oleh aminahfaerob | Des 4, 2023 | Artikel, Berita, Pengumuman
Institut Parahikma Indonesia yang kini sudah menjadi milik Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulawesi Selatan menghelat sidang senat terbuka luar biasa wisuda sarjana Angkatan ke-IV. Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Four Points by Sheraton Makassar pada hari Sabtu (02/12). IPI mengukuhkan 52 wisudawan/wati dari prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan 37 wisudawan/wati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Dengan nahkoda kepemimpinan baru, rektor Institut Parahikma Indonesia, Dr. Nurhayati, Azis., S.E.,M.Si., wisuda kali ini memiliki nuansa penuh suka, haru, namun tetap khidmat. Melalui sambutannya, rektor IPI “Persiapkan diri sebagai pemimpin yang islami diantaranya peka terhadap isu yang berkembang untuk menjawab tantangan zaman. Sebagaimana K.H. Ahmad Dahlan yang disebut sebagai pencerah karena memahami kebutuhan masyarakat dan memberikan solusinya. Selain itu, jadi pribadi yang berpandangan maju dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri”. Dr. Nurhayati juga menyampaikan terima kasih pada Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA sebagai pelopor berdirinya IPI di tahun 2016.
Di sela sambutannya, rektor IPI menyampaikan bahwa terdapat sekitar 20 dosen IPI yang melanjutkan studi program Doktoral baik dalam dan luar negeri dengan, yang 14 diantaranya memeroleh beasiswa LPDP Kemenkeu, LPDP BIB Kemenag, BPI Kemendikbudristek, MORA, dan Fulbright. Tak heran, 3 mahasiswa juga melanjutkan studinya sambil kerja di Polandia, 2 mahasiswa (Faiqah dari prodi TBI dan Mursidin dari prodi MPI) kuliah di Australia dengan beasiswa LPDP Kemenkeu tahun 2022, dan akan menyusul 2 mahasiswa lainnya (Iqram dari prodi TBI dan Alwyn dari prodi MPI) tahun 2023 dengan kluster beasiswa yang sama di tahun ini.
Turut hadir dalam acara wisuda ini, Koordinator Kopertais Region VIII (Sulawesi, Maluku and Papua), Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph,D. berpesan 3 hal pada peserta wisuda, “Jadilah sarjana yang pandai berterima kasih pada orang-orang yg berjasa pada pencapaian kalian, yaitu orang tua kalian. Jadilah sarjana produk IPI, yaitu sarjana katalis. Katalis dalam ilmu kimia bermakana sebagai zat yang bisa memepercpat perubahan sesuatu. Jadilah katalisator yang ketika dicelup di masyarakat, masyarakat mendapat perubahan. Selanjutnya, jadilah sarjana ori, bukan KW. Asli produk IPI, yang menjalani seluruh proses akademik dengan usaha dan kerja kerasnya sendiri”. Beliau yang juga menjabat sebagai rektor UIN Alauddin Makassar ini merekomendasikan IPI kalau mau kuliah di Gowa karena fasilitas lengkap, nilai karakter mantap, kompetensi tenaga pendidiknya juga tidak diragukan lagi.
Amanat Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi ‘Aisyiyah disampaikan oleh Dr. Sulistyaningsih, S.KM.,MH. Kes. Melalui amanatnya menyampaikan agar para wisudawan senantiasa menjaga ketaatan pada Allah dan rasulNya, serta pada kedua orang tua, juga doakan ketika mereka wafat. Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag., selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan yang juga menjabat sebagai rektor UNISMUH dalam orasi ilmiahnya berkomitmen untuk mendorong, mendukung, mendampingi IPI-Aisiyah, dalam rangka kemajuan akreditasi baik prodi dan insitusi.
Adapun wisudawati terbaik tahun ini adalah Nurhikmah dari prodi Eksyar, terbaik kedua yakni Nur Anjani Putri dari prodi TBI, dan terbaik ketiga yakni Nurul Fitriyah Ainul Halsyam dengan IPK yang sama, 4,00. Suasana haru menyelimuti seisi ruangan ketika Nurhikmah menyampaikan pidatonya selaku wisudawati terbaik. Tak hanya berkisah tentang perjuangannya selama kuliah, dia juga bercerita tentang rekannya yang menurutnya lebih keras lika-liku hidupnya dan tak putus asa demi mencapai gelar sarjana. Kisah rekannya yang pernah makan indomi dibagi 4 dalam sehari semalam hanya untuk menyambung hidup sambil bekerja sebagai ART itulah yang membuatnya juga empati dan meneteskan air mata.
