oleh aminahfaerob | Jun 4, 2020 | Artikel, Berita, Pengumuman
Di tengah pandemi Covid-19
di seluruh penjuru dunia, kita dituntut untuk tetap optimis. Menjaga kesehatan
fisik (imun tubuh), stay at home, social/
physical distancing, dan berbagai anjuran pemerintah, pemuka agama, serta
garda depan kesehatan menjadi hal yang musti kita patuhi.
Institut Parahikma
Indonesia (IPI) telah lama mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi terkhusus
di saat situasi mengharuskan seluruh civitas akademika untuk work and study from home. Selama masa
PSBB, pembelajaran online dan meeting dilakukan secara virtual. Penerapan Learning
Management System yang dikombinasikan dengan berbagai media online lainnya
(Zoom, Skype, Canvas, WhatsApp, Google Classroom, Youtube, dll) merupakan kreativitas dan seni tersendiri
dalam proses belajar mengajar.
Selain dimensi ICT,
prosesi akademisi kampus juga dilengkapi dengan adanya Diskusi Spiritual secara
virtual guna menjaga integritas sesama muslim, refleksi diri, dan menambah
wawasan. Dalam beberapa tahapan, Ramadhan di IPI menginisiasi Webinar berbentuk
diskusi ilmiah yang dihadiri oleh kurang lebih 80 Professor, dosen-dosen, dan
berbagai kalangan yang tertarik mendalami wacana irfani, filsafat, akademis,
kebangsaan, dan keislaman. Kegiatan ini dihadiri bukan saja oleh peserta dari
Indonesia, tapi juga dari beberapa negara lain seperti Amerika, Taiwan,
Malaysia, dll.
Pemateri-pemateri yang
dihadirkan pada 5 kali Diskusi akademis bernuansa spiritual wisdom selama Ramadhan dengan IPI bertindak sebagai host antara
lain: Tokoh International yang berdomisili di dalam dan luar negeri, seperti: Dr.
Waryani Fajar, Prof. Dr. Imam Suprayogo., Ph.D, Prof. Dr. Imam Suprayogo, Prof.
Dr. Azhar Arsyad, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat
(Indonesia), Prof. Dato’ H. Shushilil Azam Bin Shuib (Malaysia), Imam Shamsi
Ali, MA (Amerika) dan Ottawa Abdul Kadir Jaelani (Kanada). Meskipun diskusi ini
diadakan secara daring, namun peserta antusias mengikuti kegiatan melalui
aplikasi Zoom ini. Di penghujung rangkaian diskusi (ke-lima), IPI hadirkan Dr.
K.H. Aswin. R. Yusuf pada (21/05/2020), dengan mengulas tema “Unfolding The Secret of Kaaba (Baitullah)”.
Pasca idul Fitri, IPI
menghelat Halal bi Halal Virtual bersama
seluruh civitas akademika tepatnya pada (03/06/2020). Pada kesempatan ini,
Rektor IPI, Prof. Azhar Arsyad, menyampaikan pada peserta Virtual ini seputar trilogy
IPI dan substansi hikmah. “Mengapa kampus ini disebut Parahikma? Kata tersebut
diambil dari kata (para) dan (hikmah). Para bermakna ‘berbagai’, dan hikmah
bermakna ‘taufik dan petunjuk dari Allah’. Dalam Al-Quran, kata hikmah berulang
kali disebut seperti pada Surah (Yasin:2), (Al-Baqarah: 151), dll”, jelas Prof.
Azhar.
“Menurut Jacqueline Small
dalam bukunya “Trasformers”, tiap
diri manusia ada yang disebut fragmented
self (fisik/raga materi) dan True
self (ruh/spiritual). Diri fisikal semestinya dikontrol oleh jiwa spiritual”
tambahnya. Penjelasan tersebut merupakan sekelumit pemaparan rector yang
dominan disampaikan pada slide PPT dalam Bahasa Inggris, mengingat Trilogi IPI
adalah Bahasa Inggris, ICT, dan spiritual
wisdom.
Pembentukan spiritual wisdom ialah cara IPI
menanamkan pendidikan karakter atau inner
capacity serta jiwa nasionalis pada mahasiswa maupun para dosen dan staf.
