oleh aminahfaerob | Jun 2, 2019 | Artikel, Berita, Pengumuman
UKM Journalism and Pen Circle sebagai salah satu lembaga kemahasiswaan di Institut Parahikma Indonesia (IPI) punya cara tersendiri dalam menyemarakkan bulan yang selalu dinanti oleh ummat islam ini. Dengan adanya 4 divisi antara lain public speaking, kepenulisan, jurnalistik, dan volunteer, anggota UKM ini mengadakan beberapa kegiatan.
Secara kelembagaan, UKM JPC adakan berbagi takjil dan buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar yang melewati depan kampus 1 IPI. Meskipun dengan takjil sederhana, namun semangat kebersamaan dan sukacita tetap terpancar lewat senyuman dan pembagian takjil yang dilanjutkan dengan bukber.
Di awal minggu bulan puasa, divisi public speaking mengadakan bedah buku The Lost Symbol written by Dan Brown yang dipaparkan oleh salah satu Pembina UKM ini, yakni bu Sri Mulyani. Walaupun buku ini ditulis dalam Bahasa Inggris, pemateri yang juga dosen Bahasa Inggris ini menjelaskannya dalam Bahasa Indonesia guna menambah wawasan mahasiswa dan nantinya bisa membacanya sendiri buku tersebut jika minat mendalaminya.
Dari divisi volunteer, anggota UKM JPC bekerjasama dengan beberapa komunitas volunteer di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan di Kota Makassar guna berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang disponsori oleh Kodam XIV Hasanuddin bertajuk Pelangi Ramadan di GOR Makodam XIV Hasanuddin, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Minggu (19/05/2019). Acara ini dihadiri sedikitnya 850 peserta berasal dari panti asuhan dan anak binaan komunitas sosial
Menurut Kepala Penerangan Kodam XIV Hasanuddin, Kolonel Inf Maskun Nafik mengatakan, “kegiatan ini bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan di bulan suci Ramadhan ini. Kita mengisi kegiatan positif di bulan Ramadan untuk saling peduli itu tujuannya. Selain itu kita bersilaturahmi kepada komunitas sosial, anak-anak Jalanan, dan Panti Asuhan”.
Adapun rangkaian kegiatan perlombaan yang dilaksanakan seperti lomba mengaji, nasyid, ceramah, adzan, dan dilanjutkan buka puasa bersama. “Kita harapkan kedepannya punya bekali baik bagi mereka, kita sebagai orang tua bisa tau bahwa mereka punya kreasi, punya inovasi, punya kepercayaan diri, dari itu mereka harus di latih,” tutur Maskun.
Sementara itu Koordinator Humas Panita, Andi Sitti Nasmah menyebutkan bahwa event tahunan ini melibatkan sedikitnya 33 komunitas. “Kita memang sudah konsep kegiatan ini sejak dua bulan sebelum memasuki Ramadan. Kita juga mengajak kerjasama TNI dan Polri, tahun lalu kita di SPN Batua, sekarang kita di Kodam XIV Hasanuddin,” ujarnya.
Selain divisi-divisi tersebut, divisi kepenulisan juga aktif membuat karya berupa puisi yang nantinya akan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi puisi karya members. Majalah dinding pun ikut menjadi perhatian agar budaya literasi atau membaca serta menulis tetap menjadi ciri kaum cendekia khususnya di rana kampus.
Dan divisi selanjutnya adalah divisi jurnalistik yang mengadakan wisata reliji jurnalistik di minggu ketiga bulan ramadhan yang dalam kesempatan ini mengunjungi situs reliji di Gowa yakni Kompleks Makam Raja-raja dan Mesjid Tua Katangka.
Pada kunjungan tersebut, beberapa perwakilan jurnalis mewawancarai Ketua pengurus masjid tersebut. “seluruh makam yang ada di sekitaran masjid ini merupakan makam keturunan raja yang pernah terlibat dalam pembangunan masjid. Ada satu tempat khusus dipergunakan untuk sholat sunnah, sebelum masuk masjid, olehnya itu ada dua pintu masuk,” paparnya.
Di sela wawancara pengurus masjid dan masyarakat sementara ngabuburit dan dilanjutkan sholat maghrib berjama’ah.
Itulah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadhan kali ini. Hasil dari seluruh kegiatan UKM JPC beberapa diantaranya akan ditampilkan pada kegiatan Literacy Festival yang insha Allah akan dihelat setelah penerimaan mahasisw baru periode 2019/2020 nanti.
Salam Holistik, Salam Intelejensia!!!
