oleh azhar | Nov 29, 2018 | Berita, Pengumuman

Makassar, kuliah umum tentang achievement motivation Senin (26 November 2018) pukul 08.00 hingga pukul 11.00 di Kampus 2 Institut Parahikma Indonesia Jl. Tamangapa Raya Antang Makassar. Kuliah umum kali ini sangat memotivasi seluruh mahasiwa(i) IPI, sekaligus sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut.
Adapun pemateri yang di hadirkan tak lain dan tak bukan ialah sosok yang sangat luar biasa yakni Bapak H. Moh.. M.Ed., Ph.D yang memaparkan bagaiamana cara belajar bahasa inggris yang baik dan bagaiaman cara memperoleh beasiswa keluar negeri.
Didalam penjelasannya beliau berkata, “Membuka jendela yang luas untuk sampai ke dunia yang lebih luas, nah untuk sampai di sana harus mulai dari mana? Dengan tujuan terus mengikuti jejak melalui buku Essensial Idioms in English penulisnya Robert Davidson. hingga ke buku Your Basic Vocabulary. Salah satu cara agar kita bisa keluar negeri ialah dengan cara memperbanyak kosakata, didalam memulainya kita bisa belajar dari orang pendiam di rumah yang hanya menggunakan 3000 kata perhari.untuk belajar bahasa inggris kita tidak butuh waktu yang lama, kita hanya butuh waktu 6 bulan saja. Kata kunci didalam mempelajari bahasa inggris hanya 2 yaitu: English and Leverage. yang di mulai dengan kemauan, minat, usaha,dan perhatian. Saya juga sempat membaca buku yang di karang oleh Hiposantoso yang judul bukunya 7 keajaiban rezeki yang di dalamnya terdapat pepatah “ semakin anda pikirkan maka semakin dekat akan terjadi”. Jadi semakin sering kita berfikir untuk keluar negeri maka semakin dekat impian itu akan terjadi “.
“Cara belajar yang baik ialah dengan cara mengajarkan apa yang kita ketahui kepada orang lain. Mengikuti jejak dan saran dari Prof. Dr. Azhar Arsyad , M.A melalui pengalaman beliau dimana 15 persennya itu ilmu dan 85 persennya itu praktek karena keyakinan saya dapat keluar negeri maka selesai masalah, karena sekali keluar negeri maka kita akan terus- menerus keluar negeri untuk memotong garis kemiskinan secara turun temurun because English is the key to the world “, tambahnya.

Tak lupa pula di penghujung acara beliau memberikan quis dan memberikan hadiah kepada para mahasiswa (i) yang mampu menjawab pertanyaan dari beliau. Adapun pertanyaan –pertanyaan yang di ungkapkan antara lain:
- Apa nama program beasiswa yang menjadi sponsor saya untruk keluar negeri mengambil gelar S2?
Pertanyaan ini di jawab oleh mahasiswa yang bernama Gunawan prodi ekonomi syariah semester 5 jawabnnya ialah program IDAM.
- Apa nama program beasiswa yang menjadi sponsor saya untuk keluar negeri mengambil S3?
Pertanyaan ini di jawab oleh mahasiswi bernama Febriyanti syuamsuddin prodi ekonomi syariah semester 3 jawabannya AYUSEC.
- Sebutkan 2 kunci untuk bisa keluar negeri?
Pertanyaan ini dijawab oleh mahasiswi Sumarni prodi ekonomi syariah semester 3 jawabannya Bahasa inggris dan pengalaman.
Sungguh sangat luar biasa sudah bisa meluangkan waktunya untuk datang ke kampus kitra tercinta IPI untuk membagi ilmunya dan memberikan hadiah kepada teman- teman. Tiada kata yang pantas kami ucapkan melainkan hanya kata terima kasih yang sebesar-besarnya sudah datang dan menginspirasi kami semua dalam meniti kesuksesan.
Penulis: Emi Sri Rahayu Fatimah (UK JPC)
oleh azhar | Jun 4, 2018 | Artikel, Berita, Pengumuman

