INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA KUKUHKAN 91 WISUDAWAN ANGKATAN KE-II

INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA KUKUHKAN 91 WISUDAWAN ANGKATAN KE-II

Pada hari Rabu, (06/10/2021), 91 wisudawan/wisudawati Institut Parahikma Indonesia dikukuhkan. Ada 45 alumni dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang terdiri dari 3 prodi yakni Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Sementara itu ada 46 alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

Acara wisuda bagi angkatan ke-II kali ini diadakan di Hotel Claro, ruangan Sandeq. Diumumkan para wisudawan/wati terbaik institut yaitu peringkat pertama yakni Rahmat Fauzan (PAI) dengan IPK 4,00, peringkat kedua yakni Nurhijriani (TBI) dengan IPK 3,98, dan peringkat ketiga adalah Irfan Arfandi (PAI) dengan IPK 3,97.

Rahmat Fauzan, sebagai wisudawan terbaik yang berkecimpung sebagai presiden UKM Journalism and Pen Circle (JPC), aktif di lembaga bahasa, serta organisasi lintas agama (interfaith) menceritakan dirinya sebagai generasi ketiga yang diwisuda oleh Prof. Azhar Arsyad. Di generasi sebelumnya, kakeknya juga diwisuda pada tahun 1999, lalu ayahnya pada program magister di tahun 2004.

Menjadi mahasiswa terbaik yang aktif berkecimpung di beberapa organisasi internal kampus seperti HMPS, DEMA, dan UKM, serta organisasi eksternal, ternyata ikut berkonstribusi besar pada pengembangan kualifikasi non akademik serta soft skill bagi dirinya serta teman-temannya. Tentunya dengan masih berpijak pada profesionalisme prodi masing-masing.

“Awalnya saya adalah pribadi yang pemalu dan sulit berinteraksi dengan yang lain, namun dengan bimbingan beberapa dosen, saya bisa berubah menjadi lebih percaya diri. Bahasa Inggris dan ICT diajarkan full di kampus kami. Dan IPI lah yang membuat kami yang tadinya ada yang tidak diperhitungkan di kampus lain menjadi as valuable as diamond”, kisahnya dalam peyampaian pesan dan kesan alumni menggunakan bahasa inggris dan indonesia.

Institut Parahikma Indonesia yang bermotto berperadaban, serdas, dan terampil ini senantiasa mengasah trilogi IPI yaitu Bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom. Dalam sambutannya, rektor IPI mengungkapkan segudang prestasi mahasiswa/i IPI di berbagai bidang seperti bahasa inggris, seni, karya tulis ilmiah, olahraga, MTQ, baik dalam kancah regional, nasional, maupun internasional. Prestasi tersebut tentunya dikarenakan didikan para dosen alumni luar negeri yang berjumlah 14 orang dan dosen-dosen lain yang merupakan alumni terbaik dalam negeri dari kampus terkemuka di Indonesia.

Rektor IPI menekankan bahwasanya Bahasa Inggris yang diajarkan di IPI bukan sistem hafal tenses, tapi lebih merujuk pada Theory A and B.  

“Untuk bekerja dan kuliah di luar negeri, hanya perlu ICT dan Bahasa Inggris, bahkan mahasiswa/i PAI, MPI, dan EKSYAR ada yang menulis skripsi dalam Bahasa Inggris. Selain itu, para mahasiswa juga dibekali landasan spiritual agar menjadi pribadi yang berperadaban”, tandasnya.

Ayah dari wisudawan terbaik, Dr. Kaharuddin, M.Pd.I, menyampaikan pesan dan kesannya. “Alhamdulillah Parahikma ini luar biasa. Saya berharap seluruh orang tua juga ikut mempromosikan kampus ini di daerah masing-masing. Dan bagi para wisudawan, jadilah alumni yang pintar, cerdas, kreatif, dan inovatif  hingga di masa yang akan datang didukung dengan akhlaq, senantiasa menjadi manusia yang lebih baik.”

Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D, selaku Koordinator Kopertais Wil.VIII (Sulawesi, Maluku, Papua) turut hadir pada kesempatan ini. Prof. Hamdan menyampaikan orasi ilmiahnya pada para wisudawan mengenai generasi alpha yang akan mereka hadapi. Ciri-cirinya adalah mereka tumbuh dengan gadget/iPad di tangan.

Pergeseran makna tentang 3 kebutuhan pokok, bukan lagi sandang, pangan, dan papan, tetapi tetap 3 kebutuhan pokok seperti kuota, sinyal, dan tempat cas. Nilai lokal seperti mapattabe, siri’, sipakatau, sipakalebbi, telah mengalami distorsi, dan tak tertarik lagi belajar bahasa daerah.’

Prof. Hamdan yang juga Rektor UIN Alauddin berpesan pada para wisudawan/wati, “kita bukan siapa-siapa pada orang yang tidak mengenal kita. Kita jadi orang yang menjengkelkan di mata orang yang iri, kita jadi orang jahat, di mata orang yang benci kita. Namun kita jadi orang yang luar biasa di mata orang yang mencintai kita. Maka dari itu, ingatlah motto, you don’t have to be the best, but do your best.”

“Kalian sebagai para alumni harus membangun literasi di bidang data, teknologi, mengaji, dsb. Selain itu, beliau berpesan agar mereka menjadi katalisator yang fungsinya mempercepat perubahan, bisa memberi warna, menjadi role model akhlaq (penguatan soft skill), dan membangun komunikasi yang baik. Jadilah the right man in the right place, atau tempatkan diri sesuai kapasitas karna kalau salah tempat, kita tidak akan diperhitungkan”, pungkasnya dengan penuh semangat.

INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA; KAMPUSNYA MAHASISWA MILLENIAL BERPRESTASI

INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA; KAMPUSNYA MAHASISWA MILLENIAL BERPRESTASI

Kampus Institut Parahikma Indonesia yang terakreditasi BAIK oleh BAN-PT ini telah membuktikan sepak terjangnya dalam kancah pendidikan. Mahasiswa/i IPI terbukti bisa bersaing dengan mahasiswa kampus negeri atau kampus swasta termahal dari segi prestasi mulai dari tingkat regional hingga Internasional. Alumninya pun banyak yang sudah bekerja di instansi pendidikan, bank, dan lanjut studi hingga keluar negeri sambil berpenghasilan.

Salah satu mahasiswa IPI, Andi Iqram Anas, lolos mewakili Indonesia dalam ajang pertukaran pelajar yakni Global Undergraduate Exchange (UGRAD) ke Amerika di awal tahun 2022 mendatang. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris ini pastinya tak serta merta lolos, banyak proses seleksi yang harus dijalani seperti seleksi berkas, interview, hingga tes TOEFL IBT dengan score 83 atau setara dengan IELTS 6,5. Tentunya semua itu dengan bimbingan dosen-dosen Bahasa Inggris lulusan luar negeri dan kampus terkemuka Indonesia.

Selain Iqram, mahasiswa lain yang ikut menorehkan prestasi adalah Wafiq Azizah. Setelah melewati masa karantina, akhirnya meraih hadiah sebuah unit motor dari hasil jerih payahnya mengukir prestasi sebagai juara 3 di bidang Tarik suara, lagu daerah, tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah dinobatkan sebagai juara 1 tingkat Kabupaten Gowa, Wafiq yang juga dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris/ Tadris Bahasa Inggris (TBI) ini mewakli kabupatennya ke tingkat Propinsi. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke-75 Tahun 2021 Polda Sul-Sel.

Dari prodi Ekonomi Syari’ah, Muh. Takbir G. Al-Buny dan rekannya, Risnawati, berhasil meraih juara 1 Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional dalam ajang OSDI FEST 2021 oleh IAIN Pare-Pare. Penelitian mereka yang berjudul, “Makassar Sharia Destination (MAKASHID); Pengembangan E-Tourism Berbasis Local Branding System (LBS) Masa Transisi Pandemi” ini berhasil menarik perhatian tim juri.

