleh prodi Tadris Bahasa Inggris dengan tujuan optimalkan praktikum mahasiswa di beberapa mata kuliah. Pada “Cross Cultural Understanding Sharing Session”, mahasiswa diharapkan bisa memahami adanya perbedaan budaya yang ada di dunia, dan bagaimana untuk bijak menyikapi perbedaan tersebut.
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.14.39
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.13.13
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.16 (4)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.16 (3)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.16 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.16
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.15 (2)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.15 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.12.15
Cultural Understanding Sharing Session bertema “Exploring Cultural Diversity and Promoting Global Perspective” ini dilaksanakan pada hari Jum’at (12/07/2024) di aula gedung B, Institut Parahikma Indonesia. Dengan menghadirkan bule Amerika sebagai natïve speaker, Laura parker, yang sementara belajar Bahasa Indonesia bersama keluarganya di salah satu lembaga Bahasa di Makassar. Setelah sekitar 2 tahun beradaptasi dengan budaya yang berbeda dengan yang ada di negaranya, Laura mengutarakan berbagai pengalaman dan tips menghadapi perbedaan budaya tersebut.
Dalam pemaparannya, Laura menjelaskan dalam Bahasa inggris bahwasanya ada beberapa cara menyikapi perbedaan budaya diantaranya adalah dengan memahami bahwa perbedaan bukanlah sebuah kesalahan. Jadi penting memahami perbedaan budaya dengan learning the language, building friendship and tolerance, knowing other’s cultures, and so on. Disamping itu, perbedaan universitas, cuaca, dan budaya di Amerika dikemukakan secara rinci.
Turut hadir, dosen-dosen alumni Master di Amerika antara lain Nurwahida, S.Pd., MA. TESOL dan Fatmawati Akhmad, S.Pd., MA dengan beasiswa Fulbright bersma dosen-dosen TBI lainnya meramaikan acara tersebut. Antusias mahasiswa terlihat dalam sharing session.
Adapun kegiatan “moving class”, diadakan pada mata kuliah Translation. Pihak mitra yang dikunjungi adalah P.T. Sulawesi Travel dimana mahasiswa belajar pada ownernya tentang translation for tourism as a tour guide. Marwiya, S.Pd., yang sangat berpengalaman dalam hal tersebut memberikan bimbingan pada mahasiswa seputar pariwisata dan bagaimana menjelaskan tempat wisata dan kegiatan yang isa dilakukan jika turis datang ke Indonesia.
Selain memberikan penjelasan seputar pariwisata, Marwiya juga menawarkan mahasiswa untuk mengajar Bahasa inggris untuk anak-anak di sekitar perumahan. Bagi mahasiswa yang memenuhi kualifikasi Bahasa inggris yang mumpuni, beliau juga membuka peluang untuk menjadikannya sebagai tour guide.
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.49
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.49 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.49 (2)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.49 (3)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.50 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.50 (4)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 22.10.49 (4)
Institut Parahikma Indonesia yang dikenal dengan pendampingan Bahasa asing ini, seringkali mengadakan English Camp di beberapa sekolah atau luar daerah, guna memberikan motivasi akan pentingnya penguasaan bahasa. Para tutor dari kalangan mahasiswa diberikan program-program bahasa inggris, seperti peer teaching, TOEFL preparation, distance learning, dan sebagainya.
Rabu (31/05/2023), para mahasiswa KKN Angkatan IV telah menyelesaikan tugas mereka selama sebulan di wilayah masing-masing. Dengan kepulangan mereka dari lokasi KKN, Rektor IPI, Dr. Nurhayati Azis, S.E., M.Si bercengkrama dengan mahasiswa, mendengar kisah-kisah mereka selama KKN, baik suka maupun duka, kesan dari masyarakat setempat. Acara ini dikemas dengan tema “Welcome home” mahasiswa KKN Angkatan IV Institut Parahikma Indonesia.
Pada posko Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino di Kelurahan Bulutana, Kabupaten Gowa, mahasiswa KKN adakan pengajaran secara formal maupun non formal, membuat tempat sampah, Bimbingan belajar seperti bahasa inggris, bahasa Arab, paduan suara, dan menari. Kemudian mereka juga lakukan kerja bakti, pembuatan batas RK/RT, Pekan olahraga dan keagamaan, serta ramah tamah di akhir KKN. “Kesan yang disampaikan oleh warga setempat sebelum kami kembali, ini kampus baru, tapi kualitasnya luar biasa” kata Habibi selaku korlap posko.