Penulis: Emi Sri Rahayu (UKM JPC)
Editor: Amhy Faezarobbani
oleh aminahfaerob | Apr 28, 2019 | Artikel, Berita, Pengumuman
Institut Parahikma Indonesia yang berdiri sejak tahun 2016 ini, membuktikan bahwa kampus yang masih berusia dini ini memang memiliki Sumber Daya Manusia yang luar biasa. Hanya dalam jangka waktu kurang lebih hampir 3 tahun, IPI sudah mampu mencetak mahasiswa sebagai duta Indonesia dalam ajang Internasional, khususnya pada program pertukaran pelajar Study of the U.S. Institutes for Student Leaders. Ini membuktikan bahwa untuk Go International tidak harus lulusan kampus negeri, melainkan kampus yang berorientasi overseas dan berkomitmen untuk menghasilkan alumni yang bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional.
Setelah melalui seleksi institut yang ketat, dengan beberapa mentor handal yakni Ms. Nurwahida, Mr. Abdi yang keduanya adalah dosen alumni Amerika dan mendapatkan beasiswa MoRA untuk melanjutkan doktornya di Australia dan Inggris, maka terpilihlah Mursyidin Yusuf sebagai representative program ini. Tes yang selanjutnya dilalui dalam Study of the U.S. Institutes for Student Leaders program antara lain essay, google form, recomendation letter dan personal statement), serta interview via Skype. Selain itu, motivasi Prof. Azhar Arsyad, rektor IPI, yang selalu menginspirasinya dalam berbagai aspek, seperti Bahasa Inggris, ICT, dan ilmu spiritual, banyak membaca, gali ilmu dari berbagai tokoh, membuat Mursid selalu giat berusaha dan belajar.
Mursyid, yang juga adalah Ketua Umum UKM Journalism and Pen Circle (JPC) serta demisioner ketua HMPS MPI ini berbagi pengalaman, “selama di IPI kami dibekali Bahasa Inggris selama 3 tahun, ICT, bekal agama, profesionalisme di prodi masing-masing, wawasan keilmuan dan kebangsaan di UKM JPC, dan banyak UKM yang bisa dijadikan pilihan guna mengasah bakat dan minat kami disini”.
Dia pun menambahkan bahwa dalam seleksi tes Exchange Student Program ini, ia diminta untuk menjabarkan segala hal terkait pengalamannya sebagai volunteer. Diantaranya, di IYG (Indonesian Youth Generation), KITA Bhinneka Tunggal Ika, IDMI (Ikatan Da’i Muda Indonesia), KPAJ, RPI (Relawan Pendidikan Indonesia), ReadPublik (komunitas literasi Makassar), HI (Human Iniatitive), dll. Di IYG bergerak di bidang pendidikan, sosial, kepemudaan dan lingkungan (terkhusus ke tujuan Sustainable Development Goals, SDGs). Telah diadakan sospro (social project) di pantai Losari dengan berbagai kegiatan, dan akhir April ini akan diadakan lagi IYA (Integrity Youth Adventure) yang kedua dalam skala nasional yg sasarannya anak SMA se-Indonesia dan bertempat di Malino nantinya.
“Komunitas lainnya adalah IDMI yang fokus di dakwah. Lebih kepada pengisian jadwal ceramah dan khotbah di masjid-masjid yang ada kerjasamanya dengan IDMI. Sedangkan KPAJ bergerak di sosial, terkhusus pada anak-anak jalanan. RPI bergerak di pendidikan secara umum, tapi juga aktif di sosial dan lingkungan. ReadPublik itu orientasinya hanya buat berita dan jadi penulis esai, opini dan puisi di websitenya. Selain itu, Asoli.id (Asosiasi Literasi) juga bergerak mirip dengan ReadPublik. (tambahannya berupa novel, cerpen dan cermin dan beberapa antologi) tapi cakupannya besar, sampai ke tingkat nasional. Saya juga aktif di yang Human Initiative (HI) yang bergerak di bidang sosial, dan di Kelas Inspirasi, saya pernah menjadi recruiter relawan pengajar dan dokumentator” ujarnya.
“KITA yang bergerak di bidang pendidikan dan perdamaian anti kekerasan juga mengadakan banyak kegiatan selain daripada kegiatan akademik yang bekerjasama dengan belasan komunitas serupa dengan kami. Seperti Gusdurian, Peacegen, IFLC, BSMI, komunitas Satap, Ikasa, AIM, hoax buster, kolaborasi.id, dll. Saya pernah menjadi project manager KITA (saat itu). Sekarang sebagai project officer Akademi KITA yang didalamnya ada beberpa kelas, seperti peace leadership class, peace leadership training, outdoor class, dan mentoring class (saat ini diusung TOEFL class yang pengajarnya adalah saya sendiri dan hanya untuk teman-teman di KITA). Saya bersyukur sekali karena di IPI juga sudah belajar TOEFL, jadi bisa sharing sama teman-teman”, tambahnya.