Sementara itu, karya yang tidak kalah juaranya adalah menulis Opini di media cetak Tribun Timur. Ada banyak pengalaman penulis yang mencoba menerbitkan tulisannya di media cetak ini, namun Rahmat Fauzan mampu membuktikan bahwa statusnya sebagai mahasiswa bukanlah penghalang untuk menjadi penulis opini setingkat Master, Doktor, maupun Professor. Adapun judul tulisan opini mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam yang juga menjabat sebagai Presdir UKM Journalism and Pen Circle (JPC) IPI ini adalah “Peran Guru (Agama) dalam Mencegah Korupsi, dan tulisan opini keduanya berjudul “Peran Guru PAI dalam Mencegah Paham Radikalisme”.

Mahasiswa/i yang berasal dari prodi Manajemen Pendidikan Islam, salah satunya adalah Syarif Hidayatullah, didaulat sebagai juara 1 perwakilan dari kafilah Kabupaten Luwu Timur pada ajang bergengsi, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), tafsir Bahasa Inggris tingkat Propinsi Sulawesi Selatan ke XXXI di Pangkep yang digelar secara online dikarenakan pandemi Corona.

Di era millennial seperti sekarang ini, kampus IPI dengan trilogy nya yakni Bahasa Inggris, ICT, dan Spiritual Wisdom, dengan profesionalisme para dosen, mampu membimbing mahasiswa/i nya untuk terus mengukir prestasi hingga bersaing di dunia kerja saat menjadi alumni. Tentunya, akhlaqul karimah tetap dijadikan pondasi utama guna menjalankan kiprahnya di masyarakat. Beberapa prestasi lainnya yang telah ditorehkan di tingkat internasional, nasional, serta regional, bisa diakses melalui link berikut:

  1. ASEAN Couchcrash 2019 melibatkan Couchsurfing se-Indonesia dan ASEAN yang berlangsung selama tiga hari tepatnya dari tanggal 1-3 Maret 2019. Perwakilan dari IPI adalah dari prodi Tadris Bahasa Inggris, ada Nur fitriana, Nurul mutmainnah, Gustri wahyuni, A. Nur zuhaldi and A. Marami emir makkasau. Sementara dari prodi Ekonomi Syariah antara lain Nur fitriani, Nur aisa, Zaskia j and Riska rabiana.  Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/prestasi-luar-biasa-mahasiswa-i-ipi-dalam-event-internasional-asean-couchcrash/
  2. Possible Work Project yang disponsori oleh Biro Pendidikan dan Kebudayaan Amerika,  American Councils, dan program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) yang bertujuan untuk  membantu alumni SMA/SMK berkarir secara professional melalui pelatihan soft skills, dan menghubungkan mereka dengan beberapa perusahaan di akhir program. Event tersebut akan dilaksanakan di Rotterdam Fort, Makassar dari tanggal 30 Juli – 04 Agustus 2018. Volunteer yang lolos dari IPI adalah Syukryansyah dan Nurul Muthmainnah dari prodi Tadris Bahasa Inggris. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/mahasiswa-ipi-mampu-bersaing-dalam-kegiatan-internasional/
  3. Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), dalam program Seeds for the Future. Proyek yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas, negara, dan seluruh wilayah yang berkaitan dengan program berkelanjutan, Sustainable Development Goals (SDGs). Mahasiswa IPI yang terlibat dalam event ini adalah Mursyidin Yusuf dari prodi Manajemen Pendidikan Islam. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/partisipasi-mahasiswa-ipi-dalam-yseali-program-yang-diinisiasi-amerika-serikat/
  4. Students Exchange of Study of the U.S. Institutes (SUSI)  for Student Leaders program perwakilan Indonesia adalah juga Mursyid dari prodi MPI. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/perjalanan-mahasiswa-ipi-sebagai-duta-indonesia-di-amerika-serikat/
  5. Juara 1 Duta Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa dalam ajang Taurungka Tauloloyaitu Syahril dari Prodi MPI. 2 mahasiswa IPI lainnya yang lolos setelah melewati seleksi ketat dan menjadi bagian dari event besar ini adalah Rafika Mustakimah Wardah dari Prodi TBI dan Ilham Anandar dari Prodi EKSYAR. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/mahasiswa-ipi-dinobatkan-sebagai-juara-1-duta-pariwisata-gowa/
  6. Duta Damai mencegah tindakan terorisme di dunia maya (sosial media) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penaggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI) dari IPI adalah Nur Azizah. Info selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/mahasiswi-ipi-wakili-duta-damai-sulsel-di-skala-nasional/.
  7. Para juara lomba pada Semarak Ramadhan yang diadakan di UIN Alauddin, Basyair, mahasiswa PAI memeroleh juara I Pidato Bahasa Inggris, Mursyidin Yusuf memeroleh juara III dari MPI dan Pidato Bahasa Arab memeroleh harapan 1. Pada kategori lomba Tahfiz al-Qur’an juz 30 adalah saudara Muh Ilham dengan memeroleh Juara 2 dari prodi EKSYAR.   

