Aktivitas Keren Mahasiswa IPI dalam Upgrade Skill dan Pengembangan Minat

Aktivitas Keren Mahasiswa IPI dalam Upgrade Skill dan Pengembangan Minat

Disela kegiatan akademisi kampus, Mahasiswa IPI aktif berkecimpung dalam berbagai aktivitas keren di organisasi internal kampus dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Bertempat di Aula gedung B Institut Parahikma Indonesia (IPI) Gowa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Journalism and Pen Circle bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Bahasa Inggris (TBI) Institut Parahikma Indonesia (IPI) Gowa Periode 2023-2024 menggelar seminar 2 (dua) kali dalam 2 akhir pekan berturut-turut, pada Sabtu (22/6/2024) dan (29/6/2024).

WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.18
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.43
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.42
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.19
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.43 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.44
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.58.44 (1)
previous arrow
next arrow

Seminar yang pertama adalah mengenai Journalistic translation yang mengusung tema “Menguak Fakta dalam Bingkai Jurnalistik”. Pembicara Marwah Juwita Yusuf, S.S., M.Hum., CPS., CPSS. Beliau merupakan dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma Nusantara, praktisi public speaking, news translator and news anchor untuk berita berbahasa inggris (Sulawesi Vision) di stasiun televisi TVRI.

Selanjutnya, seminar kedua dihelat terkait kepenulisan novel, opini, dan puisi yang mengusung tema “Mengeksplorasi Dinamika Realitas Melalui Goresan Pena”. Pemateri yang dihadirkan pada kegiatan tersebut adalah Aminah, S.Pd., M.Pd yang membahas cara menulis opini, Sri Mulyani, S.S., M.Pd yang mengulas tentang cara menulis puisi. Mereka berdua merupakan dosen TBI. Pemateri lainnya adalah Aji Sukmawan, S.E, ketua Forum Lingkar pena (FLP) Gowa, yang berbagi strategi menulis novel.

Hal yang menakjubkan dari momen ini adalah ketika Aji mengisahkan bahwa novel pertamanya yang membuatnya bisa menikahi istrinya karena disaat melamar, uang pannai’ kurang sedikit, dan ibu mertua suka baca novel. Hal inspiratif lainnya adalah hadirnya Fatihatul Makna yang menginspirasi audiens untuk menulis buku dengan cara sederhana namun kaya akan makna meskipun dia seorang pemulung.

Peserta menyambut antusias dan bersyukur karena dapat mengikuti seminar gratis serta pemateri-pemateri luar biasa keren dan berpengalaman ini. Bendahara UKM JPC, Nur Azizah Achmad mengatakan bahwa dari seminar ini kita mendapatkan banyak kebaikan, menuai ilmu serta wawasan, dapat bertemu orang-orang hebat.

“Semoga seluruh pihak yang berpartisipasi tidak menjadikan kegiatan ini hanya sebatas ceremonial belaka, tapi dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan, seperti yang di katakan pemateri Aji Sukman, S.E.,” harapnya.

Selain itu, Nazila Yahya, ketua HMPS TBI, mengungkapkan bahwa dengan adanya seminar kepenulisan ini, mahasiswa IPI lebih aktif dalam hal kepenulisan tentunya dibantu dengan latihan-latihan rutin sehingga mahasiswa IPI mempunyai skill menulis berita, novel, opini, dan puisi yg mumpuni. Bekal dari keempat pemateri sangat menginspirasi untuk menulis memberikan edukasi yang bermanfaat. Dengan menulis, kita bisa dikenang karena karya yang kita buat.

WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.40
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.40 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.41
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.41 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.42
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.42 (1)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.42 (2)
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.43
WhatsApp Image 2024-07-22 at 21.41.43 (1)
previous arrow
next arrow

Ada banyak UKM lainnya serta organisasi intra kampus yang juga kerap kali melakukan kegiatan kemahasiswaan. Aktivitas tersebut bertujuan untuk melejitkan potensi mahasiswa dalam pengembangan skill dan minat. Ada UKM Bahasa, UKM Seni, UKM Olahraga, UKM Pramuka, dsb. Kegiatan HMPS serta DEMA juga tidak kalah seru. Mereka terkadang mengadakan kegiatan internal secara mandiri, atau kolaborasi antar organisasi.