Selain memberi penghargaan pada wisudawan/wati dengan prestasi akademik, IPI juga mengapresiasi mereka yang memiliki prestasi non akademik. Diantaranya, Risnawati dari prodi Eksyar bagi Penulis Naskah Terbaik pada Kompetisi Manajemen Dakwah yang diadakan oleh UIN Tulungagung 2021 dan Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah pada OSDIFEST 2021 di IAIN Pare- Pare. Ada pula, Nur Anita Ramadani dari prodi TBI dengan prestasi Juara 1 Lomba Story Telling di ELITE Competition (2021), Penulis dengan Karya Terbaik dalam buku “Meraih Mimpi” (2021), dan Penulis buku “Perihal Aku dan Sejuta Pilu” PT. Asca Publisher (2023).
Prestasi non akademik lainnya adalah Muhammad Syarif Hidayatullah dari prodi MPI yang mengukir prestasi terbaik 3 MTQ Kab. Luwu Utara 2020, terbaik 1 MTQ Kabupaten Luwu Timur 2020, terbaik 1 MTQ Provinsi SulSel Pangkep 2020, terbaik 1 MTQ Kota Makassar 2022, dan terbaik 3 MTQ Provinsi SulSel 2022 Bone yang kesemuanya pada Cabang Tafsir Inggris dan hafalan 15 Juz, dan terbaik 1 MHQ Amir Uskara tingkat Provinsi Sul-Sel Cabang 20 juz.
Di penghujung acara, salah satu mahasiswa terbaik di bidang non-akademik, Mizra Khaerat dari prodi PAI melantunkan lagu “Doaku” terkhusus untuk ibunya, dan membuat seisi ruangan ikut meneteskan air mata penuh haru. Prestasinya antara lain Best performance lomba bernyanyi Mvoice Sulsel, juara 3 lomba bernyanyi studio vocalis RRI Makassar, best talent lomba bernyanyi studio vocalis RRI Makassar, dan juara harapan 1 lomba bernyanyi yang diselenggarakan Big Boss Management kabupaten Gowa yang kesemuanya diraih di tahun 2022.
oleh aminahfaerob | Feb 10, 2022 | Artikel, Berita, Pengumuman
Andi Iqram Anas dari prodi Tadris (Pendidikan) Bahasa Inggris terpilih menjadi penerima beasiswa pertukaran pelajar internasional dalam Program Undergraduate Exchange (UGRAD) oleh AMINEF. Di awal tahun 2022, Iqram mulai menginjakkan kaki di Amerika Serikat, Otterbein University, Westerville, dan semua ditanggung gratis oleh kedutaan Amerika tanpa sepeser pun uang pribadinya dikeluarkan hingga dia kembali ke Indonesia di bulan Juni mendatang.
Bukan hal mudah bersaing dengan seluruh mahasiswa dari kampus negeri maupun swasta ternama se Indonesia untuk menjadi finalis ajang UGRAD ini, tetapi demisioner Ketua HMPS Prodi Tadris Bahasa Inggris ini mampu membuktikan bahwa kampus baru bukanlah penghalang untuk berhasil maju ke kancah internasional.
Selama di negeri paman Sam, Iqram, mahasiswa semester akhir ini mengambil 4 mata kuliah (courses) diantaranya Skill of teaching profession course yang bertujuan untuk menjadi pengajar professional agar bisa membuat siswa engaged dan aktif di kelas, American Culture course dengan membandingkan kultur yang ada di Indonesia dan mempelajari good values yang bisa diterapkan di Indonesia. Selain itu, dia memilih Introduction to religion course agar menjadi pribadi yang inklusif, dan open-minded, dan Elementary Spanish course untuk berkonstribusi lebih pada komunitas bahasa asingnya sebagai bahasa tertinggi kedua di Amerika.