Masih banyak lagi prestasi mahasiswa IPI yang belum sempat disampaikan dalam artikel singkat ini. Tunggu apa lagi? Jadilah bagian dari generasi millennial berprestasi hingga ajang Internasional bersama Institut Parahikma Indonesia. Khusus tahun ini, telah dibuka prodi Hukum Tata Negara. Klik https://daftar.parahikma.ac.id/register?ref=Aminah untuk mendaftar menjadi bagian dari keluarga besar IPI.

Penulis: A.F.R

ALUMNI TBI INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA KULIAH S2 SAMBIL KERJA DI LUAR NEGERI

ALUMNI TBI INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA KULIAH S2 SAMBIL KERJA DI LUAR NEGERI

Baru-baru ini, tiga alumni Institut Parahikma Indonesia terkhusus dari prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI) atau English Education Department, melanjutkan studi Master di Polandia. Ketiganya memilih negara itu bukan tanpa alasan, karena visa yang mereka punya bisa digunakan untuk bekerja di negara tersebut.

Mereka adalah Nurul Muthmainnah, alumni terbaik TBI dan pernah mewakili Indonesia dalam ajang Possible Work Project YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) yang disupport oleh Biro Pendidikan dan Kebudayaan Amerika, serta American Councils. Selain Nurul, ada Jum’yah Nur Awaliyah yang akrab disapa Ulwa. Mereka berdua bersama 4 fresh graduate TBI lainnya pernah menjadi presenters pada International Conference on Language Education (ICONELE) dimana ada Professor, dosen, peneliti serta akademisi lainnya dari negara lain dan kampus terkemuka lainnya juga terlibat sebagai pembicara.

Selain mereka, ada Andi Marami Emir yang akrab disapa Emir, pernah mewakili Indonesia se ASEAN dalam ajang ASEAN Couchcrash, yang juga memilih ke Polandia untuk melanjutkan Master Degree di Vistula University. Di bulan Ramadhan, mereka kuliah online dan menghadapi beberapa cultural shock, antara lain berpuasa + 18 jam, menghadapi mayoritas 98% masyarakat Kristen ortodoks, perbedaan bahasa, tradisi, makanan, beda musim (panas, gugur, dingin, dan semi), dll.

Adapun peluang beasiswa (ongoing scholarship) yang mereka bisa peroleh yakni, Erasmus (Europe Scholarhip) dan internship di sekitar Eropa. Selain itu, mereka juga bisa menggunakan visa bukan hanya sebagai pelajar, tapi juga sebagai visa bekerja.