Penulis: Nurul Qolbi Imaniah

KIPRAH MAHASISWA/I IPI DI MASA PANDEMI COVID-19

KIPRAH MAHASISWA/I IPI DI MASA PANDEMI COVID-19

Di masa pandemi Covid-19, banyak kegiatan sosial maupun akademik terus berlangsung, Di tengah keadaan ekonomi, serta korban jiwa akibat Corona yang terus berjatuhan dari hari ke hari, sepatutnya tidak boleh membuat kita patah semangat untuk terus menjalankan roda kehidupan.

Demikian pula yang dijalankan oleh seluruh civitas akademika Institut Parahikma Indonesia. Segala bentuk administrasi kampus dilakukan dengan cara work from home, dan virtual meeting. Proses pembelajaran juga diintegrasikan dengan Learning Management System (LMS) resmi IPI dan berbagai media online lainnya. Selain proses pembelajaran, mahasiswa juga aktif pada kegiatan non akademis dan aksi kemanusiaan, dan sejak memasuki masa New Normal, protokol kesehatan tetap selalu diutamakan.

Proses pembimbingan draft skipsi secara daring, bahkan KKN pun dilakukan di daerah mahasiswa masing-masing dengan menjalankan seluruh protokol kesehatan dan membantu masyarakat sekitar dalam rangka pemantauan warga terdampak Corona. Tak luput juga berbagai hal terkait pembersihan lingkungan, penyemprotan disinfektan, reboisasi, hingga advokasi bersama pihak pemerintah dan kesehatan setempat dilaksanakan oleh mahasiswa tingkat akhir pada KKN di daerahnya.

Study from home tidak membuat mahasiswa/i berdiam diri saja, sembari belajar atau menunggu tugas dari dosen. Mereka berinisiasi mengadakan Webinar baik melalui media Whatsapp maupun Zoom. Sebagaimana webinar yang dilakukan oleh HMPS PAI bertajuk Bincang Pendidikan: Kuliah, IPK atau Organisasi pada (21/06/2020) dan Tips Menulis Esai & Strategi Menembus Media yang dilaksanakan oleh UKM Journalism and Pen Circle (JPC) pada (16/05/2020).

Tak Cuma itu, UKM JPC juga berkarya dari rumah, dengan menulis puisi yang tergabung dalam Buku Antologi Puisi: “Candu Makna di Pelangi Aksara”. Buku ini sementara dalam proses percetakan dan ber ISBN. Dalam buku ini, terdapat Kata pengantar dari Rektor IPI yang sangat mengapresiasi karya tim UKM JPC tersebut. “Pengembangan neuron  yang bermuara pada pikir serta rasa yang berpangkal di dada ditorehkan di atas canvas seni oleh para mahasiswa dan Pembina tak disangka menuai hasil yang menggiurkan untuk terus diasah, digali, dan dijewantahkan. Life is short and Art is Long”, ungkapnya secara tertulis”.

Aksi Peduli Kemanusiaan pun dilakukan oleh Mahasiswa/i IPI diantaranya pada saat banjir yang terjadi di Kab. Bantaeng dan Jeneponto beberapa waktu silam, akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan  banyak kerugian yang meresahkan masyarakat sekitar pada Jum’at 12 Juni 2020. Melihat kejadian tersebut UKM Seni Budaya Al-Jazeerah Institut Parahikama Indonesia memiliki antusiasi tinggi terhadap korban banjir.

“Kita harus saling membatu saudara kita yang sedang terkena musibah banjir”, tutur Koordinator Musik UKM Seni Budaya Al-Jazeera, Alwyn Yasin.

