Kuliah Umum Direktur DIKTIS KEMENAG tentang Tantangan PTKI di Era Metaverse

Kuliah Umum Direktur DIKTIS KEMENAG tentang Tantangan PTKI di Era Metaverse

Maraknya kecanggihan teknologi memudahkan segala sendi kehidupan, menjadikan era online metaverse (konsep yang ditulis oleh Neal Stephenson di novel Snow Crash pada 1992) sebagai ruang (dunia virtual) untuk beinteraksi satu sama lain. Seiring dengan maraknya ICT tersebut, berbagai tantangan bermunculan sesuai dengan perkembangan zaman.

Olehnya itu, untuk membahas fenomena tersebut, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag selaku Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Republik Indonesia mengutarakan berbagai tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi islam dalam Kuliah umum bertemakan “Tantangan perguruan tinggi islam di Era Metaverse” pada hari Kamis (03/02/2022).

Prof. Azhar Arsyad, MA, rektor Insitut Parahikma Indonesia, dalam welcoming remarknya menjelaskan bahwa IPI telah mempersiapkan generasi muda yang siap berkompetisi di era metaverse ini dengan trilogy nya, yaitu Bahasa inggris, ICT atau online system, dan inner capacity/ wisdom untuk membentuk karakter.

Beliau didampingi oleh rekan sejawatnya, yakni Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Kemenag, M. Adib Abdushomad, PhD, beserta Kepala Seksi Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Ahmad Mahfud Arsyad, M.Ag. Acara tersebut digelar di Hall Kampus 1, Gedung B Lantai 2, Institut Parahikma Indonesia, Jl. Mustafa Dg. Bunga no.191, Paccinongan, Gowa dan dihadiri oleh pihak birokrasi, dosen, staf, dan mahasiswa IPI.

Prof. Suyitno menyampaikan dalam pemaparannya, “Jika berbicara kemajuan saat ini, yang paling ketinggalan itu kampus. Sadar atar tidak, dalam banyak hal, dunia pendidikan termasuk kampus kalah maju dengan gojek.” Ini adalah tantangan dunia pendidikan yang menjadi PR besar para akademisi. Belum semua perguruan tinggi baik di kota hingga ke pelosok desa mampu menerapkan online system dikarenakan berbagai kendala teknis yang perlu ditanggulangi.

“Selain itu, tantangan lain yang dihadapi PTKI adalah eksistensi beberapa prodi yang tak lagi sejalan dengan perkembangan zaman dan mengharuskan kita untuk lebih kreatif dan inovatif. Ada beberapa prodi yang sudah tidak relevan dengan kemajuan saat ini sehingga perlu diperhatikan content atau substansinya”, tambahnya.

Terkait alumni, Prof. Suyitno menyampaikan, “luaran PTKI lebih terserap menurut survey BAPPENAS karena luaran ini siap bekerja apa saja meskipun bidang ilmu mereka tidak linear. Ini artinya luaran (alumni) kurang professional karena menerima pekerjaan apapun tanpa memperhatikan keahlian mereka”. Maka dari itu beliau menyarankan bahwa perlu diadakan perubahan-perubahan bahkan penambahan dalam lingkup perguruan tinggi islam di Indonesia.

Institut Parahikma Indonesia (IPI) mulai menjawab tantangan tersebut dengan bermacam-macam langkah real demi terwujudnya mahasiswa/i yang berperadaban, cerdas, dan, terampil. Melalui trilogy kampus, IPI optimis mengantarkan para alumni menggapai cita-citanya.

Penulis: A.F.R.

Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan, Membawakan Kuliah Umum di IPI

Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan, Membawakan Kuliah Umum di IPI

Kegiatan orientasi kampus Halaqah Intelektual Mahasiswa (HIKMAH) untuk mahasiswa baru angkatan 2019/2020 ini dihadiri oleh Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D (Rektor UIN  Alauddin Makassar). Beliau diundang untuk membawakan kuliah Umum dengan tema “Mengembangkan Soft Skill di Perguruan Tinggi untuk Mencetak Lulusan Berkualitas”.

Sebelum memasuki materi inti, Prof. Hamdan banyak menjelaskan betapa buku best seller, Your Basic Vocabulary yang dibuat oleh Rektor IPI, Prof Azhar Arsyad,  banyak membantunya dalam belajar bahasa Inggris. Dia sudah lama mengikuti jejaknya  sejak beliau menjadi dekan Fakultas Tarbiyah UINAM, menjadi rektor IPI dan sepak terjang beliau dalam mengembangkan UIN menjadi seperti sekarang ini.