Menurut Nurul, “dengan memilih TBI, saya bisa dengan mudahnya berkomunikasi dengan orang-orang luar negeri, bisa membedakan penggunaan Bahasa Inggris untuk komunikasi sehari-hari dan Bahasa Inggris untuk akademik/ professional. Dengan adanya dosen-dosen kami lulusan Amerika, Inggris, dan kampus terkemuka di Indonesia yang jauh lebih berkompeten di jurusan ini membuat saya percaya skill ini sangat bermanfaat bagi saya. Kami juga dibimbing inner capacity (teamwork, sopan, leadership, kedisiplinan, dsb) baik di kelas maupun di organisasi yang membangun karakter saya untuk lebih aktif dan bisa berkolaborasi dengan orang-orang di sekeliling saya. Itulah skill yang membuat saya mudah berkolabirasi dengan orang-orang asing di Polandia”.

“Dari dosen-dosen TBI, saya dan teman-teman belajar tentang penulisan statement letter, sponsor letter, persiapan interview, dan translating document. Karena itu tidak sulit bagi kami untuk kuliah sambil kerja disini. Waktu kuliah, saya belajar tentang Distance Learning, Computer Assisted Language Learning (CALL) yang membantu saya mendesain kelas online untuk mengajar. Honor mengajar private saja biasanya itu mulai dari 9 jutaan sampai 20 jutaan, bisa juga kerja di restoran, office, uber food. Selain itu, untuk berkunjung ke negara lain seperti Jerman, Rusia, Ukraina, Belanda, Austria, Paris, dll, kami tidak perlu menyebrang lautan”, kesan Ulwa.

“Teman sekelas saya dari Ukraina, Jerman, Nigeria, Uzbekistan, Kazakhstan, Filipina, Turkey, dll. dengan latar belakang agama dan budaya yang berbeda. Di TBI saya belajar tentang Cross Cultural Undestanding, moderasi beragama, Pancasila dan kewarganegaraan, dan penanaman soft skill, yang menambah wawasan saya dan membina karakter saya untuk lebih percaya diri sehingga mudah beinteraksi dengan orang asing, lebih siap dengan tantangan hidup selama di luar negeri, dan menjelaskan tentang islam pada mereka yang non muslim”, cerita Emir via Zoom saat web meeting,

Para alumni TBI lainnya yang sudah bekerja antara lain adalah Faiqah yang bekerja di Pusat Bahasa Kampus (Parahikma Language Centre), Rezki Amir yang mengelola kelas online LMS, Aidil yang bekerja sebagai guru Bahasa Inggris, Pembina pondok pesantren, dan pengelola koperasi pesantren. “Di pondok Rahmatul Asri memang diwajibkan anak-anak untuk speak English. Jadi, di ASPURA 1 itu setiap malam saya ajar Bahasa Inggris, dan Alhamdulillah saya gunakan bukunya Prof Azhar “Your Basic Vocabulary”. Nah, saya terapkan ilmu seputar Teaching English as a Foreign Language (TEFL) dan pengetahuan agama yang diajarkan dulu waktu masih kuliah ke anak pondok”, ujar Aidil.

Selain mereka, ada pula Syukryansyah (Ukki), pernah terlibat di Possible Hub Program diselenggarakan oleh kedutaan Amerika, sekarang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pinrang. Bagi Ukki, Bahasa Inggris dan kemempuan ICT selama di kampus merupakan perpaduan komplit yang sangat bermanfaat baginya dalam mencari lapangan kerja.

Dan masih banyak lagi alumni TBI, Riskatul dan Edi yang sementara lanjut master di kampus negeri, UNM, dan kampus lainnya. Rini dan Ayu memilih membuka kursus, yang menurut Rini, “lulusan Bahasa Inggris itu tidak akan menganggur karena kami dibekali banyak skill selama kuliah di prodi Tadris Bahasa Inggris, baik itu dalam bentuk teaching profesionalism, translation, business, inner capacity, agama, dsb”.

IPI Sukses Gelar Wisuda Perdana

IPI Sukses Gelar Wisuda Perdana

Sebanyak 84 mahasiswa diwisuda pada sidang senat terbuka luar biasa di hari Kamis, (17/12/2020). Dari prodi Ekonomi syariah (EKSYAR), mahasiswa yang diwisuda sebanyak 39 orang, dari prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI) sebanyak 22 orang, dan sebanyak 23 orang dari prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).