“Ada beberapa pakaian dan sembako yang kami serahkan secara langsung kepada masyarakat setempat tanpa ada perantara, pembagian bantuan itu diberikan di Jl. Bakri dan Pasar sentral Bantaeng, di mana daerah tersebut yang mengalami kerusakan parah akibat banjir tersebut”, ujar Ketua UKM Seni Budaya Al-Jazeera, Saldy Eka Putra. Bantuan ini disalurkan pada Minggu, (14/06/2020).

Oleh: Besse Khadijah (UKM JPC)

Sharing session with US Exchange Student Alumni

Sharing session with US Exchange Student Alumni

Himpunan mahasiswa prodi MPI bekerjasama dengan UKM Journalism and Pen Circle, menggelar seminar Sharing Session yang menghadirkan para alumni penerima program.kepemudaan yang di selenggarakan oleh Amerika serikat.

Acara yang bertempat di kampus I Institut Parahikma Indonesia, dihadiri oleh puluhan peserta yang hadir dari berbagai macam latar belakang,  mulai dari pelajar, mahasiswa, dan aktivis sosial.

Seminar pada 19 Januari 2020 ini diselanggarakan dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak luas tentang program-progam edukasi pelajar yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat kepada para mahasiswa di Indonesia.

Kedua pemateri, Mursyidin yusuf (ketua umum UKM JPC IPI dan perwakilan Indonesia sebagai Awardee of SUSI program, 2019)  dan Mixelia Ade Novianty (Awardee of YSEALI program, 2018 dan Winner of YSEALI Seeds for the Future, 2019) menjelaskan pengalaman, tips, dan trik mereka dalam mendaftarkan diri dalam Program tersebut, serta memperkenalkan lembaga penyelenggara program yang tiap tahunnya menyediakan program-program yang berorientasi pada pengembangan kapasitas pemuda, serta mempererat hubungan antara negara Amerika dan negara asal para peserta program.

Mursyid berbagi pengalamannya selama di Amerika alam rangka mengkaji isu seputar Pluralism and Religion sementara Mixelle yang mencetuskan SMILE dan Simanggi program berbagi seputar civic engagement. Berhubung Mixelle adalah mahasiswi kedokteran, maka dia banyak berkiprah di bidang kesehatan.

Dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan agar teman-teman mahasiswa lebih semangat untuk menuntut ilmu dan juga mewujudkan mimpinya keluar negeri. Apalagi sebagai pemuda yang memiliki tongkat estafet dalam membangun negeri dan menjadi agen perdamaian dunia, maka selain bisa berbahasa inggris, para awardee juga aktif berkecimpung pada pemberdayaan masyarakat dan berwawasan luas.

IPI Diundang Mengisi Acara di Smart FM Makassar

IPI Diundang Mengisi Acara di Smart FM Makassar

Foto bersama host “the Campus Voice” Smart FM Makassar, Mbak Novika Hendry

Makassar, Kamis 11 Juli 2019 tepat pada pukul 15.00 WITA bertempat di studio radio Smart FM Makassar yang beralamat di jl. Baji dakka kota Makassar, Kampus Institut Parahikma Indonesia diundang mengisi acara tentang wacana seputar kampus yaitu “The Campus Voice”. Acara ini diperuntukkan bagi kampus untuk memperkenalkan segala hal tentang kampusnya seperti alasan memilih kampus itu, kegiatan apa yang menunjang, fasilitas apa saja yang disediakan, prestasi yang ditorehkan, dll.

Saat ditanya tentang alasan mengapa disebut Kampus Institut Parahikma Indonesia, dosen pembina menjelaskan karena hikmah itu secara etimologi berarti kebaikan, kebijaksanaan, dan pengendali. Ia adalah sesuatu mengendalikan kita dari perbuatan tercela dan mengajak kita kita untuk berbudi luhur atau berakhlaqul karimah.

Di IPI ada trilogi yang menjadi ciri khas yakni ilmu hikmah (ilmu agama berdasarkan Qur’an dan hadits)/ ilmu tentang kebajikan, Bahasa Inggris, dan ICT yang membedakan kampus kami dengan kampus lainnya. Ilmu hikmah bertujuan  membentuk Character building dan beretika yang baik (kecerdasan emosional dan spiritual). Mahasiswa juga dibekali dengan ICT atau online system.