Sementara di Pondok Pesantren Attarbiyah Lauwa, Kabupaten Gowa, prokernya adalah Penyempurnaan Profil Kelurahan berkoordinasi dengan pihak kelurahan Bulutana, penyuluhan agama, baksos, dan pelatihan keagamaan untuk santri TK TPA dalam bidang agama. Selanjutnya ada kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dimana mahasiswa KKN yang dipimpin oleh Takbir, mendapatkan pujian dari Kepala Lingkungan Bottatoa saat ramah tamah, “Ini adalah kedua kalinya IPI ber-KKN disini. Saya sangat senang dengan program-program anak KKN IPI karena betul-betul dilaksanakan dengan sangat baik dan kami sangat terbantu, terima kasih untuk anak KKN IPI”.
Adapun dari Pondok Pesantren Wisata Al-Qur’an Palampang, Kabupaten Pangkep, mahasiswa KKN adakan English Training, Lingkungan sehat guna membangun kesadaran akan kebersihan lingkungan, Islamic speech training (IST), Tajwid Teaching, Hydroponic plants, Medical check-up, dan minggu sehat (olahraga). “Ada ikatan emosional yang terjalin disini,” ujar Nurhafizah selaku ketua posko. Respon masyarakat positif dan mempersilahkan mahasiswa IPI untuk mengabdi di tempat tersebut.
Di Pondok pesantren Sultan Hasanuddin di Desa Paraikatte Kabupaten Gowa, mahasiswa KKN adakan proker Seminar kesekretariatan, mengikuti upacara pelaksanaan hari pendidikan Nasional dan Seminar Qur’an dengan tema “Membentuk Generasi Qur’ani”. Kegiatan lainnya adalah English Club, Metode cepat menghafal Al-Qur’an ditujukan untuk santri santriwati tahfiz, Praktek Ibadah, membersihkan green house, membuat dan memasang name tag, Senam/Jogging, dan Jumat Ibadah di Mesjid Nurul Iman Tebakkang, membersihkan area mesjid, serta menjadi imam dan khatib di masjid tersebut. Zulfikar selaku ketua posko menyampaikan, “Ada mahasiswa IPI penghafal 30 juz yang melatih, makanan dijamin disana, dan banyak kosakata bahasa Arab dipraktekkan. KKN itu jangan sebulan saja. Direktur welcome KKN selanjutnya dan menganjurkan agar santrinya kuliah di IPI.”
Selain itu, di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Firdaus Tompobalang, Kabupaten Maros, mahasiswa KKN adakan Program mengajar bahasa Inggris di ponpes dan BTQ di tiga TPA, program Jum’at bersih, manajemen administrasi di kantor kelurahan dengan pembuatan buku biografi kelurahan sebagai tujuan akhir, seminar beasiswa, dan festival anak shaleh. Usbianto selaku korlap berujar, “dua mahasiswa turun tangan langsung mengajar bahasa Inggris. Buku kelurahan Kalabbireng rampung. Penanaman 100 pohon bersama pihak kelurahan. Kami juga buat pagar baru untuk tuan rumah. Masyarakat awalnya cuek, tapi akhirnya kami disambut dan diminta tinggal lebih lama”, tambahnya.
Mahasiswa KKN yang berada di MTS Ma’arif NU Jabal Rahmah Tumbuh Sapaya Kabupaten Gowa adakan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, pelatihan adzan, ceramah, hafalan surat pendek ba’da maghrib, pembuatan pagar, pembuatan tempat sampah, pembuatan batas kelurahan, pelatihan menari dan puisi persiapan Ramah Tamah, Khutbah Jumat, mengajar di SD Inpres Tumbuh Sapaya yang dirangkaikan dengan sosialisasi festival anak Sholeh, dan mengajar di MTS Ma’arif NU Jabal Rahmah. Selain itu ada juga proker pelatihan upacara, Kerja Bakti, pendekatan dengan warga sekaligus membantu pembuatan gula merah, dan senam pagi. Selaku korlap, Mirzah berkisah, “Sulit ketemu masyarakat karena sibuk semua yang maghrib baru pulang dan kurang kendaraan, Jaringan telepon sulit sekali. Kami juga perbaiki pipa bocor yang selama ini tidak terdeteksi oleh masyarakat. Sebenarnya, warga sedikit trauma, karena KKN pernah tercoreng jelek sebelum dari kampus lain. Tetapi sejak mahasiswa IPI KKN disana kami justru ditahan jangan pulang cepat. Pihak warga minta tahun depan ada lagi KKN IPI. Kami juga ikut Pesta “mappadendang”/ panen yang buat kami akrab dengan warga.”