Menjadikan nabi Muhammad sebagai suri tauladan dalam menangkal/ menundukkan HNDS
(hawa, nafsu, dunia, syaithan) agar menjadi pribadi yang mengedepankan
perdamaian, persatuan, dan meneladani sifat nabi yakni shiddieq, tabligh, amanah, dan fathonah.
Pengajian mingguan dalam rangka character
building seperti ini selalu diadakan sebelum Corona dan akan dilanjutkan
lagi pasca Corona di semester depan. Hal ini dilakukan, karena IPI memiliki
visi mencetak alumni yang berperadaban, cerdas, dan terampil demi menyongsong
segala peluang dan tantangan di masa akan datang.
Penulis: Amhy Faezarobbani
oleh aminahfaerob | Feb 25, 2019 | Berita, Pengumuman
Academic writing adalah skill yang wajib dimiliki oleh setiap akademisi baik dosen ataupun mahasiswa. Sejalan dengan Tridarma Perguruan Tinggi yang kedua yaitu penelitian, maka academic writing menjadi fondasi utama yang harus dibangun oleh setiap institusi pendidikan tinggi. Kemampuan meneliti tentunya harus dibarengi dengan kemampuan menulis secara akademik yang baik dan sistematis. Salah satu tujuan sebuah penelitian adalah menemukan inovasi yang akan menjadi solusi bagi sebuah permasalahan. Solusi yang merupakan hasil dari penelitian tersebut harus kemudian dipublikasikan agar dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi para akademisi, peneliti ataupun masyarakat umum. Di rana inilah kemampuan academic wrting sangat dibutuhkan.
Sebagai sebuah institusi yang menjujung nilai Tridarma Perguruan Tinggi, Insitut Parahikma Indonesia sangat antusias dalam mengembangkan skill academic writing untuk para dosen dan mahasiswa. Hal ini dibuktikan oleh beberapa workshop tentang academic writing yang bertujuan agar para dosen dan mahasiswa di Institute Parahikma Indonesia bisa mempublikasikan karya-karya hasil pemikiran dan penelitiannya di jurnal-jurnal bereputasi di dalam maupun luar negeri.
Academic writing workshop yang diadakan pada tanggal 27 Februari 2019 di kampus 1 Institut Parahikma Indonesia kali ini menghadirkan narasumber seorang dosen sekaligus peneliti senior yang juga seorang reviewer jurnal internasional dari Deakin University, Australia, Dr. Peter Waterworth dengan tajuk “Writing Articles for Publication in International Journal”.
Dalam workshop tersebut Dr. Petter memberikan berbagai gambaran umum tentang artikel yang dimuat di jurnal intrenasional berereputasi seperti Scopus indexed journals. Lebih lanjut beliau menjelaskah dengan sistematis mulai dari ciri artikel yang menarik, tipe artikel yang mempunyai peluang terbit di jurnal bereputasi, cara membuat literature review yang singkat dan tepat, research article formula, dan ciri atau karakteristik tulisan yang baik. Beliau juga memberikan tips-tips efektif agar artikel bisa diterbitkan oleh jurnal internasional. Dalam peyampaian materinya Dr. petter mengatakan alasan banyaknya artikel dari Indonesia yang ditolak untuk diterbitkan di jurnal internasional dikarenakan alur ide atau pemaparan ide yang cenderung berputar-putar /spiral, tidak linier. Sedangkan artikel yang dimuat jurnal internasional harus memiliki alur yang sistematis dan linier, straight to the point, dengan bahasa yang jelas dan tidak berbelit-belit.
Workshop ini berlangsung dari jam 9 sampai jam 12 siang, disambut dengan antusiasme yang luar biasa oleh seluruh sivitas akademika Institut Parahikma Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh para peserta. Hal yang tak kalah penting dari acara ini adalah penandatanganan MOU antara Institut Parahikma Indonesia dengan Deakin University yang dilaksanakan setelah selesai workshop. Dengan adanya MOU ini diharapkan sinergitas yang saling menguntungkan antara kedua kampus seperti adanya kolaborasi penelitian antar dosen.