Bulan suci, Ramadhan Karim, adalah bulan yang selalu dinanti bagi ummat Muslim seantero dunia. Sang Khaliq memberi kita waktu mereguk pahalaNya, ampunanNya, serta rahmatNya melalui beraneka ritual ibadah. Salah satu kampus di Indonesia Timur, yakni Institut Parahikma Indonesia (IPI) yang menjadikan seluruh civitas akademika kampus, pihak yayasan serta para mahasiswa/i nya turut menjadikan bulan nan penuh berkah ini sebgai bulan mendulang hikmah.
Prof. Azhar Arsyad selaku tokoh pemerhati pendidikan dan salah satu Pembina yayasan Parahikma Indonesia senantiasa berinisiatif untuk menumbuhkan spirit kekeluargaan antara satu sama ain hingga atmosfir yang tercipta menjadi kesatuan yang harmonis. Tentunya peran pemerintah dalam sinergitas pendidikan menjadi sebuah kemestian. Andil pemerintah dalam mendongkrak popularitas serta silaturahmi menjadikan masyarakat percaya bahwa urgensi pendidkan memang perlu atensi besar.
Olehnya itu, di sebuah Kesempatan tertentu, 1 Juni 2018, beliau mengundang Bapak Camat Somba Opu beserta jajarannya untuk mempererat silaturahmi melalui buka puasa bersama. Agenda dihelat dalam rangka memperkenalkan institusi IPI dalam kancah yang lebih luas. Sembari menikmati sajian buka puasa, panitia menayangkan Jalan-Jalan Islami TVRI dimana kampus ini pernah diliput dengan cirikhas ala pesantren mahasiswanya.
Bulan Ramadhan adalah bulan memperbanyak amal ibadah, baik itu ibadah mahdah maupun gairu mahdah. Maka untuk mengoleksi pahala di bulan Ramadhan, Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Parahikma Indonesia menggelar buka bersama dalam rangka mempererat jalinan kekeluargaan di gedung serbaguna kampus 2 IPI,Tamangapa Raya, Antang (Jum’at, 25 Mei 2018).

Bukber bukan sekedar ajang kumpul enikmati hidangan yang ada, tapi juga didalamnya terkandung nilai suci nan luhur dalam mempererat ikatan emosional dan kekeluargaan. Keluarga bukan saja disebabkan oleh hubungan biologis, mereka yang hamper setiap hari bekecimpung dalam dunia kerja ataupun teman adalah keluarga yang terjalin erat karna visi misi yang sama adlam dunia akademis. “Kegiatan buka bersama bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara civitas akademika dan mahasiswa,” ucap Hartas Hasbi, S. E., M. Ak., rektor Institut Parahikma Indonesia. Selain itu, beliau memaparkan tentang pentingnya rasa solidaritas antar mahasiswa maupun sesama civitas akademika.
Bahkan pada saat sahur, jalinan erat ini tetap menghiasi nuansa kampus. Wajah yang lusuh karna baru bangun untuk sahur bersama, tahajjud bersama setelah sahur menjadikan spritualitas membumbung tinggi di nirwana Ilahi namun membumi di tanah IPI. Suasana seperti ini adalah dambaan tiap individu yang ada di kampus ini. Pulang ke kampung halaman menjadikan rindu untuk bersua kembali di kampus tercinta kian membuncah.
Oleh Mursyidin Y dan Nuraisa
oleh azhar | Mei 28, 2018 | Berita, Pengumuman

IPI memiliki tradisi sebelum libur yaitu Post academic course seperti kampus-kampus di luar negeri (Overseas). Filosofi kegiatan ini berdasarkan pengalaman Founding Father IPI, ayahanda Prof. Dr. Azhar Arsyad MA, yang telah menempuh pendidikan di berbagai Negara.
Kampus yang optimis menjadi lumbung peradaban Indonesia pada tahun 2025 ini, semakin nampak dengan berbagai varian kegiatan positif dilaksanakannya, tidak hanya berbasis Wisdom (pemahaman agama yang kompleks nan praktis disebut dalam kitab Suci umat Islam sebagai HIKMAH), Mastering English (master dalam pengetahuan dan pengamalan Bahasa Inggris), dan Menguasai ICT “information and communication technology” (komputer dan internet yang mampu dioperasikan secara massif oleh mahasiswa).

