oleh azhar | Jun 4, 2018 | Artikel, Berita, Pengumuman

Bulan suci, Ramadhan Karim, adalah bulan yang selalu dinanti bagi ummat Muslim seantero dunia. Sang Khaliq memberi kita waktu mereguk pahalaNya, ampunanNya, serta rahmatNya melalui beraneka ritual ibadah. Salah satu kampus di Indonesia Timur, yakni Institut Parahikma Indonesia (IPI) yang menjadikan seluruh civitas akademika kampus, pihak yayasan serta para mahasiswa/i nya turut menjadikan bulan nan penuh berkah ini sebgai bulan mendulang hikmah.
Prof. Azhar Arsyad selaku tokoh pemerhati pendidikan dan salah satu Pembina yayasan Parahikma Indonesia senantiasa berinisiatif untuk menumbuhkan spirit kekeluargaan antara satu sama ain hingga atmosfir yang tercipta menjadi kesatuan yang harmonis. Tentunya peran pemerintah dalam sinergitas pendidikan menjadi sebuah kemestian. Andil pemerintah dalam mendongkrak popularitas serta silaturahmi menjadikan masyarakat percaya bahwa urgensi pendidkan memang perlu atensi besar.
Olehnya itu, di sebuah Kesempatan tertentu, 1 Juni 2018, beliau mengundang Bapak Camat Somba Opu beserta jajarannya untuk mempererat silaturahmi melalui buka puasa bersama. Agenda dihelat dalam rangka memperkenalkan institusi IPI dalam kancah yang lebih luas. Sembari menikmati sajian buka puasa, panitia menayangkan Jalan-Jalan Islami TVRI dimana kampus ini pernah diliput dengan cirikhas ala pesantren mahasiswanya.
Bulan Ramadhan adalah bulan memperbanyak amal ibadah, baik itu ibadah mahdah maupun gairu mahdah. Maka untuk mengoleksi pahala di bulan Ramadhan, Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Parahikma Indonesia menggelar buka bersama dalam rangka mempererat jalinan kekeluargaan di gedung serbaguna kampus 2 IPI,Tamangapa Raya, Antang (Jum’at, 25 Mei 2018).

Bukber bukan sekedar ajang kumpul enikmati hidangan yang ada, tapi juga didalamnya terkandung nilai suci nan luhur dalam mempererat ikatan emosional dan kekeluargaan. Keluarga bukan saja disebabkan oleh hubungan biologis, mereka yang hamper setiap hari bekecimpung dalam dunia kerja ataupun teman adalah keluarga yang terjalin erat karna visi misi yang sama adlam dunia akademis. “Kegiatan buka bersama bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara civitas akademika dan mahasiswa,” ucap Hartas Hasbi, S. E., M. Ak., rektor Institut Parahikma Indonesia. Selain itu, beliau memaparkan tentang pentingnya rasa solidaritas antar mahasiswa maupun sesama civitas akademika.
Bahkan pada saat sahur, jalinan erat ini tetap menghiasi nuansa kampus. Wajah yang lusuh karna baru bangun untuk sahur bersama, tahajjud bersama setelah sahur menjadikan spritualitas membumbung tinggi di nirwana Ilahi namun membumi di tanah IPI. Suasana seperti ini adalah dambaan tiap individu yang ada di kampus ini. Pulang ke kampung halaman menjadikan rindu untuk bersua kembali di kampus tercinta kian membuncah.
Oleh Mursyidin Y dan Nuraisa
oleh azhar | Mei 26, 2018 | Berita, Pengumuman

Menjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap individu. Hidup dengan musuh yang menghantui rasanya pasti tidak enak. Maka untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya kita jaga tali silaturahmi.
Pendiri Institut Parahikma Indonesia Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. menghadiri sebuah acara Ramadhan di pondok pesantren Darul Istiqamah, Maccopa Maros. Beliau diberi kepercayaan menjadi pengisi acara pada semarak Ramadhan tersebut, Kamis (24 Mei 2018)
Pada acara Ramadhan untuk Tazkiyyatun Nafs dengan tema “Ramadhan terbaik, ilmu terbaik, iman terbaik, amal terbaik “ tersebut, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA membuka tausiyahnya dengan membacakan surah al-Hajj ayat 46 yang berisikan tentang pentingnya hati yang berada di dalam hati. Beliau juga mengatakan bahwa bukan otak yang berpikir tetapi hati.

“Saya senang berada disini karena disini banyak hafidz. Kalian masih muda sebagai generasi penerus,” ucapnya setelah mengakhiri penjelasan dari surah al-Hajj tadi. Selain siraman rohani dengan pendekatan ilmu hikmah, beliau juga menghimbau kepada hadirin/hadirat yang hadir (terutama santri) akan pentingnya bahasa sebagai alat, baik itu bahasa Arab ataupun bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.
Orang barat menganggap bahasa Arab itu sebagai classical language karena ia adalah bahasa yang lebih dulu hadir daripada bahasa mereka. “Kalian tahu tidak? Kenapa Amerika mengganggap Islam itu teroris? Itu karena salah umat Islam sendiri. Agama kita dikenal dengan agama damai tapi pertengkaran masih sering terjadi di kalangan Islam sendiri. Jadi itulah penyebabnya sebenarnya, yang jarang orang tahu,” terangnya.
Rektor UIN Alauddin selama 2 periode tahun 2002-2010 juga menceritakan pengalamannya ketika memberikan kuliah di Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu. Disana beliau berbicara bukan atas nama Islam, tapi pandangan. “Saat itu saya berbicara karena pandangan bukan atas nama agama, sehingga banyak non-muslim yang bisa menerima penjelasan saya.”
Mendengar banyak pernyataan mengenai bahasa Inggris itu bahasa munafik, atau bahasa kafir, beliau membantah. Di hadapan masyarakat dan santri, beliau menegaskan bahwa bahasa Inggris bukan bahasa kafir. Al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab karena memang turun di Arab. Seandainya turun di Inggris, maka akan berbahasa Inggris. Jadi kita jangan salah kaprah.
Selain itu, fenomena yang heboh saat ini adalah bom bunuh diri yang telah terjadi di beberapa titik di Indonesia, khususnya Jawa. Dengan memberikan sentuhan kedamaian dan hikmah, Prof Azhar memberikan tanggapanya kepada seluruh hadirin, “Kalau melihat fenomena bom bunuh diri yang marak terjadi, walaupun diketahui pelakunya adalah orang Islam, mereka itu sebenarnya bukan Islam yang sebenarnya karena melanggar ayat man qatala nafsan fakaannama qatalan nasa jami’an”.
Setelah memberikan siraman ruhani kepada warga Darul Istiqamah, pimpinan pondok pesantren tersebut sangat bangga dan senang dengan kedatangan Prof Azhar setelah 10 tahun tak pernah berkunjung. “Kita pasti tertarik dengan penjelasan beliau tadi. Perlu diketahui bahwa beliau ini adalah tamatan Gontor. Jadi bahasa Arabnya tidak diragukan lagi. UIN Alauddin menjadi bukti perjuangan beliau. Luar biasa, “ tutur Dr. Mudzakkir M. Arif, Lc., MA.
Ditulis Oleh Musyidin Yusuf
Komentar Terbaru