“Saya sangat berterima kasih pada seluruh dosen Institut Parahikma Indonesia lulusan luar negeri maupun kampus ternama di Indonesia, yang berkat bimbingannya, saya banyak belajar mulai dari penulisan essay, TOEFL IBT, interview, hingga experience tentang shocked culture ketika berada di luar negeri. I feel surprised and blessed, benar-benar bisa keluar negeri tanpa sepeser pun uang pribadi saya keluar, thank you so much”, kisahnya.
Iqram pun bercerita tentang precious experience selama di Amerika, “A little bit different nya disini, kalau di kampusku (Otterbein University) pas sholat Jum’at ada juga perempuannya, bahkan jama’ah ceweknya lebih banyak daripada cowok, hehe”. “Nah, disini kita tidak makan nasi, only occasionally. Harus pintar pilih menu halal. Untuk weathernya terlalu dingin, snowy, brrrr… kurang cocok untuk saya, kulit jadi sangat kering dan kemarin sempat susah cari moisturizer yang cocok untuk saya. It’s quite challenging, indeed”, tambahnya.
Hal yang membuatnya terkesan juga, “something that I learned more is that here I feel somehow more religious, biasa kalau di Indonesia sholat kadang harus diingatkan, tapi disini benar-benar kemauan sendiri dan harus bisa manage waktu untuk sholat karena berdekatan dengan jadwal makan dan kuliah. Di kampus juga terbiasa sholat jama’ah, jadi walaupun disini minoritas muslim, saya tetap merasa feel at home, karena pentingnya toleransi dan jiwa nasionalisme yang berpijak pada ideologi Pancasila meskipun berada diluar negeri telah saya pelajari di lingkup Parahikma”.
“Pak rektor senantiasa mengingatkan bahwa apapun perbedaan kita (ras, suku, agama, status sosial, dll.) dengan yang lain dan dimanapun kita berada, kita semua tetap terikat oleh (wisdom) atau hikmah, dimana kita mencontoh akhlaq nabi untuk terus berbuat baik sebagai mukmin baik itu dalam bersosialisasi dengan sesama manusia secara horizontal dan patuh secara vertikal pada Tuhan, the only One God. Atmosfir relijius dan profesionalisme pendidikan yang saya peroleh di IPI, sangat membantu saya sampai ke titik ini” ungkapnya.
(Penulis: A.F.R.)
oleh aminahfaerob | Feb 6, 2022 | Artikel, Berita, Pengumuman
Sejak berdirinya Institut Parahikma Indonesia (IPI) pada tahun 2016, dan menggelar wisuda sebanyak dua periode, para alumni gencar mencari peluang bekerja dan melanjutkan studi. Berbagai upaya dilakukan oleh para alumni guna mewujudkan impiannya.
Diantara alumni IPI, yang kini sukses menjadi ASN adalah Nurul Rahmadayanti. Nurul yang telah yatim dengan ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dari 6 bersaudara ini sempat ragu (insecure) disaat harus bersaing dengan alumni dari beberapa perguruan tinggi negeri ternama. “Waktu saya tes SKD kemarin, Alhamdulillah saya rangking III dan pada saat tes SKB kemarin dapat rangking I mengalahkan 2 saingan”, ungkapnya.
“Awalnya saya tidak mau mendaftar dan ragu, tapi saya berusaha pelajari soal latihan, perbanyak doa, rajin sholat 5 waktu serta sunnah lainnya, dan restu mama, alhamdulilah nggak nyangka sekarang sudah pada tahap pemberkasan”, kisahnya. Alumni prodi Ekonomi Syariah ini pun menceritakan bahwa sewaktu kuliah di IPI, dia banyak belajar mengenai ekonomi makro dan mikro dan diberikan pemahaman tentang inner capacity yang membuatnya lulus menjadi ASN di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan jabatan analis perekonomian.
Alumni lain yang berhasil mendapatkan beasiswa LPDP keluar negeri adalah Faiqah. Alumni prodi Tadris (pendidikan) Bahasa Inggris yang ayahnya juga baru meninggal dunia ini tidak berputus asa dalam menggapai cita-citanya. Di bulan November 2021 lalu, dia terpilih menjadi salah satu peserta program PPSL Luar negeri S1 dan S2 yang digelar oleh KEMENAG RI dan mengikuti pelatihan persiapan keluar negeri di Yogyakarta selama sebulan.