“Bagi saya, Prof. Azhar itu guru saya sepanjang masa, inspirator, the living lecture, motivator”, ungkapnya. Rektor UINAM yang baru saja terpilih ini memiliki nama kampung, yakni Mendang. Tanpa gengsi, Prof. Hamdan menceritakan kondisi keluarganya, masa kecilnya, orang-oranmg yang hadir dalam sejarah hidupnya hingga dia meniti keberhasilan seperti saat ini.

Ibunya adalah seorang penenun sarung. Terkait topik kuliah umum tentang pentingnya soft skill, Prof. Hamdan berbagi cerita tentang betapa ibunya sangat menginspirasi kepribadiannya. Menjadi seorang penenun sarung, ada beberapa karakter yang musti dimiliki, contohnya sikap sabar, kedisiplinan, tekun, meskipun ibunda adalah seorang janda yang buta huruf. Sikap itulah yang tertanam pada dirinya dalam menajalani segala rintangan hidup.

Hal yang dapat  mendukung pengembangan soft skills adalah adanya goal setting yang terdiri dari ingin punya apa, ingin berbuat apa, ingin menjadi apa, dan ingin dikenang sebagai apa.Untuk mengembangkan soft skill juga di butuhkan kerjasama dalam tim, gigih, mengambil inisiatif dan berani mengambil keputusan.

Beliau mengumpamakan pentingnya keseimbangan antara hard skill dan soft skill yang dimiliki seorang pemain bola. Dari segi hard skill, dia harus mampu berlari, menendang, bertahan, dan menyerang, namun dari segi soft skill dia perlu bekerjasama dalam tim, gigih, mengambil inisiatif, dan berani mengambil keputusan. Ss]eseorang yang punya soft skill yang baik terbukti lebih banyak dibutuhkan ketimbang mereka yang cuma mengandalkan hard skill.

Dan masih banyak lagi pesan yang beliau sampaikan pada kuliah umum kali ini. Seolah menghipnotis pendengar yang terdiri dari seluruh civitas akademika IPI, beliau berpesan bahwa kita perlu konsisten dan berkomitmen dalam berproses untuk menciptakan hasil. Karena proseslah yang menentukan produk. “Proses…proses…proses…”, ungkapnya sambil mengepalkan tangannya dan menghujamkannya ke bawah menjadi cambuk bagi mahasiswa untuk meniti kesuksesan.

Tokoh Utama dalam buku Melawan Takdir ini juga menceritakan sedikit kisah cinta monyet yang dahulunya ditolak hanya karena saingannya adalah anak seorang pejabat. Hal tersebut tidak lantas membuatnya berkecil hati ataupun sombong saat berhasil seperti sekarang ini, di kampungnya, teman-temannya tetap bisa bergaul seperti dulu tanpa harus merasa malu dan menjaga jarak karena sudah punya perubahan hidup yang luar biasa.

Banyak hal yang bisa dipetik dari paparan beliau. Soft skill ini tidak dipelajari menjadi satu mata kuliah tertentu, namun efeknya sangat luar biasa bagi kehidupan kita sehari-hari baik dalam bekerja, bermasyarakat, dan berkeluarga.

Oleh: A.F. R (UKM JPC)

Kuliah Umum Bersama Beberapa Professor dari Malaysia

Kuliah Umum Bersama Beberapa Professor dari Malaysia

kuliah umum malaysia

Institut Parahkma Indonesia (IPI) telah mengadakan kegiatan Kuliah Umum yang berlangsung di aula, Jum’at (3/5/2019). Kegiatan ini bertajuk “Sharing Insights on Private Higher Education Institutions in Malaysia”. Acara ini dibuka secara simbolis dengan menampilkan sebuah tarian tradisional “Tari Paddupa” oleh mahasiswi-mahasiswi Institut Parahikma Indonesia.

Dalam Kuliah Umum ini panitia telah hadir berbagai pemateri hebat diantaranya: Prof. Dato’ Mohd Yusof Hj. Othman, Datin Paduka Dr. Jawiah Dahir, Prof. Madya Dr. Mashitoh Yaacob, Dr. Adawiyah Ismail, yang kesemuanya berasal dari Institut Islam Hadhari Malaysia dan Prof. Madya Dr. Mohd Hasbi Ab Rahim dari Universitas Malaysia Pahang.