Salah satu komponen yang membuatnya lolos adalah pemahamannya mengenai pluralisme. “Kalau kita berbicara pluralisme, berarti kita bicara paham. Pluralisme adalah pemahaman mengenai banyaknya perbedaan, dalam hal ini, keagamaan. Religius freedom without looking down or caling down other religions. Pluralisme bermakna bagaimana kita bisa menyelami keseragaman dan tetap harmoni dalam perbedaan, tanpa mengatasnamakan agama-agama yang kita anut, dengan saling menghargai dan menerima satu sama lain tanpa menggunakan seragam agama (Islam, Kristen, dll) tapi bergaunkan Bhinneka (Bhinneka Tunggal Ika)”, jelasnya.

“Alasan ikut event ini karena sesuai dengan background pendidikan saya, pesantren dan IPI sebagai institusi islam dengan (temanya pluralisme), makanya tertarik. Saya mau tahu lebih mengenai Islam diluar penjelasan orangg Islam sendiri dan memperkenalkan Islam tanpa dalil Islam (al-Qur’an dan Hadis) tapi dengan pendekatan akal. Alasan lain juga pastinya ingin buat orang tua bangga dan menangis bahagia”, ungkapnya penuh bahagia.
Selain Mursid, peserta yang lolos mewakili Indonesia Timur adalah Maria Sarah Sohia Tay. Sementara dari Indonesia wilayah lainnya adalah Indra, Natalie, dan Reza. Mereka berlima akan berangkat pada tanggal 22 Juni mendatang. Yang akan dilakukan di Amerika nantinya yaitu mengenal budaya U.S. (dari segi agama dan sosial), belajar mengenai kepemimpinan, dan tour. Participants akan melakukan tour ke Salt Lake City, Utah, serta mengeksplor the SUSI theme from different perspectives. The Institute will end in Washington, DC, along with four other SUSI cohorts, for a closing event and opportunity to network with SUSI participants across regions and Institutes.
Penulis: Amhy Faezarobbani
oleh aminahfaerob | Apr 22, 2019 | Artikel, Berita

Di Indonesia ada banyak komunitas kerelawanan yang bergerak di banyak bidang yang berbeda-beda. Di Makassar sendiri ada kurang lebih 300 komunitas/organisasi kerelawanan. Mereka bergelut di pendidikan, sosial, lingkungan, dan sebagainya. Satu yang menjadi persamaan ke semuanya, yaitu bagaimana berbagi tanpa pamrih.
Kali ini, salah satu komunitas volunteer yang ada di Makassar, Relawan Pendidikan Indonesia (RPI), mengadakan satu kegiatan kemanusiaan. Organisasi tersebut dikoordinatori oleh Kak Yani. RPI ini sendiri bergerak di 4 fokus, pedalaman, perkotaan marginal, pesisir dan penanggulangan pasca bencana. Kali ini volunteer RPI menyempatkan diri untuk mengisi liburan dengan memberikan uluran tangan kepada masyarakat di pedalaman.
Di antara kurang lebih 30 volunteer, 3 di antaranya adalah mahasiswa Institut Parahikma Indonesia (IPI). Mereka adalah Mursyidin Yusuf, Nurhasibah (MPI) dan Faqih (Eksyar). Mereka bertiga turut andil bersama relawan RPI.
Kegiatan kemanusiaan tersebut diadakan pada 21 April 2019. “Waktu libur bukan berarti libur dari kegiatan positif”, ucap Hasibah, mahasiswi MPI . Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua. Tak hanya Hasibah, Faqih juga menuturkan bahwa menjadi bagian dari relawan RPI ini adalah salah satu tantangan baginya, dan ini adalah kegiatan relawan pertamanya dan benar-benar menantang, apalagi akses jalanan ke sana masih sangat jauh dari kata bagus. Tidak sebagus jalanan yang kita saksikan pada umumnya. Jalannya berlubang sangat dalam. Pemerintah sebaiknya melihat keadaaan menuju ke sana.
Kerelawanan itu dilakukan di Kampung Muallaf, Dusun Makula, Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Pinrang. Sebuah kampung dengan 7 kepala keluarga dan 20 rumah panggung serta 1 masjid yang dibangun oleh komunitas relawan, seperti ACT (Aksi Cepat Tanggap), BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia), SRM (Sedekah Rombongan Majene), dan RPI (Relawan Pendidikan Indonesia).