Faiqah sangat bersyukur kuliah di IPI. “I gained a lot of knowledge, dibekali dan dimotivasi terus oleh dosen-dosen untuk lanjut kuliah keluar negeri dengan beasiswa. Since then, I gave my 110% efforts, saya jadi lebih giat balajar and be well prepared untuk tiap step, seperti belajar tentang substansi akademik and interview.” Impiannya untuk kuliah di Melbourne University, Australia, sudah di depan mata. Persyaratan kampus dan program pengayaan bahasa, IELTS course, yang diselenggarakan LPDP pun sementara dijalani.
Alumni Pendidikan Bahasa Inggris atau TBI lainnya adalah Hendriawan. Dia bekerja sebagai Sekretaris di Sekretariat Kadin Provinsi Sulawesi Selatan. “Berkat kuliah di IPI, memudahkan saya bekerja disini, membalas surat dari luar negeri semisal dari Sri Lanka, Australia, dan sebagainya melalui e-mail untuk produk ekspor impor, dengan honor yang luar biasa bagi saya, thank God, walaupun masih fresh graduate tahun 2021. Saya juga bertugas sebagai translator and interpreter untuk tamu luar negeri, membantu komunikasi pengurus dengan bule-bule yang datang ke Indonesia”, ungkapnya.
“Di kampus kan ada mata kuliah Translation and Interpreting, yang membuat saya terbiasa menjadi penerjemah, diajarkan juga tentang soft skill yang membuat saya pribadi lebih percaya diri, punya kecakapan interpersonal berhadapan dengan orang-orang asing”, tambahnya.
Alumni prodi PAI, Muh. Fauzan, yang kini menjadi staf di jurusannya juga memiliki bakat desain grafis, mengajar privat bahasa inggris, dan menulis opini di media cetak terkenal. “Selama kuliah di IPI, pastinya saya dapatkan ilmu tentang pendidikan agama islam, tapi saya juga dilatih desain grafis lumayan buat kerja sambilan, dilatih menulis opini oleh Pembina UKM Jurnalistik dn Kepenulisan, dan dibekali bahasa inggris. Bagi saya alumni IPI nggak bakalan menganggur karena diajari banyak skill beserta profesionalisme jurusan”, tandasnya.
“Saya kerja di SD Islam Ar-Raafi’ sebagai tenaga struktural Manajemen Perpustakaan serta mengajar PAI dan AKA. Sampai sekarang juga masih aktif di Duta Damai Dunia Maya Sul-Sel sebagai Koordinator Sosmed”, ungkap Azizah, alumni prodi Manajemen pendidikan islam. Dia pun mengungkapkan rasa syukurnya karena dengan kuliah di IPI, Azizah dipercaya di tempat kerjanya menghandle kelas tambahan (Ekstrakulikuler) yakni bahasa Inggris karena dilihat dari CV lulusan IPI dan Rektornya Prof. Azhar
Tak hanya mereka, masih banyak lagi alumni IPI yang sementara lanjut kuliah S2 di luar negeri sambil bekerja, berkarir di instansi pemerintahan, di bank, institusi pendidikan, sukses berbisnis/ berwirausaha, dan bahkan ada yang membuka lapangan kerja sendiri sembari mencari peluang-peluang karir lainnya.
Penulis: A.F.R.
oleh aminahfaerob | Okt 7, 2021 | Artikel, Berita, Pengumuman
Pada hari Rabu, (06/10/2021), 91 wisudawan/wisudawati Institut Parahikma Indonesia dikukuhkan. Ada 45 alumni dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang terdiri dari 3 prodi yakni Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Sementara itu ada 46 alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Acara wisuda bagi angkatan ke-II kali ini diadakan di Hotel Claro, ruangan Sandeq. Diumumkan para wisudawan/wati terbaik institut yaitu peringkat pertama yakni Rahmat Fauzan (PAI) dengan IPK 4,00, peringkat kedua yakni Nurhijriani (TBI) dengan IPK 3,98, dan peringkat ketiga adalah Irfan Arfandi (PAI) dengan IPK 3,97.