Kegiatan PAC merupakan rutinitas yang dikemas sebagai kegiatan perkuliahan namun tak seremonial seperti biasanya, kegiatan ini berjenjang, dimulai pada mahasiswa yang semester empat lalu dilanjutkan pada semester dua minggu berikutnya. Semua mahasiswa di kumpulkan lalu diberikan sajian berbagai varian materi tentang kiat-kiat kuliah di luar negeri, motivasi kuliah di luar negeri, sampai bagaimana memperoleh beasiswa di luar negeri. Optimisme itu sangat kental disebabkan setiap program di IPI orientasinya menjadi generasi unggul cerdas dan berberadaban.
Jika sudah terbiasa merasakan aroma kegiatan di luar negeri walau kini masih kuliah di dalam negeri, pada saatnya nanti akan menjadi hal yang biasa jika cita-cita keluar negeri tercapai. Jadi secara sederhana suasana perkuliahan di LN sudah bisa dirasakan di IPI letaknya di Kabupaten Gowa dan Makassar Sulawesi Selatan.
Tak hanya Prof Azhar Arsyad yang membawakan FAC ditambah dosen terbaik alumni LN seperti miss. Wahidah, MA. TESOL merupakan magister lulusan luar negeri yang kini menjabat sebagai wakil rektor bidang administrasi dan keuangan IPI.

Post academic course adalah reinforcement atau penguatan yang diberikan keseluruh mahasiswa pada penghujung semester mereka. Dalam kegiatan ini Pembina yayasan yang langsung turun tangan memberikan evaluasi untuk elihat progress penguasaan Bahasa inggris dari mahasiswa IPI. Post academic course menjadi ajang motivasi agar mahasiswa fokus dengan pencapaian visi misi IPI yaitu untuk menciptakan generasi unggul, berperadaban, cerdas dan terampil. “kata miss Wahidah”
Ditulis Oleh Muhammad Asriady
oleh azhar | Mei 27, 2018 | Berita

Kampus hebat itu ditentukan dari manajemennya, jika ingin menciptakan kualitas mahasiswa yang hebat ditentukan dari manajemennya, jika ingin menciptakan mutu dan kualitas dosen yang hebat akan ditentukan dari manajemennya.
Hal itu menjadi dasar IPI melaksanakan pertemuan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2018, demi untuk pencapaian mutu tersebut, terlebih setiap perguruan tinggi negeri maupun swasta harus terakrefitasi oleh BAN-PT sehingga mendapatkan kepercayaan manajemen administrasi dan kualitas kampusnya masing-masing.
Banyak masyarakat ingin kuliah dengan memiliki mindset bahwa harus kuliah pada kampus yang terakreditasi A atau minimal B dari BAN-PT. kuliah dikampus berkualitas harus memiliki pengakuan itu. IPI merupakan kampus baru yang berjalan 2 tahun memiliki izin kemenag pada nomor 2732 tahun 2016, secara administrasi sudah mendapatkan izin dan berdasarkan bukti itu IPI secara otimatis sudah terakreditasi.
Setiap kampus yang ada pasti harus memilki izin lalu berjalan, berdasarkan syarat DIKTI minimal kampus 2 tahun beru mengajukan akreditasi ke PDDIKTI. Kampus negeri dan swasta memiliki aturan sama 2 tahun berjalan baru mendapatkan izin mengajukan akreditasi kampusnya.