Mereka adalah mahasiswa/i angkatan I yang berhasil menyelesaikan studinya, yang menjadi saksi sejarah berdirinya kampus ini. Tawa, tangis haru, serta panjatan doa mewarnai kegiatan wisuda perdana yang dihelat di Institut Parhikma Indonesia.

Para undangan yang sempat hadir diantaranya adalah para orang tua alumni, Sekretaris KOPERTAIS wil. VIII, Kadis Pendidikan Kabupaten Gowa mewakili bupati, pihak yayasan parahikma, beserta seluruh jajaran civitas akademika Institut Parahikma Indonesia.

Salah satu pihak yayasan yakni Prof. Yaumi memuji kualitas wisudawan dalam sambutannya, “Input mahasiswa IPI itu adalah sisa-sisa perguruan tinggi lainnya, termasuk UIN Alauddin Makassar. Dari pengalaman saya sebagai penguji eksternal waktu itu, saya berpikir kok bisa mahasiswa-mahasiswa yang bukan dari prodi bahasa inggris bisa bahasa inggris semua? Apalagi yang memang dari prodi Bahasa inggris. Bukan hanya itu, mereka juga tahu budaya yang ada di luar negeri. Ternyata 25% dosen-dosennya adalah lulusan dari luar negeri yang studi disana dengan beasiswa Fulbright. Kelemahan kampus ini adalah belum banyak dikenali orang. Tapi kalau begini kualitas alumninya, maka mereka akan berbondong-bondong kuliah di IPI”.

Rektor Institut Parhikma Indonesia, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA., menyatakan bahwasanya apa yang dikatakan oleh Prof. Yaumi terkait “mahasiswa IPI adalah sisa-sisa dari kampus lain” disanggah oleh beliau dengan pernyataan, “mahasiswa kami yang mungkin dianggap sisa-sisa oleh orang dari luar, kami bimbing dan ubah jadi emas”. Hal ini dibuktikan dengan rentetan prestasi mahasiswa/i IPI baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional adalah berkat bimbingan SDM dari para dosen yang berkompeten/ profesional termasuk rektor IPI.  

Meskipun di masa pandemi seperti ini, para keluarga wisudawan/wati turut bersuka cita datang ke hotel Four Points by Sheraton guna mendampingi ananda tercinta. Mereka mempercayakan pihak panitia wisuda dan pihak hotel yang sangat mengutamakan protokol kesehatan, mulai dari penggunaan masker, cuci tangan, jaga jarak, dll.

Tak semua wisudawan mujur didampingi oleh keluarga, ada diantaranya keluarganya tidak sempat datang karena lokasi yang jauh dari rantau, factor kesehatan, dan takdir yang berbeda. Seperti yang dialami oleh alumni terbaik ke-3 yakni Mursyidin Yusuf, salah satu mahasiswa yang mengharumkan nama IPI dalam ajang SUSI Program di Amerika beberapa tahun silam. Di sambutannya yang disampaikan dalam Bahasa Inggris, dia bercerita tentang ayahnya yang sudah lama meninggal, dan ibunya yang awalnya pesimis menguliahkan karena faktor finansial.

Kisah lain pun disampaikan oleh wisudawan terbaik 1, yakni Muhammad Ilham yang menyatakan,”pertama kali saya masuk di IPI, saya tidak suka Bahasa Inggris. Namun setelah lama belajar di IPI justru asumsi saya berubah. Pernah saya ke Kediri, Pare, untuk belajar Bahasa Inggris. Ternyata setiba disana, saya justru ditunjuk untuk menjadi tutor”. Bukan hanya Ilham, ada banyak mahasiswa yang juga berprestasi dan ikut terjun langsung membina adik-adiknya untuk memahami Bahasa Inggris dalam format English Club, privat, bahkan mengajar langsung di lembaga pendidikan formal dan informal.