Rahmat Fauzan, sebagai wisudawan terbaik yang berkecimpung sebagai presiden UKM Journalism and Pen Circle (JPC), aktif di lembaga bahasa, serta organisasi lintas agama (interfaith) menceritakan dirinya sebagai generasi ketiga yang diwisuda oleh Prof. Azhar Arsyad. Di generasi sebelumnya, kakeknya juga diwisuda pada tahun 1999, lalu ayahnya pada program magister di tahun 2004.
Menjadi mahasiswa terbaik yang aktif berkecimpung di beberapa organisasi internal kampus seperti HMPS, DEMA, dan UKM, serta organisasi eksternal, ternyata ikut berkonstribusi besar pada pengembangan kualifikasi non akademik serta soft skill bagi dirinya serta teman-temannya. Tentunya dengan masih berpijak pada profesionalisme prodi masing-masing.
“Awalnya saya adalah pribadi yang pemalu dan sulit berinteraksi dengan yang lain, namun dengan bimbingan beberapa dosen, saya bisa berubah menjadi lebih percaya diri. Bahasa Inggris dan ICT diajarkan full di kampus kami. Dan IPI lah yang membuat kami yang tadinya ada yang tidak diperhitungkan di kampus lain menjadi as valuable as diamond”, kisahnya dalam peyampaian pesan dan kesan alumni menggunakan bahasa inggris dan indonesia.
Institut Parahikma Indonesia yang bermotto berperadaban, serdas, dan terampil ini senantiasa mengasah trilogi IPI yaitu Bahasa Inggris, ICT, dan spiritual wisdom. Dalam sambutannya, rektor IPI mengungkapkan segudang prestasi mahasiswa/i IPI di berbagai bidang seperti bahasa inggris, seni, karya tulis ilmiah, olahraga, MTQ, baik dalam kancah regional, nasional, maupun internasional. Prestasi tersebut tentunya dikarenakan didikan para dosen alumni luar negeri yang berjumlah 14 orang dan dosen-dosen lain yang merupakan alumni terbaik dalam negeri dari kampus terkemuka di Indonesia.
Rektor IPI menekankan bahwasanya Bahasa Inggris yang diajarkan di IPI bukan sistem hafal tenses, tapi lebih merujuk pada Theory A and B.
“Untuk bekerja dan kuliah di luar negeri, hanya perlu ICT dan Bahasa Inggris, bahkan mahasiswa/i PAI, MPI, dan EKSYAR ada yang menulis skripsi dalam Bahasa Inggris. Selain itu, para mahasiswa juga dibekali landasan spiritual agar menjadi pribadi yang berperadaban”, tandasnya.
Ayah dari wisudawan terbaik, Dr. Kaharuddin, M.Pd.I, menyampaikan pesan dan kesannya. “Alhamdulillah Parahikma ini luar biasa. Saya berharap seluruh orang tua juga ikut mempromosikan kampus ini di daerah masing-masing. Dan bagi para wisudawan, jadilah alumni yang pintar, cerdas, kreatif, dan inovatif hingga di masa yang akan datang didukung dengan akhlaq, senantiasa menjadi manusia yang lebih baik.”
Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D, selaku Koordinator Kopertais Wil.VIII (Sulawesi, Maluku, Papua) turut hadir pada kesempatan ini. Prof. Hamdan menyampaikan orasi ilmiahnya pada para wisudawan mengenai generasi alpha yang akan mereka hadapi. Ciri-cirinya adalah mereka tumbuh dengan gadget/iPad di tangan.
Pergeseran makna tentang 3 kebutuhan pokok, bukan lagi sandang, pangan, dan papan, tetapi tetap 3 kebutuhan pokok seperti kuota, sinyal, dan tempat cas. Nilai lokal seperti mapattabe, siri’, sipakatau, sipakalebbi, telah mengalami distorsi, dan tak tertarik lagi belajar bahasa daerah.’
Prof. Hamdan yang juga Rektor UIN Alauddin berpesan pada para wisudawan/wati, “kita bukan siapa-siapa pada orang yang tidak mengenal kita. Kita jadi orang yang menjengkelkan di mata orang yang iri, kita jadi orang jahat, di mata orang yang benci kita. Namun kita jadi orang yang luar biasa di mata orang yang mencintai kita. Maka dari itu, ingatlah motto, you don’t have to be the best, but do your best.”