Kampung muallaf sendiri masih sangat butuh pemahaman luas dan baru mengenai Islam. Sehingga dengan ini, teman-teman dari RPI selalu memberikan bantuan kepada mereka, seperti al-Qur’an, Iqra, sarung, mukena dan lain-lain. Tak hanya RPI, komunitas lain pun turut berpartisipasi membangun kampung muallaf. Kehidupan di sana sangatlah tenteram, meski tak ada jaringan telepon –apalagi jaringan data mereka tetap beraktivitas seperti biasanya. Mereka menikmatinya.
Anak-anak di kampung tersebut sangat senang bila ada relawan yang mengajari mereka baca-tulis al-Qur’an, hitung-hitungan, cara menggunakan sarung, praktik shalat dan wudhu, menggambar dan lain-lain. Mereka tidak perlu dipanggil berkali-kali untuk berkumpul di masjid. Sekali panggil mereka berbondong-bondong sambil mengajak temannya yang lain. Mulai dari yang ingusan sampai kelas 6 SD, semua antusias belajar, apapun pelajarannya.
Penulis sendiri merasa senang bisa ke sana, banyak pelajaran baru. Terutama perbedaan anak-anak kota yang ilmu bisa didapatkan di mana saja tapi diabaikan dengan anak-anak yang sangat haus ilmu. Yang paling wow adalah anak-anak di sana harus jalan kaki 3-5 kilo untuk sekolah. Wajar saja kaki-kaki mereka kuat. Beda dengan anak-anak di kota, yang sedikit-sedikit bergantung pada teknologi dan sebagainya. Buat teman-teman pembaca, sangat direkomendasikan untuk ke sana –kampung ini tidak ada di maps, yah!
Tak hanya mengajar, teman-teman RPI sendiri juga mengumpulkan batu-batu dari sungai untuk dijadikan bahan bangunan di kampung tersebut dan berbagai macam kegiatan lainnya. Setelah kampung muallaf, RPI kembali mengadakan kegiatan sosial di Kampung Murtad, Borong Bulo, Gowa dan beberapa tempat lainnya.
Penulis :
Yuda al-Awwam (UKM JPC)
oleh aminahfaerob | Apr 21, 2019 | Artikel, Berita, Pengumuman

Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) adalah sebuah program yang pertama kali dibentuk pada tahun 2013 dan diinisiasikan oleh presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Salah satu tujuan dari program ini adalah menguatkan hubungan antara Amerika Serikat dan komunitas-komunitas negara ASEAN di berbagai bidang, seperti lingkungan, sumber daya alam, ekonomi, wirausaha, kepemimpinan dan juga hubungan kewarganegaraan.
Salah satu program YSEALI adalah Seeds for The Future, sebuah program yang bergerak di bidang leadership dan merupakan hibah kecil untuk para pemimpin muda di Asia Tenggara. Proyek yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas, negara, dan seluruh wilayah yang berkaitan dengan program berkelanjutan, Sustainable Development Goals (SDGs).
Kali ini SMILE (Simanggis Celebes for Children) menjadi fokus program dari salah satu proyek di atas. Kegiatan ini merekrut hanya 5 orang dari mereka yang berkomitmen dan berdomisili di Makassar-Gowa.
Salah satu di antara partisipan yang ikut pada kegiatan ini adalah Mursyidin Yusuf, mahasiswa Institut Parahikma Indonesia. Kegiatan ini berisikan permainan basis anak yang mudah diakses tanpa internet (offline) serta memberikan pemahaman yang baru serta salah satu upaya meningkatkan intelektualitas anak.
Pada kesempatan ini, presiden direktur UKM Journalism and Pen Circle (JPC) Institut Parahikma Indonesia dipercayakan sebagai dokumentator kegiatan (videography), mulai dari perekaman hingga pengeditan. Proyek SMILE ini ditujukan pada 4 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan, Makassar, Jeneponto, Toraja dan Luwu Timur. Makassar adalah objek pertama kegiatan ini, tepatnya di pulau Lakkang, Makassar.
Adanya kegiatan seperti ini sangat membantu anak-anak untuk mengenal lebih jauh SDGs dan tujuan dari program tersebut. Secara bertahap mereka akan mudah memahaminya melalui offline game yang merupakan hasil rintisan dari SMILE.