Sebagian kecil mahasiswa ada yang berposko di kampus dan menjalankan proker antara lain Seminar Beasiswa ke Jepang tanpa dipungut biaya, Menjemput Peluang Melanjutkan Studi ke Jepang, Penyambutan mahasiswa dari Pondok Pesantren Tahfizh Nurul Asafa Jeneponto, Kerja Bakti, Sharing Session Membuat Konten kolaborasi dengan DEMA IPI Gowa, Pengabdian berupa pengajaran di Yayasan Yatim Mandiri, Pao-pao, dan Talk Show Pendidikan di Era Digitalisasi menghadirkan Rijal System.
Di penghujung acara, Rektor IPI memuji sambil berkelakar, “Kalian ini luar biasa. Suka duka itu biasa, dan itulah yang kita ingat selamanya. Misal susah jaringan hp, tapi jaringan cinta, adakah? Ananda sangat diinginkan di lokasi, begitu besar perhatian masyarakat, 1 hal kelebihan IPI yang tidak dilihat di kampus lain adalah bahasa inggrisnya. IPI harus bergerak lari kencang 3 kali lipat dari segi kuantitas dan kualitas”, tutup beliau dengan penuh semangat.
Pada hari Rabu (02/11), sejumlah 42 wisudawan/wisudawati Institut Parahikma Indonesia (IPI) dikukuhkan. Ada 29 alumni dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang terdiri dari 3 prodi yakni Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Sementara itu ada 13 alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Acara wisuda bagi angkatan ke-III kali ini diadakan di Hotel Swiss-Bell, Makassar. Adapun wisudawan/wati terbaik tingkat institut yaitu peringkat pertama yakni Muh. Agus Wijaya dari TBI, peringkat kedua yakni Muhajirah B dan ketiga Firman, keduanya dari MPI. Hebatnya ketiga peringkat terbaik tersebut meraih IPK sempurna yaitu 4,00.
Dalam penyampaian pesan dan kesan, Agus dan Muhajirah tampil berdua secara apik bergantian dengan kombinasi bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Makassar. Muhajirah, yang bercadar, pada mulanya mengungkapkan kekhwatirannya ketika ia ingin aktif berorganisasi tetapi kurang mendapat restu oleh orang tuanya. Namun, ia bertekad untuk membuktikan bahwa organisasi tidak akan mengangggu akademiknya. Ira, panggilannya, sukses menyeimbangkan akademik dan organisasi. Ia berhasil menjadi ketua himpunan dan sekretaris dewa mahasiswa dan berhasil selesai dengan 4,00.
IPI yang bermotto berperadaban, cerdas, dan terampil ini senantiasa mengasah trilogi IPI yakni bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom. Dalam sambutannya, Rektor IPI mengungkapkan segudang prestasi mahasiswa/i IPI di berbagai bidang seperti bahasa Inggris, seni, karya tulis ilmiah, olahraga, MTQ, baik dalam kancah regional, nasional, maupun internasional. Prestasi tersebut tentunya dikarenakan didikan para dosen alumni luar negeri yang berjumlah 14 orang dan dosen-dosen lain yang merupakan alumni terbaik dalam negeri dari kampus terkemuka di Indonesia.
Rektor IPI menekankan bahwasanya Bahasa Inggris yang diajarkan di IPI bukan sistem hafal tenses, tapi lebih merujuk pada Theory A and B. Prof. Azhar yang sebelumnya juga adalah Rektor UIN Alauddin 2 periode menyoroti kegagalan pengajaran bahasa Inggris di tingkat SMA dan SMP yang dinilainya tidak berhasil dan justru membuat bahasa Inggris menjadi momok.
Menariknya, ketika sedang memberikan sambutan, Prof. Azhar tiba-tiba memanggil salah satu peserta wisuda yaitu Andi Iqram Anas. Iqram adalah mahasiswa TBI yang baru balik dari Amerika Serikat melalui pertukaran mahasiswa bernama UGRAD. Sebuah program yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Amerika Serikat bekerja sama dengan AMINEF. Sementara orasi ilmiah dibawakan Prof. Muhammad Yaumi, M. Hum, MA. Dalam orasinya Prof. Yaumi membahas artificial intelligence. Disebutnya artificial intelligence akan menggantikan jutaan pekerjaan manusia seperti di India. Namun, hegemoni artificial intelligence dapat ditangkal dengan tiga pilar di IPI yaitu bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom (ilmu hikmah).