“Kalian sebagai para alumni harus membangun literasi di bidang data, teknologi, mengaji, dsb. Selain itu, beliau berpesan agar mereka menjadi katalisator yang fungsinya mempercepat perubahan, bisa memberi warna, menjadi role model akhlaq (penguatan soft skill), dan membangun komunikasi yang baik. Jadilah the right man in the right place, atau tempatkan diri sesuai kapasitas karna kalau salah tempat, kita tidak akan diperhitungkan”, pungkasnya dengan penuh semangat.
oleh aminahfaerob | Agu 5, 2021 | Artikel, Berita, Pengumuman
Kampus Institut Parahikma Indonesia yang terakreditasi BAIK oleh BAN-PT ini telah membuktikan sepak terjangnya dalam kancah pendidikan. Mahasiswa/i IPI terbukti bisa bersaing dengan mahasiswa kampus negeri atau kampus swasta termahal dari segi prestasi mulai dari tingkat regional hingga Internasional. Alumninya pun banyak yang sudah bekerja di instansi pendidikan, bank, dan lanjut studi hingga keluar negeri sambil berpenghasilan.
Salah satu mahasiswa IPI, Andi Iqram Anas, lolos mewakili Indonesia dalam ajang pertukaran pelajar yakni Global Undergraduate Exchange (UGRAD) ke Amerika di awal tahun 2022 mendatang. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris ini pastinya tak serta merta lolos, banyak proses seleksi yang harus dijalani seperti seleksi berkas, interview, hingga tes TOEFL IBT dengan score 83 atau setara dengan IELTS 6,5. Tentunya semua itu dengan bimbingan dosen-dosen Bahasa Inggris lulusan luar negeri dan kampus terkemuka Indonesia.
Selain Iqram, mahasiswa lain yang ikut menorehkan prestasi adalah Wafiq Azizah. Setelah melewati masa karantina, akhirnya meraih hadiah sebuah unit motor dari hasil jerih payahnya mengukir prestasi sebagai juara 3 di bidang Tarik suara, lagu daerah, tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah dinobatkan sebagai juara 1 tingkat Kabupaten Gowa, Wafiq yang juga dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris/ Tadris Bahasa Inggris (TBI) ini mewakli kabupatennya ke tingkat Propinsi. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke-75 Tahun 2021 Polda Sul-Sel.
Dari prodi Ekonomi Syari’ah, Muh. Takbir G. Al-Buny dan rekannya, Risnawati, berhasil meraih juara 1 Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional dalam ajang OSDI FEST 2021 oleh IAIN Pare-Pare. Penelitian mereka yang berjudul, “Makassar Sharia Destination (MAKASHID); Pengembangan E-Tourism Berbasis Local Branding System (LBS) Masa Transisi Pandemi” ini berhasil menarik perhatian tim juri.
Sementara itu, karya yang tidak kalah juaranya adalah menulis Opini di media cetak Tribun Timur. Ada banyak pengalaman penulis yang mencoba menerbitkan tulisannya di media cetak ini, namun Rahmat Fauzan mampu membuktikan bahwa statusnya sebagai mahasiswa bukanlah penghalang untuk menjadi penulis opini setingkat Master, Doktor, maupun Professor. Adapun judul tulisan opini mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam yang juga menjabat sebagai Presdir UKM Journalism and Pen Circle (JPC) IPI ini adalah “Peran Guru (Agama) dalam Mencegah Korupsi, dan tulisan opini keduanya berjudul “Peran Guru PAI dalam Mencegah Paham Radikalisme”.
Mahasiswa/i yang berasal dari prodi Manajemen Pendidikan Islam, salah satunya adalah Syarif Hidayatullah, didaulat sebagai juara 1 perwakilan dari kafilah Kabupaten Luwu Timur pada ajang bergengsi, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), tafsir Bahasa Inggris tingkat Propinsi Sulawesi Selatan ke XXXI di Pangkep yang digelar secara online dikarenakan pandemi Corona.
