KKN di Luar Negeri dan Dalam Negeri Mahasiswa IPI
Mahasiswa tingkat akhir Institut Parahikma Indonesia berkewajiban untuk melaksanakan Kuliah kerja nyata (KKN) guna memenuhi tugas akademisi perkuliahan pada semua prodi. Setelah diberi pembekalan, mahasiswa angkatan 2018 tersebut dibagi menjadi 4 kelompok untuk ber KKN di Malino dan Biringkanaya. Pelaksanaan KKN di lokasi tersebut berlandaskan MoU yang terjalin antara kampus dan sekolah bersangkutan.
Namun diantara mahasiswa angkatan akhir tersebut, ada Iqram Anas, mahasiswa prodi Tadris Bahasa Inggris, yang sementara mengikuti pertukaran pelajar UGRAD Program di Amerika Serikat mewakili Indonesia bersama rekannya dari kampus lain. Dia bercerita bahwa selama di negeri Paman Sam, hanya melakukan terawih dan buka puasa bersama teman-teman kampus sesama muslim dari negara yang berbeda. “Khusus di state tempat saya domisili, puasanya 16 jam, sebenarnya muslim banyak yang ke masjid hanya saja masjid dari kampusku 15 menit kalau naik mobil dan saya tidak punya kendaraan, pernah sholat tarawih sekali karena ada yang bisa jemput”, kisahnya.
Untuk melakukan KKN versi Luar negeri, diperalihan dari musim dingin ke musim semi, sambil tetap menjalankan ibadah puasa, Iqram mengabdi di Promise house, semacam toko makanan yang free untuk setiap mahasiswa. Bukan hanya makanan tapi tersedia juga toiletry atau keperluan kuliah seperti pulpen, binder, dll. Disela waktu senggang lainnya, Iqram juga mengunjungi Grandma’s house, dimana dia bisa main “game” bersama nenek-nenek yang tinggal disitu, jadi tempatnya seperti panti jompo kalau di Indonesia. Tentu saja, KKN ini disesuaikan dengan kondisi negara tersebut.
Hal berbeda dilakukan oleh rekan-rekannya yang berada di Indonesia. Beberapa diantaranya bertugas di Malino, khususnya di pondok pesantren Bukit Hidayah Malino yang dipimpin oleh bapak Kyai H. Abdul Hamid Sarro, BA. Ruslan yang akrab disapa Carlos mengungkapkan bahwa dia selaku korlap bersama timnya mengisi bulan puasa dengan kegiatan bukber dilakukan diluar tepatnya di food street of Malino untuk membangun kekompakan dan menyusun proker selama di tempat KKN.
Rutinitas lainnya adalah setiap hari ba’da sholat ashar, tim mengajak anak-anak di seputaran posko untuk diajarkan cara baca Al-Qur’an, meski hanya beberapa anak-anak yang datang tapi mereka tetap semangat. Mereka juga dapat undangan dari salah satu masyarakat di lingkungan Butta toa untuk bukber di masjid.
Nurqolbi dari kelompok lain dan prodi yang sama dengan Iqram pun menceritakan tentang kegiatan KKN nya di SMAN 4 Gowa, berhubung santri/wati dari Pesantren Bukit Hidayah mulai libur di minggu ke dua Ramadhan. Bersama timnya, dia melaksanakan berbagai proker diantaranya, ceramah tarwih di mesjid Ukhuwah Islamiyah, mengajar Bahasa Inggris dan BTQ di SMAN 4 GOWA, Lomba Adzan dan Lomba Hafalan Surah pendek atau (sambung ayat), pesantren kilat SMAN 4 GOWA, dan Lomba Cerdas Cermat pada kegiatan lomba SEMANGAT RAMADHAN oleh bapak kepala Lingkungan, Lombasang Ramli Ruddin, SH.
Selain itu, dengan penuh suka cita, mereka bergotong royong penanaman bunga sirih bersama bapak kepala Kelurahan Bulutana, Naba, S. Sos. Malam Ramah Tamah dihelat bersama warga sekaligus memberikan kuis kepada anak-anak sekitar lokasi KKN. Dan sebelum pulang, mereka mendengar pesan dan kesan sekaligus pelepasan oleh bapak pimpinan Ponpes Bukit Hidayah Malino yang telah menyediakan akomodasi selama ber KKN di Malino.
Ada banyak cerita berkesan lainnya dari mereka yang ber KKN. Setelah dibekali profesionalisme di prodi masing-masing, mahasiswa juga dibekali ilmu agama, inner capacity, English, dan wadah organisasi internal seperti UKM, BEM , dan HMPS yang turut melejitkan potensi masing-masing. Kesemuanya tentu menjadi bekal untuk mereka saat menjadi alumni nantinya agar berguna bagi bangsa dan agama, Sebab urusan dunia dan akhirat bukanlah hal sekuler yang dikotomis, tetapi jiwa nasionalis dibarengi dengan ilmu dan relijiusitas serta kemampuan ICT senantiasa terintegrasi pada tiap individu khususnya mahasiswa IPI.
Komentar Terbaru