Andi Iqram Anas dari prodi Tadris (Pendidikan) Bahasa Inggris terpilih menjadi penerima beasiswa pertukaran pelajar internasional dalam Program Undergraduate Exchange (UGRAD) oleh AMINEF. Di awal tahun 2022, Iqram mulai menginjakkan kaki di Amerika Serikat, Otterbein University, Westerville, dan semua ditanggung gratis oleh kedutaan Amerika tanpa sepeser pun uang pribadinya dikeluarkan hingga dia kembali ke Indonesia di bulan Juni mendatang.
Bukan hal mudah bersaing dengan seluruh mahasiswa dari kampus negeri maupun swasta ternama se Indonesia untuk menjadi finalis ajang UGRAD ini, tetapi demisioner Ketua HMPS Prodi Tadris Bahasa Inggris ini mampu membuktikan bahwa kampus baru bukanlah penghalang untuk berhasil maju ke kancah internasional.
Selama di negeri paman Sam, Iqram, mahasiswa semester akhir ini mengambil 4 mata kuliah (courses) diantaranya Skill of teaching profession course yang bertujuan untuk menjadi pengajar professional agar bisa membuat siswa engaged dan aktif di kelas, American Culture course dengan membandingkan kultur yang ada di Indonesia dan mempelajari good values yang bisa diterapkan di Indonesia. Selain itu, dia memilih Introduction to religion course agar menjadi pribadi yang inklusif, dan open-minded, dan Elementary Spanish course untuk berkonstribusi lebih pada komunitas bahasa asingnya sebagai bahasa tertinggi kedua di Amerika.
“Saya sangat berterima kasih pada seluruh dosen Institut Parahikma Indonesia lulusan luar negeri maupun kampus ternama di Indonesia, yang berkat bimbingannya, saya banyak belajar mulai dari penulisan essay, TOEFL IBT, interview, hingga experience tentang shocked culture ketika berada di luar negeri. I feel surprised and blessed, benar-benar bisa keluar negeri tanpa sepeser pun uang pribadi saya keluar, thank you so much”, kisahnya.
Iqram pun bercerita tentang precious experience selama di Amerika, “A little bit different nya disini, kalau di kampusku (Otterbein University) pas sholat Jum’at ada juga perempuannya, bahkan jama’ah ceweknya lebih banyak daripada cowok, hehe”. “Nah, disini kita tidak makan nasi, only occasionally. Harus pintar pilih menu halal. Untuk weathernya terlalu dingin, snowy, brrrr… kurang cocok untuk saya, kulit jadi sangat kering dan kemarin sempat susah cari moisturizer yang cocok untuk saya. It’s quite challenging, indeed”, tambahnya.
Hal yang membuatnya terkesan juga, “something that I learned more is that here I feel somehow more religious, biasa kalau di Indonesia sholat kadang harus diingatkan, tapi disini benar-benar kemauan sendiri dan harus bisa manage waktu untuk sholat karena berdekatan dengan jadwal makan dan kuliah. Di kampus juga terbiasa sholat jama’ah, jadi walaupun disini minoritas muslim, saya tetap merasa feel at home, karena pentingnya toleransi dan jiwa nasionalisme yang berpijak pada ideologi Pancasila meskipun berada diluar negeri telah saya pelajari di lingkup Parahikma”.
“Pak rektor senantiasa mengingatkan bahwa apapun perbedaan kita (ras, suku, agama, status sosial, dll.) dengan yang lain dan dimanapun kita berada, kita semua tetap terikat oleh (wisdom) atau hikmah, dimana kita mencontoh akhlaq nabi untuk terus berbuat baik sebagai mukmin baik itu dalam bersosialisasi dengan sesama manusia secara horizontal dan patuh secara vertikal pada Tuhan, the only One God. Atmosfir relijius dan profesionalisme pendidikan yang saya peroleh di IPI, sangat membantu saya sampai ke titik ini” ungkapnya.
Sejak berdirinya Institut Parahikma Indonesia (IPI) pada tahun 2016, dan menggelar wisuda sebanyak dua periode, para alumni gencar mencari peluang bekerja dan melanjutkan studi. Berbagai upaya dilakukan oleh para alumni guna mewujudkan impiannya.
Diantara alumni IPI, yang kini sukses menjadi ASN adalah Nurul Rahmadayanti. Nurul yang telah yatim dengan ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dari 6 bersaudara ini sempat ragu (insecure) disaat harus bersaing dengan alumni dari beberapa perguruan tinggi negeri ternama. “Waktu saya tes SKD kemarin, Alhamdulillah saya rangking III dan pada saat tes SKB kemarin dapat rangking I mengalahkan 2 saingan”, ungkapnya.