Di sela acara wisuda ini, para alumni mengucapkan ikrar alumni. Besar harapan pihak institusi kepada para alumni dengan membentuk formatur ikatan alumni IPI di acara ramah tamah yang digelar di malam harinya, yang nantinya membentuk kepengurusan dan akan mengharumkan nama baik almamater dimanapun mereka berada. Dengan bekal trilogy IPI yakni Bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom, serta profesionalisme prodi, alumni diharapkan bisa bersaing dengan luaran kampus lain baik dari dalam dan luar negeri.

Webinar Tadris Bahasa Inggris di masa New Normal

Webinar Tadris Bahasa Inggris di masa New Normal

Sejak adanya pandemi Covid-19 berbagai lembaga pendidikan melakukan kegiatan berupa Webinar. Hal itupun yang membuat prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI) dan Himaprodi TBI berinisiasi untuk melakukan hal serupa.

Pada akhir semester genap, mahasiswa/i IPI tingkat akhir menjalankan tugas akhirnya, yakni penyelesaian studi dengan membuat skripsi. Seminar proposal dilaksanakan tidak hanya via online, ada pula yang melaksanakannya via offline, tentu saja dengan tetap menjalankan protokol kesehatan selama pencegahan pandemi. Membatasi jumlah peserta seminar juga menjadi bahan pertimbangan pelaksanaan seminar.

Di tengah kesibukan penyelesaian studi tugas akhir tersebut, para dosen pada lingkup TBI mengadakan Virtual Workshop bertemakan: “Quantitative Research Method in Language Teaching”. Kegiatan ini dihelat pada hari Sabtu, 08 Agustus 2020 yang bertujuan untuk fokus pada penguasaan dan tehnik mengolah data penelitian secara kuantitatif.

Materi yang dibahas pada kesempatan tersebut antara lain; Correlational Analysis, Effect Test, T-tests, Significance, ANOVA, dan Chi-Square. Berbeda dengan Webinar pada umumnya, peserta diwajibkan menginstal aplikasi SPSS sebelum hari H, sehingga mereka bisa langsung praktek mengolah data dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.  

Peserta yang ikut serta pada kesempatan ini, tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tapi juga dosen. Mereka berasal dari kampus dan instansi sekitar IPI Gowa, UIN Alauddin Makassar, UII Yogyakarta, Poltek Negeri Medan, Univ. Syiah Kuala Banda Aceh, BPS Sidoarjo, Univ. Lancang Kuning Pekanbaru, Univ. Indraprasta PGRI DKI Jakarta, Univ. Kristen Indonesia Bekasi, UPI Bandung, STAIN Meulaboh Aceh, dsb. Antusias peserta dalam mengikuti workshop ini terlihat dari interaktif mereka selama acara berlangsung dengan Speaker, Muh. Ahkam Arifin, S.Pd., M.Sc., TESOL., M. App. Ling, alumni Inggris dan Australia yang juga adalah dosen di prodi TBI Institut Parahikma Indonesia.

Beberapa pekan sebelumnya (18/07/2020), Himaprodi TBI yakni EDENTSA (English Education Students Association) melaksanakan Webinar yang bertajuk, “Strategies of Writing a Research Paper”. Pemateri yang dihadirkan adalah Mr. Ahkam juga.

Adapun materi yang dibahas pada saat itu adalah seputar penelitian secara umum, khususnya dalam bidang Bahasa Inggris. Topiknya antara lain How to Write Introduction & Literature Review, Methodology, Findings, Discussion, and Reference. Peserta via Zoom tersebut terdiri dari kurang lebih 100 orang yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia.

Para dosen prodi TBI memiliki profesionalisme dibidangnya. Selain lulusan luar negeri seperti Amerika, Australia, dan Inggris, ada pula dosen-dosen TBI alumni kampus terkemuka di Indonesia. Prodi ini mencetak alumni sebagai tenaga pengajar Bahasa Inggris, peneliti dan penelaah dalam bidang Ilmu Bahasa dan pengajaran, akademisi di bidang (pendidikan, pengajaran, dan ilmu bahasa), instruktur Bahasa Inggris, dan penerjemah. Be a part of English Education Department Familiy, visit our IG: tbi_parahikma

Oleh: A.F.R.