Sebelum kuliah umum, ada sepatah kata dari Rektor IPI Prof, Azhar Arsyad, M.A. “kami sangat beterima kasih atas kedatangan para pemateri pada hari ini yang masih bisa menyempatkan hadir untuk memberikan pengetahuan, inspirasi serta motivasi kepada mahasiswa/mahasiswi disini mengenai lembaga pendidikan tinggi swasta di Malaysia. Semoga kita bisa berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang baru mewujudkan para pemuda pemudi berkarakter dan berwibawa”, ujarnya.

Setelah sambutan, para tamu (pambicara) menyampaikan ciri khas dari institusi masing-masing, memotivasi untuk lanjut diluar negeri, serta manyanjung kampus yang didirikan oleh Prof Azhar ini. Di era serba ICT ini terintegrasikan dengan Bahasa Inggris dan pengetahuan hikmah yang berasal dari Al-Qur’an dan hadits.

Kegiatan kuliah umum ini berjalan dengan lancar dan meriah karena di hari yang sama dirayakan hari ulang tahun Rektor IPI. Suasana meriah serta haru ditutup dengan pemotongan kue, persembahan lagu “Nirmala”, dan foto bersama menjadi moment yang sangat membahagiakan bagi seluruh civitas akademika kampus Institut Parahikma Indonesia.

 

Penulis: Serliani (UKM JPC)

Kuliah Umum Dengan Tema : Achievement Motivation

Kuliah Umum Dengan Tema : Achievement Motivation

achievement-motivation-wayong

Makassar,  kuliah umum tentang achievement motivation Senin (26 November 2018) pukul 08.00 hingga pukul 11.00 di Kampus 2 Institut Parahikma Indonesia Jl. Tamangapa Raya Antang Makassar. Kuliah umum kali ini sangat memotivasi seluruh mahasiwa(i) IPI, sekaligus sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut.

Adapun pemateri yang di hadirkan tak lain dan tak bukan ialah sosok yang sangat luar biasa yakni Bapak H. Moh.. M.Ed., Ph.D yang memaparkan bagaiamana cara belajar bahasa inggris yang baik dan bagaiaman cara memperoleh beasiswa keluar negeri.

Didalam penjelasannya beliau berkata,  “Membuka jendela yang luas untuk sampai ke dunia yang lebih luas, nah  untuk sampai di sana harus mulai dari mana? Dengan tujuan terus mengikuti jejak melalui buku Essensial Idioms in English penulisnya Robert Davidson. hingga ke buku Your Basic Vocabulary. Salah satu cara agar kita bisa keluar negeri ialah dengan cara memperbanyak kosakata, didalam memulainya kita bisa belajar dari orang pendiam di rumah yang hanya menggunakan 3000 kata perhari.untuk belajar bahasa inggris kita tidak butuh waktu yang lama, kita hanya butuh waktu 6 bulan saja. Kata kunci didalam mempelajari bahasa inggris hanya 2 yaitu: English and Leverage. yang di mulai dengan kemauan, minat, usaha,dan perhatian. Saya juga sempat membaca buku yang di karang oleh Hiposantoso yang judul bukunya 7 keajaiban rezeki  yang di dalamnya terdapat pepatah “ semakin anda pikirkan maka semakin dekat akan terjadi”. Jadi semakin sering kita berfikir untuk keluar negeri maka semakin dekat impian itu akan terjadi “.

“Cara belajar yang baik ialah dengan cara mengajarkan apa yang kita ketahui kepada orang lain. Mengikuti jejak dan saran dari Prof. Dr. Azhar Arsyad , M.A melalui pengalaman beliau dimana 15 persennya itu ilmu dan 85 persennya itu praktek karena keyakinan saya dapat keluar negeri maka selesai masalah, karena sekali keluar negeri maka kita akan terus- menerus keluar negeri untuk memotong garis kemiskinan secara turun temurun because English is the key to the world “, tambahnya.

achievement-motivation-mahasiswa-aktif-menjawab-pertanyaan

Tak lupa pula di penghujung acara beliau memberikan quis dan memberikan hadiah kepada para mahasiswa (i) yang mampu menjawab pertanyaan dari beliau. Adapun pertanyaan –pertanyaan yang di ungkapkan antara lain:

  1. Apa nama program beasiswa yang menjadi sponsor saya untruk keluar negeri mengambil gelar S2?
    Pertanyaan ini di jawab oleh mahasiswa yang bernama Gunawan prodi ekonomi syariah semester 5 jawabnnya ialah program IDAM.
  2. Apa nama program beasiswa yang menjadi sponsor saya untuk keluar negeri mengambil S3?
    Pertanyaan ini di jawab oleh mahasiswi bernama Febriyanti syuamsuddin prodi ekonomi syariah semester 3 jawabannya AYUSEC.
  3. Sebutkan 2 kunci untuk bisa keluar negeri?
    Pertanyaan ini dijawab oleh mahasiswi Sumarni prodi ekonomi syariah semester 3 jawabannya Bahasa inggris dan pengalaman.