“Awalnya saya tidak mau mendaftar dan ragu, tapi saya berusaha pelajari soal latihan, perbanyak doa, rajin sholat 5 waktu serta sunnah lainnya, dan restu mama, alhamdulilah nggak nyangka sekarang sudah pada tahap pemberkasan”, kisahnya. Alumni prodi Ekonomi Syariah ini pun menceritakan bahwa sewaktu kuliah di IPI, dia banyak belajar mengenai ekonomi makro dan mikro dan diberikan pemahaman tentang inner capacity yang membuatnya lulus menjadi ASN di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan jabatan analis perekonomian.
Alumni lain yang berhasil mendapatkan beasiswa LPDP keluar negeri adalah Faiqah. Alumni prodi Tadris (pendidikan) Bahasa Inggris yang ayahnya juga baru meninggal dunia ini tidak berputus asa dalam menggapai cita-citanya. Di bulan November 2021 lalu, dia terpilih menjadi salah satu peserta program PPSL Luar negeri S1 dan S2 yang digelar oleh KEMENAG RI dan mengikuti pelatihan persiapan keluar negeri di Yogyakarta selama sebulan.
Faiqah sangat bersyukur kuliah di IPI. “I gained a lot of knowledge, dibekali dan dimotivasi terus oleh dosen-dosen untuk lanjut kuliah keluar negeri dengan beasiswa. Since then, I gave my 110% efforts, saya jadi lebih giat balajar and be well prepared untuk tiap step, seperti belajar tentang substansi akademik and interview.” Impiannya untuk kuliah di Melbourne University, Australia, sudah di depan mata. Persyaratan kampus dan program pengayaan bahasa, IELTS course, yang diselenggarakan LPDP pun sementara dijalani.
Alumni Pendidikan Bahasa Inggris atau TBI lainnya adalah Hendriawan. Dia bekerja sebagai Sekretaris di Sekretariat Kadin Provinsi Sulawesi Selatan. “Berkat kuliah di IPI, memudahkan saya bekerja disini, membalas surat dari luar negeri semisal dari Sri Lanka, Australia, dan sebagainya melalui e-mail untuk produk ekspor impor, dengan honor yang luar biasa bagi saya, thank God, walaupun masih fresh graduate tahun 2021. Saya juga bertugas sebagai translator and interpreter untuk tamu luar negeri, membantu komunikasi pengurus dengan bule-bule yang datang ke Indonesia”, ungkapnya.
“Di kampus kan ada mata kuliah Translation and Interpreting, yang membuat saya terbiasa menjadi penerjemah, diajarkan juga tentang soft skill yang membuat saya pribadi lebih percaya diri, punya kecakapan interpersonal berhadapan dengan orang-orang asing”, tambahnya.
Alumni prodi PAI, Muh. Fauzan, yang kini menjadi staf di jurusannya juga memiliki bakat desain grafis, mengajar privat bahasa inggris, dan menulis opini di media cetak terkenal. “Selama kuliah di IPI, pastinya saya dapatkan ilmu tentang pendidikan agama islam, tapi saya juga dilatih desain grafis lumayan buat kerja sambilan, dilatih menulis opini oleh Pembina UKM Jurnalistik dn Kepenulisan, dan dibekali bahasa inggris. Bagi saya alumni IPI nggak bakalan menganggur karena diajari banyak skill beserta profesionalisme jurusan”, tandasnya.
“Saya kerja di SD Islam Ar-Raafi’ sebagai tenaga struktural Manajemen Perpustakaan serta mengajar PAI dan AKA. Sampai sekarang juga masih aktif di Duta Damai Dunia Maya Sul-Sel sebagai Koordinator Sosmed”, ungkap Azizah, alumni prodi Manajemen pendidikan islam. Dia pun mengungkapkan rasa syukurnya karena dengan kuliah di IPI, Azizah dipercaya di tempat kerjanya menghandle kelas tambahan (Ekstrakulikuler) yakni bahasa Inggris karena dilihat dari CV lulusan IPI dan Rektornya Prof. Azhar
Tak hanya mereka, masih banyak lagi alumni IPI yang sementara lanjut kuliah S2 di luar negeri sambil bekerja, berkarir di instansi pemerintahan, di bank, institusi pendidikan, sukses berbisnis/ berwirausaha, dan bahkan ada yang membuka lapangan kerja sendiri sembari mencari peluang-peluang karir lainnya.
Komentar Terbaru