Di era millennial seperti sekarang ini, kampus IPI dengan trilogy nya yakni Bahasa Inggris, ICT, dan Spiritual Wisdom, dengan profesionalisme para dosen, mampu membimbing mahasiswa/i nya untuk terus mengukir prestasi hingga bersaing di dunia kerja saat menjadi alumni. Tentunya, akhlaqul karimah tetap dijadikan pondasi utama guna menjalankan kiprahnya di masyarakat. Beberapa prestasi lainnya yang telah ditorehkan di tingkat internasional, nasional, serta regional, bisa diakses melalui link berikut:
- ASEAN Couchcrash 2019 melibatkan Couchsurfing se-Indonesia dan ASEAN yang berlangsung selama tiga hari tepatnya dari tanggal 1-3 Maret 2019. Perwakilan dari IPI adalah dari prodi Tadris Bahasa Inggris, ada Nur fitriana, Nurul mutmainnah, Gustri wahyuni, A. Nur zuhaldi and A. Marami emir makkasau. Sementara dari prodi Ekonomi Syariah antara lain Nur fitriani, Nur aisa, Zaskia j and Riska rabiana. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/prestasi-luar-biasa-mahasiswa-i-ipi-dalam-event-internasional-asean-couchcrash/
- Possible Work Project yang disponsori oleh Biro Pendidikan dan Kebudayaan Amerika, American Councils, dan program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) yang bertujuan untuk membantu alumni SMA/SMK berkarir secara professional melalui pelatihan soft skills, dan menghubungkan mereka dengan beberapa perusahaan di akhir program. Event tersebut akan dilaksanakan di Rotterdam Fort, Makassar dari tanggal 30 Juli – 04 Agustus 2018. Volunteer yang lolos dari IPI adalah Syukryansyah dan Nurul Muthmainnah dari prodi Tadris Bahasa Inggris. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/mahasiswa-ipi-mampu-bersaing-dalam-kegiatan-internasional/
- Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), dalam program Seeds for the Future. Proyek yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas, negara, dan seluruh wilayah yang berkaitan dengan program berkelanjutan, Sustainable Development Goals (SDGs). Mahasiswa IPI yang terlibat dalam event ini adalah Mursyidin Yusuf dari prodi Manajemen Pendidikan Islam. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/partisipasi-mahasiswa-ipi-dalam-yseali-program-yang-diinisiasi-amerika-serikat/
- Students Exchange of Study of the U.S. Institutes (SUSI) for Student Leaders program perwakilan Indonesia adalah juga Mursyid dari prodi MPI. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/perjalanan-mahasiswa-ipi-sebagai-duta-indonesia-di-amerika-serikat/
- Juara 1 Duta Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa dalam ajang Taurungka Taulolo, yaitu Syahril dari Prodi MPI. 2 mahasiswa IPI lainnya yang lolos setelah melewati seleksi ketat dan menjadi bagian dari event besar ini adalah Rafika Mustakimah Wardah dari Prodi TBI dan Ilham Anandar dari Prodi EKSYAR. Berita selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/mahasiswa-ipi-dinobatkan-sebagai-juara-1-duta-pariwisata-gowa/
- Duta Damai mencegah tindakan terorisme di dunia maya (sosial media) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penaggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI) dari IPI adalah Nur Azizah. Info selengkapnya bisa diakses di http://parahikma.ac.id/mahasiswi-ipi-wakili-duta-damai-sulsel-di-skala-nasional/.
- Para juara lomba pada Semarak Ramadhan yang diadakan di UIN Alauddin, Basyair, mahasiswa PAI memeroleh juara I Pidato Bahasa Inggris, Mursyidin Yusuf memeroleh juara III dari MPI dan Pidato Bahasa Arab memeroleh harapan 1. Pada kategori lomba Tahfiz al-Qur’an juz 30 adalah saudara Muh Ilham dengan memeroleh Juara 2 dari prodi EKSYAR.
Masih banyak lagi prestasi mahasiswa IPI yang belum sempat disampaikan dalam artikel singkat ini. Tunggu apa lagi? Jadilah bagian dari generasi millennial berprestasi hingga ajang Internasional bersama Institut Parahikma Indonesia. Khusus tahun ini, telah dibuka prodi Hukum Tata Negara. Klik https://daftar.parahikma.ac.id/register?ref=Aminah untuk mendaftar menjadi bagian dari keluarga besar IPI.
Penulis: A.F.R
Komentar Terbaru