Sungguh sangat luar biasa sudah bisa meluangkan waktunya untuk datang ke kampus kitra tercinta IPI untuk membagi ilmunya dan memberikan hadiah kepada teman- teman. Tiada kata yang pantas kami ucapkan melainkan hanya kata terima kasih yang sebesar-besarnya sudah datang dan menginspirasi kami semua dalam meniti kesuksesan.

Penulis: Emi Sri Rahayu Fatimah (UK JPC)

Mahasiswa IPI mendapat penawaran Beasiswa ke Taiwan melalui kegiatan ini

Mahasiswa IPI mendapat penawaran Beasiswa ke Taiwan melalui kegiatan ini

pemateri kuliah umum dari taiwan

Pendidikan itu perlu dan berdampak baik kepada orang yang mengenyamnya. Tanpa pendidikan, hidup manusia hambar. Untuk kesekian kalinya, Institut Parahikma Indonesia (IPI) mendapatkan kuliah umum dari berbagai tamu luar negeri, pada hari Rabu, 08 Mei 2018 kedatangan tamu dari Taiwan dan berbagi informasi mengenai peluang kuliah di Taiwan.

Andi Azhar (Ph. D candidate) Lecturer of Indonesian Language and Culture, BIPA Profetional Teaching Certified, Leadership Training Professional Instructor Certified, ASIA University Student, selaku pemateri mengatakan bahwa pendidikan di Taiwan itu baik dan orang yang belajar disana akan dimanjakan oleh berbagai fasilitas baik dari kampus maupun dan pemerintah setempat. Semangat belajar di Taiwan kelak akan menggiring pelajar menjadi orang sukses, tak peduli disiplin ilmu apa yang digelutinya.

Kuliah umum ini memberikan informasi tentang studi dan visa di Taiwan, diberikan penawaran beasiswa ke Taiwan dan penawaran khusus untuk belajar bahasa Mandarin. Karena selain Inggris, Bahasa mandarin tentu menjadi Bahasa nasional Taiwan.

“Taiwan memang negara kecil tapi tolenrasi mereka besar,” ucap candidate Doctor of Phylosphy dan Bussiness Administration Asia tersebut. “Disana, sangat minim pemeluk agama Islam, tapi toleransi mereka besar. Bahkan mereka membangun beberapa masjid yang memuat ratusan hingga ribuan orang,” tambahnya.

Salah satu peserta pada kegiatan ini sangat bersyukur bisa mendengar pemaparan beliau, “Sanga bermanfaat untuk kami. Banyak hal yang bisa kami petik dari beliau. Benar-benar menginspirasi,” ucap Nengsi, salah satu mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Inggris.

Negara dengan julukan Naga Kecil Asia itu tidak begitu diminati oleh banyak orang dalam pendidikan, namun orang-orang yang belajar disana terutama pendatang dari luar sangat diapresiasi dan diberikan fasilitas. Hal ini menjadi alasan kenapa Andi Azhar melanjutkan S3-nya disana setelah menyelesaikan S2-nya di negara yang sama.

kuliah umum dari taiwan

kuliah umum yang dimoderatori oleh Muhammad Asriady, S. Hd., M. Th. I. menegaskan bahwa seluruh sajian di IPI menjadi modal dasar untuk kuliah di luar negeri, sehingga mahasiswa perlu meningkatkan semangat dan kualitas belajarnya. Wisdom yang disajikan di IPI dibutuhkan disemua Negara, Bahasa Inggris adalah Bahasa international yang dilantunkan di IPI, dan ICT alat untuk mengelilingi dunia walau kini masih kuliah di Sulawesi Selatan.

“Jangan sia-siakan kesempatan belajar Bahasa Inggris di IPI, dosen Bahasa Inggris mohon agar menumpahkan seluruh ilmunya ke mahasiswa kita, dan mahasiswa gali ilmu seluas- luasnya dari dosen luar negeri maupun dalam negeri agar menjadi modal sukses di masa depan”. Imbuh moderator.

Penulis Mursyidin Yusuf