oleh aminahfaerob | Jun 23, 2022 | Artikel, Berita, Pengumuman
Hari Kamis, 23 Juni 2022 merupakan salah satu hari bersejarah bagi Institut Parahikma Indonesia (IPI). Pasalnya, Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A, selaku rektor IPI mendapatkan penghargaan yang sangat bergengsi sebagai Tokoh Dakwah yang berkonstribusi bagi Universitas Muslim Indonesia (UMI), oleh Rektor UMI, Prof. Dr. Basri Modding pada acara Milad UMI.
Momentum yang begitu meriah ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Gubernur Sulsel, para Bupati, dan Walikota Makassar. Selain itu, pihak UMI juga mengundang seluruh sivitas akademika dan para tamu akademis dari berbagai kalangan.
Konstribusi Prof. Azhar dalam rana pendidikan patut diacungi jempol. Beliau mengubah IAIN menjadi UIN Alauddin pada dua periode kepemimpinan 2002-2010, dan terpilih menjadi ketua dewan guru besar UIN Alauddin tahun 2011.
Prof. Azhar juga menulis buku Bahasa Arab, termasuk buku manajemen, dan media pendidikan dengan jumlah sitasi 33101 di Google Scholar sejak tahun 2017. Dalam buku Your Basic, dia tidak hanya tentang mengklasifikasi kata dalam Bahasa Inggris, tetapi juga terkait dengan teori A dan B yang mempelajari struktur bahasa inggris tanpa menghafal tenses..
Setelah mengahadiri milad tersebut, didampingi oleh Wakil Rektor 1 IPI, Prof. Dr. Muh. Yaumi, M.Hum., M.A., Prof. Azhar langsung menemui Ketua Sekolah Tinggi Manjemen Informatika dan Komputer (STIMIK), Dr, Nasrullah, M.Si.
Dalam sambutannya, Prof. Azhar menyampaikan agar senantiasa menjaga persatuan. Persatuan hanya bisa dilakukan jika diri memiliki landasan ilmu hikmah (yang disebutkan berulang kali dalam Al-Qur’an. Di samping itu, konsep hikmah ini sejalan dengan sila ke –IV Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh khimat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Jiwa yang penuh hikmat tidak akan menimbulkan perpecahan dan selalu beusaha menjalin persatuan dan perdamaian.
Di samping itu, Ketua STIMIK Handayani menambahkan bahwa dengan diadakannya MoU antara STIMIK Handayani dan Institut Parahikma Indonesia, kedua lembaga tersebut bisa mengembangakan kompetensi dan kerjasama dalan bidang teknologi dan informartika, mengingat salah satu trilogi IPI adalah pengembangan ICT.
oleh azhar | Okt 31, 2016 | Berita, Pengumuman
Berkerjasama dengan Internasional Institute of Islamic Thought (IIIT), Instititut Parahikma Indonesia, di Aula besar Institut Parahikma menggelar seminar internasional dengan tema”Islamic Civilization”, di jalan musatafa daeng bunga no.191,paccinongan-gowa. Minggu (30/10/2016)
Yang bertindak sebagai penandatanganan MOU ialah Prof . Dato Wira. Dr. Jamil Osman beliau adalah direktur IIIT untuk wilayah Asia Tenggara kemudian dari pihak kedua penandatanganan ialah Prof. Dr H. Azhar. Arsyad M.A sebagai dewan pembina Institut Parahikma Indonesia.
” Kebudayaan sebagai ciri khas manusia yang paling menonjol memberikan sebuah warna dalam kehidupannya. Keberadaan sebuah budaya yang ada pada tiap masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, tapi banyak faktor yang mempengaruhi dinamisnya alur sebuah bahkan setiap budaya. Hal ini berarti, tidak dapat dipungkiri bahwa transformasi sebuah budaya selalu diawali oleh sentuhan budaya lainnya.” Ujar prof azhar selaku rektor.
Dalam konteks pembangunan peradaban pada setiap peradaban, maka peminjaman kebudayaan lain yang lebih baik adalah hal yang perlu dilakukan. Jika ditinjau dari aspek historisnya, beberapa abad sebelum Romawi berkuasa, Yunani terlebih dahulu jaya dengan peradabannya, maka tidak dapat terelakkan peminjaman yang dilakukan oleh Romawi terhadap Yunani. Sama halnya dengan Islam, ketika Bani Abbassiyah berkuasa, maka proses transfer kebudayaan dari Yunani dan Persia adalah suatu hal yang perlu dilakukan demi menjamin keberlangsungan dari peradaban Islam.
Islam sebagai adikuasa membawa kesan tersendiri bagi tiap peradaban yang ada pada saat itu. Kejayaan Islam diibaratkan seperti percikan air yang turut menyegarkan peradaban lain, serta membukakan mata untuk melihat sesuatu yang lebih hebat didepan mereka.
Sehingga tidaklah Salah jika dikatakan bahwa renaissance yang terjadi di dunia barat kala itu karena pengaruh dari Islam yang berjaya hingga 1800 M. Maka, penulis merasa perlu untuk meninjau kembali pengaruh peradaban Islam terhadap dunia modern. Terkhusus, jika meninjau akar historis masuknya peradaban Islam ke dunia barat ketika Islam berjaya sebagai adikuasa.
yang menjadi pembicara adalah Prof Shay’a Othman yang merupakan pakar di bidang Manajement & Interpreneurship, Prof Zaid Ahmad merupakan pakar Human ecology and islmic Civilization, kemudian sebagai pemateri ketiga Puan Rossazannah merupakan Moslem Celebrity wardrobe designer.
Dalam seminar tersebut pemateri banyak mengkritik ekonomi kapitalis dan bagimana sistem ekonomi kapitalis itu bekerja. Dalam kesempatannya menurut Prof Shay’a Othman mengatakan ; “sistem ekonomi sekarang harus lebih ditapis, barat mendongkrak dan mengembangkan ekonominya dalam ekonomi kapitalis, dan kita sebagai umat islam harus melihat dan menilainya berdasarkan ekonomi islam sebab dalam sistem ekonomi kapitalis, prinsipnya berbeda yaitu human centered, bagi kaum kapitalis tujuan akhir mereka dalam ekonomi adalah mendapatkan profit sedangkan islam, profit bukanlah tujuan, yang menjadi tujuannya adalah maslahah.
Tujuan akhir dari seminar ini ialah Menjelaskan peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad SAW Menjelaskan peradaban Islam pada masa kini, Mengetahui penyebab kemunduran peradaban Islam. Dan bagaimana menjayakan kembali peradaban Islam di masa modern sekarang.
Adapun harapan yang ingin dicapai dengan pengadaan seminar internasional ini Semoga dengan adanya seminar ini, Seluruh insan dalam Institut Parahikma Indonesia termotivasi dan tersuntik semangat untuk berlomba-lomba mengasah kemampuan mereka , mencari ilmu sebaik-baiknya sehingga dapat mengubah peradaban islam yang saat ini semakin tertutup oleh peradaban asing.(*)
Sumber : https://sahabatnewsonline.wordpress.com/2016/10/31/%E2%80%8Bsahabat-news-internasional-institute-of-islamic-thought-bersama-instititut-parahikma-indonesia-teken-mou/
Komentar Terbaru