Demi persiapan akreditasi dan peningkatan mutu dosen dan mahasiswa, Pembina IPI, Rektor dan Seluruh Civitas Akademika IPI melaksanakan kegiatan evalusi kinerja Borang untuk diajukan pada BAN-PT pada akhir Oktober mendatang.
Berbagai pengalaman Pembina IPI menularkan berbagai strategi manajemen dan menciptakan kualitas kampus memiliki mahasiswa yang mampu bersaing dengan baik di masa kini dan masa mendatang.
Ditulis Oleh Muhammad Asriady
oleh azhar | Mei 26, 2018 | Berita, Pengumuman

Menjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap individu. Hidup dengan musuh yang menghantui rasanya pasti tidak enak. Maka untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya kita jaga tali silaturahmi.
Pendiri Institut Parahikma Indonesia Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. menghadiri sebuah acara Ramadhan di pondok pesantren Darul Istiqamah, Maccopa Maros. Beliau diberi kepercayaan menjadi pengisi acara pada semarak Ramadhan tersebut, Kamis (24 Mei 2018)
Pada acara Ramadhan untuk Tazkiyyatun Nafs dengan tema “Ramadhan terbaik, ilmu terbaik, iman terbaik, amal terbaik “ tersebut, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA membuka tausiyahnya dengan membacakan surah al-Hajj ayat 46 yang berisikan tentang pentingnya hati yang berada di dalam hati. Beliau juga mengatakan bahwa bukan otak yang berpikir tetapi hati.

“Saya senang berada disini karena disini banyak hafidz. Kalian masih muda sebagai generasi penerus,” ucapnya setelah mengakhiri penjelasan dari surah al-Hajj tadi. Selain siraman rohani dengan pendekatan ilmu hikmah, beliau juga menghimbau kepada hadirin/hadirat yang hadir (terutama santri) akan pentingnya bahasa sebagai alat, baik itu bahasa Arab ataupun bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.
Orang barat menganggap bahasa Arab itu sebagai classical language karena ia adalah bahasa yang lebih dulu hadir daripada bahasa mereka. “Kalian tahu tidak? Kenapa Amerika mengganggap Islam itu teroris? Itu karena salah umat Islam sendiri. Agama kita dikenal dengan agama damai tapi pertengkaran masih sering terjadi di kalangan Islam sendiri. Jadi itulah penyebabnya sebenarnya, yang jarang orang tahu,” terangnya.
Rektor UIN Alauddin selama 2 periode tahun 2002-2010 juga menceritakan pengalamannya ketika memberikan kuliah di Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu. Disana beliau berbicara bukan atas nama Islam, tapi pandangan. “Saat itu saya berbicara karena pandangan bukan atas nama agama, sehingga banyak non-muslim yang bisa menerima penjelasan saya.”
Mendengar banyak pernyataan mengenai bahasa Inggris itu bahasa munafik, atau bahasa kafir, beliau membantah. Di hadapan masyarakat dan santri, beliau menegaskan bahwa bahasa Inggris bukan bahasa kafir. Al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab karena memang turun di Arab. Seandainya turun di Inggris, maka akan berbahasa Inggris. Jadi kita jangan salah kaprah.
Selain itu, fenomena yang heboh saat ini adalah bom bunuh diri yang telah terjadi di beberapa titik di Indonesia, khususnya Jawa. Dengan memberikan sentuhan kedamaian dan hikmah, Prof Azhar memberikan tanggapanya kepada seluruh hadirin, “Kalau melihat fenomena bom bunuh diri yang marak terjadi, walaupun diketahui pelakunya adalah orang Islam, mereka itu sebenarnya bukan Islam yang sebenarnya karena melanggar ayat man qatala nafsan fakaannama qatalan nasa jami’an”.
Setelah memberikan siraman ruhani kepada warga Darul Istiqamah, pimpinan pondok pesantren tersebut sangat bangga dan senang dengan kedatangan Prof Azhar setelah 10 tahun tak pernah berkunjung. “Kita pasti tertarik dengan penjelasan beliau tadi. Perlu diketahui bahwa beliau ini adalah tamatan Gontor. Jadi bahasa Arabnya tidak diragukan lagi. UIN Alauddin menjadi bukti perjuangan beliau. Luar biasa, “ tutur Dr. Mudzakkir M. Arif, Lc., MA.
Ditulis Oleh Musyidin Yusuf
Komentar Terbaru