Pada talkshow tersebut juga, mahasiswa memperkenalkan beberapa UKM yang ada di kampus diantaranya UKM seni al-jazeera, UKM Journalism and Pen Circle (JPC), dan juga UKM olahraga. Sebenarnya masih ada lagi UKM lain seperti UKM Kewirausahaan, UKM taekwondo, UKM Bahasa, dll. Namun karena terbatasnya waktu, tidak sempat dijelaskan semuanya.

Adapun cara IPI menghadapi industri 4.0. adalah dengan menerapkan ICT di semua jurusan. Semua informasi akademik bias diakses secara online melalui SIAKAD dan bahkan menerapkan Moodle yaitu  Learning Management System (LMS) dalam pembelajaran.

Selanjutnya, terkait Bahasa Inggris, seluruh mahasiswa diberikan pelatihan Bahasa Inggris selama 3 tahun yakni General English dan TOEFL. Selain itu, bagi masyarakat yang ingin kursus Bahasa Inggris, Pusat Bahasa IPI juga menyediakan kursus.

Di sela talkshow, para mahasiswa memberikan dua persembahan lagu dan puisi. Mereka semua adalah perwakilan prodi di IPI yakni dari prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI) Zuhaldi dan Errand,  Hasrianti dari Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Irfan dari Pendidikan Agama Islam Internasional (PAI), dan Emi serta Hesti dari prodi Ekonomi syariah (EKSYAR). Untuk info lebih lengkapnya, video talkshow bisa diakses di link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=RuSR5CEUDK4.

Terima Kasih banyak buat Smart FM yang telah mengundang kami dan Smart Listeners yang ikut menikmati program ini. Sukses selalu buat Smart FM.

Penulis: Emi Sri Rahayu Fatimah (UKM JPC)

Perjalanan Mahasiswa IPI sebagai “duta Indonesia” di Amerika Serikat

Perjalanan Mahasiswa IPI sebagai “duta Indonesia” di Amerika Serikat

Bersama Peserta Study of the U.S. Institutes (SUSI)  for Student Leaders program

Mahasiswa IPI, Mursyidin Yusuf,  angkatan pertama di Institut Parahikma Indonesia, program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) ini berbagi pengalamannya selama berada di Amerika Serikat. Dia mengungkapkan, “Alhamdulillah, karena kuliah di IPI, dan berbagai bimbingan dari dosen-dosen Tadris Bahasa Inggris, salah satu dosen MPI yang kesemuanya alumni luar negri, serta Rektor IPI yakni Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A saya bisa menginjakkan kaki di negeri Paman Sam”.

“Prof. Azhar adalah alasan terbesar saya sehingga bisa lulus pada program yang setara dengan Fulbright Program tersebut. Beliau mendukung kami mahasiswanya, pagi hingga malam ia menyampaikan ilmunya tanpa mengenal lelah. Begitulah beliau. Kami tak mampu mendeskripsikan semangat beliau. Kalian bisa menyaksikan UIN Alauddin yang sekarang, itu adalah rintisan beliau dan saya yakin, Institut Parahikma Indonesia akan menjadi kampus hebat di bawah kepemimpinannya”, puji Mursyid.

Tanpa biaya sepeser pun sejak tanggal 24 Juni lalu hingga hari ini, seluruh peserta Study of the U.S. Institutes (SUSI)  for Student Leaders program ini menjalani semua prosedur sebelum ke Amerika, selama berada di sana, dan sampai ke tanah air kembali . Adapun mereka yang dari Indonesia Timur adalah Maria (Maumere), Syafrian (Madura), Reza(Jogja), Indira (Surabaya) dan Mursyid dari Sulawesi.