Kegiatan yang berlangsung selama sehari (20 April 2019) ini mendapat dukungan yang baik dari sekolah yang menjadi objeknya. Salah satu dari mereka merasa senang dengan adanya kegiatan ini, karena tidak hanya mengajar, tapi juga memberikan permainan yang bersifat edukatif, ditambah dengan hadiah-hadiah yang ditawarkan, “…anak-anak pasti senang dengan hadiah, jadi sudah sangat cocok”, ucap salah seorang dari mereka. Kegiatan ini disponsori oleh YSEALI, Seeds For the Future dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Setelah ini, akan ada kegiatan yang lebih spektakuler dari SMILE. Generasi muda yang terbiasa dengan kegiatan pengembangan diri akan mudah nantinya bersosialisasi dengan masyarakat, berkecimpung dalam dunia karir pasca penyelesaian studi. Oleh karena itu pihak borokrasi IPI tidak hentinya memotivasi seluruh mahasiswa/i IPI untuk terus mengasah diri dan menambah wawasan melalui berbagai kegiatan di luar. Tentunya dengan bekal Bahasa Inggris selama kuliah di IPI, mengikuti program yang disponsori oleh luar negeri merupakan hal yang tak begitu sulit.
Penulis: Yuda Al-Awwam (UKM JPC)
oleh aminahfaerob | Apr 15, 2019 | Artikel, Berita, Pengumuman
Setelah kurang lebih sepekan berlalunya Scholarship Sharing Session “5 Benua” dan Try Out TOEFL, pada akhir pekan minggu ini tepatnya tanggal 14 Maret 2019, Institut Parahikma Indonesia kembali mengadakan IELTS Workshop: Study Overseas and IELTS Coaching Clinic. Kegiatan tersebut dihelat melalui kerjasama antara idp Education Makassar bersama beberapa elemen IPI diantaranya Prodi Tadris Bahasa Inggris, HMPS Edentsa (English Education Students Association), UKM Bahasa CLF (Creative Language Forum), dan UKM JPC (Journalism and Pen Circle).
Dalam pembukaan acara, Wakil Rektor III yang diwakili oleh Abdullah Muhammad S.Pd.I, M.Pd.I memaparkan bahwa event seperti ini sangat penting untuk menambah skil kita dalam Bahasa Inggris, dan membuat kita terus bersemangat untuk memperoleh beasiswa luar negeri. Aminah S.Pd.I, M.Pd. selaku Kepala Prodi Tadris Bahasa Inggris juga memotivasis seluruh peserta untuk mempelajari tidak hanya TOEFL, tapi juga IELTS sebagai prasyarat untuk menjemput impian belajar di luar negeri. Di samping itu, Australia adalah negara yang sangat welcome dengan multikultural dan banyak mahasiswa Indonesia yang belajar disana sambil kerja part-timer, tambahnya.
Setelah beberapa sambutan, Tadris Bahasa Inggris melakukan penandatanganan MoU dengan idp Education Makassar. Kerjasama ini diharapkan akan memberi benefit kepada kedua belah pihak baik seputar IELTS coaching clinic, pengembangan SDM dosen, info beasiswa, Working Holiday Visa, Study Tour, akomodasi, kampus dari Australia, New Zaealand dan United Kingdom, serta program bermutu lainnya. Ovy Marloana, manager idp Education Makassar, menyampaikan bahwa mereka juga melakukan kerjasama dengan instansi-instansi lain guna meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui berbagai program tersebut.
-
-
Kegiatan yang dimulai dari pukul 07:30 ini berakhir pada pukul 15:00 WITA. Selain pengenalan tentang idp, para peserta juga mendapatkan penjelasan mengenai cara mengerjakan soal IELTS seputar Listening, Reading, Writing, dan Speaking dan dilanjutkan dengan simulasi Reading dan Listening saja karena keterbatasan waktu. Di sela kegiatan, ada sesi Quiz yang sangat seru dan peserta berkesempatan untuk berpartisipasi dengan peroleh hadiah yang disediakan oleh idp.
Pada event tersebut fasilitator yang secara keseluruhan adalah dari pihak idp education Makassar merekomendasikan peserta dan dosen untuk apply beasiswa ke luar negeri, dan menghubungi mereka untuk konsultasi pengurusan LoA (Letter of Acceptance), menghubungi kampus yang sekiranya sesuai dengan field of education yang diminati, akomodasi yang cocok, dan sebagainya.

Pihak birokrasi serta para dosen dan Rektor IPI, Prof. Azhar, senantiasa menginsppirasi serta merekomendasikan mahasiswa/i IPI untuk melanjutkan studi dan bekerja di luar negeri. Olehnya itu berbagai program disediakan di kampus ini, baik pelatihan Bahasa Inggris berupa General English dan TOEFL, mereka juga sering mengikuti Motivation Seminar for studying overseas dan Workshop terkait pengembangan skill khususnya Bahasa Inggris.
Penulis: Nurisnawiyah (UKM JPC)
Komentar Terbaru