Oleh: Reski (UKM JPC)
oleh azhar | Okt 31, 2016 | Berita, Pengumuman
Berkerjasama dengan Internasional Institute of Islamic Thought (IIIT), Instititut Parahikma Indonesia, di Aula besar Institut Parahikma menggelar seminar internasional dengan tema”Islamic Civilization”, di jalan musatafa daeng bunga no.191,paccinongan-gowa. Minggu (30/10/2016)
Yang bertindak sebagai penandatanganan MOU ialah Prof . Dato Wira. Dr. Jamil Osman beliau adalah direktur IIIT untuk wilayah Asia Tenggara kemudian dari pihak kedua penandatanganan ialah Prof. Dr H. Azhar. Arsyad M.A sebagai dewan pembina Institut Parahikma Indonesia.
” Kebudayaan sebagai ciri khas manusia yang paling menonjol memberikan sebuah warna dalam kehidupannya. Keberadaan sebuah budaya yang ada pada tiap masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, tapi banyak faktor yang mempengaruhi dinamisnya alur sebuah bahkan setiap budaya. Hal ini berarti, tidak dapat dipungkiri bahwa transformasi sebuah budaya selalu diawali oleh sentuhan budaya lainnya.” Ujar prof azhar selaku rektor.
Dalam konteks pembangunan peradaban pada setiap peradaban, maka peminjaman kebudayaan lain yang lebih baik adalah hal yang perlu dilakukan. Jika ditinjau dari aspek historisnya, beberapa abad sebelum Romawi berkuasa, Yunani terlebih dahulu jaya dengan peradabannya, maka tidak dapat terelakkan peminjaman yang dilakukan oleh Romawi terhadap Yunani. Sama halnya dengan Islam, ketika Bani Abbassiyah berkuasa, maka proses transfer kebudayaan dari Yunani dan Persia adalah suatu hal yang perlu dilakukan demi menjamin keberlangsungan dari peradaban Islam.
Islam sebagai adikuasa membawa kesan tersendiri bagi tiap peradaban yang ada pada saat itu. Kejayaan Islam diibaratkan seperti percikan air yang turut menyegarkan peradaban lain, serta membukakan mata untuk melihat sesuatu yang lebih hebat didepan mereka.
Sehingga tidaklah Salah jika dikatakan bahwa renaissance yang terjadi di dunia barat kala itu karena pengaruh dari Islam yang berjaya hingga 1800 M. Maka, penulis merasa perlu untuk meninjau kembali pengaruh peradaban Islam terhadap dunia modern. Terkhusus, jika meninjau akar historis masuknya peradaban Islam ke dunia barat ketika Islam berjaya sebagai adikuasa.
yang menjadi pembicara adalah Prof Shay’a Othman yang merupakan pakar di bidang Manajement & Interpreneurship, Prof Zaid Ahmad merupakan pakar Human ecology and islmic Civilization, kemudian sebagai pemateri ketiga Puan Rossazannah merupakan Moslem Celebrity wardrobe designer.
Dalam seminar tersebut pemateri banyak mengkritik ekonomi kapitalis dan bagimana sistem ekonomi kapitalis itu bekerja. Dalam kesempatannya menurut Prof Shay’a Othman mengatakan ; “sistem ekonomi sekarang harus lebih ditapis, barat mendongkrak dan mengembangkan ekonominya dalam ekonomi kapitalis, dan kita sebagai umat islam harus melihat dan menilainya berdasarkan ekonomi islam sebab dalam sistem ekonomi kapitalis, prinsipnya berbeda yaitu human centered, bagi kaum kapitalis tujuan akhir mereka dalam ekonomi adalah mendapatkan profit sedangkan islam, profit bukanlah tujuan, yang menjadi tujuannya adalah maslahah.
Tujuan akhir dari seminar ini ialah Menjelaskan peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad SAW Menjelaskan peradaban Islam pada masa kini, Mengetahui penyebab kemunduran peradaban Islam. Dan bagaimana menjayakan kembali peradaban Islam di masa modern sekarang.
Adapun harapan yang ingin dicapai dengan pengadaan seminar internasional ini Semoga dengan adanya seminar ini, Seluruh insan dalam Institut Parahikma Indonesia termotivasi dan tersuntik semangat untuk berlomba-lomba mengasah kemampuan mereka , mencari ilmu sebaik-baiknya sehingga dapat mengubah peradaban islam yang saat ini semakin tertutup oleh peradaban asing.(*)
Sumber : https://sahabatnewsonline.wordpress.com/2016/10/31/%E2%80%8Bsahabat-news-internasional-institute-of-islamic-thought-bersama-instititut-parahikma-indonesia-teken-mou/
Komentar Terbaru