Dari peserta di seluruh dunia, Mursyid terpilih mengikuti program Religious Freedom and Pluralism yang bertempat di Temple University dengan 5 negara yang berpartisipasi, yaitu India, Iraq, Indonesia, Mesir, dan Libanon. Ada banyak pengalaman mengenai budaya, makanan, hingga wawasan terkait Kebebasan dalam agama dan Pluralisme selama mengikuti event tersebut.

Lokasi yang dikunjungi selama di Amerika diantaranya adalah Pendle Hill di Philadelphia, Temple University. Kedatangan mereka  disambut hangat oleh Permiasphilly (Kumpulan mahasiswa Indonesia di Philadelphia. Philadelphia juga dikenal dengan nama Philly.

Keesokan harinya mereka diarahkan ke Morgan Hall, di kampus yang sama. Mereka diberikan 4 kartu dengan fungsi yang berbeda pula pastinya. Kartu pertama adalah Guest Card MH, sebuah kartu yang menandakan bahwa mereka adalah tamu Morgan Hall. Yang kedua, Temple Student Card, adalah kartu identitas mahasiswa Temple University. Yang ketiga adalah Conference Services Card, kartu yang digunakann agar bisa mengakses segala fasilitas yang ada di Morgan Hall. SEPTA Key Card, kartu ini digunakan ketika hendak pergi dari tempat satu ke tempat yang lainnya menggunakan subway (kereta bawah tanah). Kartu ini mirip dengan kartu ATM. Harus ada uang di dalamnya untuk bisa menggunakannya.

Selama disana, peserta mengikuti beberapa perkuliahan, diantaranya “Introduction to Christian” yang dibawakan oleh Prof. Leonard Swidler. “Setelah kelas tersebut berakhir, kami menuju Arch Street Meetinghouse melakukan kunjungan lapangan. Perlu diketahui bahwa setiap kelas pluralisme berakhir, kita akan dibawa ke tempat yang berkaitan erat dengan kuliah yang kami terima. Disini, kebebasan beragama juga sangat nampak jelas. Orang Amerika tidak selamanya benci Islam.”, ungkap Mursyid.

Di Meetinghouse mereka menonton sebuah film yang mengilustrasikan terbentuknya Pennsylvania dan Philadelphia sebagai kotanya. Film bertajuk Willam Penn Shadow tersebut berdurasi 28 menit dan mereka menikmati jalan ceritanya. Karena semangat dan usaha dari Penn, maka patungnya dibadikan di tengah kota Philadelphia.

Mereka juga mengunjungi beberapa tempat lainnya seperti Christ Church,Logan Square, Swann Memorial Fountain, Love Park, St. Agatha James Church, Pennsylvania dan masih banyak lagi. “Mataku kadang tak berkedip melihat keagungan ini, benar-benar fantastic. Saya tak pernah punya mimpi ingin datang ke tempat tersebut, tapi Alhamdulillah, saya bisa ke sana tanpa memimpikannya. Ini juga berkat kuliah di IPI, lho”, ujar Mursyid yang juga adalah ketua UKM Journalism and Pen Circle di IPI ini.

Disaat libur tiba, kami dibagi menjadi 10 kelompok di tempat berbeda. “Saya dan rekan saya menuju Manna House. Ayah “angkat” kami bernama David dan istrinya bernama Susan. Kami diperkenalkan beberapa area di sana dan kepada siapa makanan-makanan itu diperuntukkan. Mereka juga membuka kesempatan bagi para relawan yang ingin bergabung. Sekarang ada 20 ribu relawan yang bergabung di Manna House.

Dan masih banyak lagi cerita yang tak bisa terungkap disini. “Saya bersyukur kuliah di IPI, dengan dosen-dosen yang luar biasa, program bahasa inggris selama 3 tahun, ilmu agama, profesionalisme tiap jurusan yang dipilih, serta banyaknya aktivitas yang bisa saya lakukan di berbagai organisasi, UKM, membuat saya bisa mewujudkan impian keluar negeri. Thank you very much, IPI. Ayo kuliah di IPI and start your greatest goal here”, pesannya.

Oleh: Amhy Faezarobbani