5 benua 2

Pemateri beasiwa 5 benua (ki-ka): Suharli, Nadhil, Nurwahida, Takwin, dan Ardilla

Melanjutkan studi keluar negeri merupakan impian besar para penuntut ilmu di Indonesia, selain untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, studi keluar negeri dengan lolos beasiswa merupakan kebanggaan yang amat berarti bagi seorang pelajar. Namun, seringkali para pelajar kebingungan untuk mendapatkan informasi dan tips agar bisa mendapatkan beasiswa keluar negeri.

Oleh karena itu, Dewan Mahasiswa (DEMA) Instut Parahikma Indonesia menyelenggarakan, Talkshow Scholarship Sharing  “5 Benua” dan TOEFL try out ini dihelat di kampus I Institut Parahikma Indonesia, Jl. Mustafa Dg bunga, Paccinongan, Gowa pada tanggal 3 April 2019. Proker ini adalah program perdana pengurus DEMA yang baru terpilih, di bawah kepemimpinan Ahmad Rizaldy dan wakilnya Gustri Wahyuni.

Talkshow ini sukses menghadirkan para alumni luar negeri dari lima benua di dunia yakni Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Mereka adalah para penerima beasiswa-beasiswa terbaik, yang berasal dari Sulawesi Selatan. Mereka menceritakan perjuangan dan kiat-kiat masing-masing dalam proses mendapatkan beasiswa ke negara impiannya. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa IPI, UIN Alauddin, UNHAS, UNM,  dan STAI Al Azhar yang kesemuanya berjumlah kurang lebih 130 peserta.

Ada dua kunci untuk mendapatkan beasiswa. Ahmad Ardillah Rahman, S.Pd., M.Ed., dosen Manajemen Pendidikan Islam IPI, merupakan peraih beasiswa LPDP di Monash University Australia menyebutkan, “ kunci untuk study abroad ada dua, yang pertama mendaftar, dan yang kedua perbaiki bahasa inggris anda”, ungkapnya. “Perbaiki bahasa inggris disini tidak hanya memperbaiki kemampuan berbahasa secara verbal, tetapi juga secara akademik dengan mencapai nilai standar pada test TOEFL ataupun IELTS”, tambahnya. Hal yang menginspirasi adalah setelah 18 kali daftar beasiswa apapun, yang ke-19 kalinya dia akhirnya peroleh beasiswa LPDP dengan bekal usaha, doa, dan optimis.

5 benua 3

Pemateri kedua yang tak kalah kerennya adalah Wakil rektor II Institut Parahikma Indonesia yang juga dosen Tadris Bahasa Inggris, Nurwahida, S.Pd. M.A. TESOL adalah penerima beasiswa Fullbright yang menyelesaikan studinya di Saint Michael’s College Amerika. Ia berkisah bahwa meskipun dari kampung Sinjai, pertama kalinya naik pesawat langsung ke Amerika. Salah satu beasiswa bergengsi di dunia ini mengharuskan kandidatnya untuk mengikuti IBT TOEFL tes dahulu.

Selanjutnya adalah penerima beasiswa ASEAN yang melanjutkan studi S2 nya di Naresuan University di Thailand, Muhammad Takwin Machmud, S.Pd., M.Ed. “Sebaiknya kita pernah menulis jurnal sebelum mendaftar beasiswa dan ambil jurusan yang sesuai dengan kemampuan kita, bukan asal pilih untuk dibilang keren”, ujarnya.

Pemaparan berikutnya dibawakan oleh Ahmad Nadhil Edar, St., M.Sc, lulusan Arsitek UNHAS ini memperoleh beasiswa LPDP di Politecnico University di Milano, benua Eropa. “Pertama kali saya disana, saya tidak tau bahasa Italia, jadi dia menggunakan google translate. Tapi setelah lama beradaptasi pada akhirnya saya bisa berbahasa Italia yang logatnya ternyata tidak jauh beda dengan logat Makassar”, papar putra kelahiran Ujung Pandang ini.

Setelah keempat pemateri tersebut, tibalah saatnya pemaparan penerima beasiswa dari Benua Afrika, yakni pak Suharli, salah satu dosen Ekonomi Syari’ah di IPI,  yang juga mendapatkan beasiswanya untuk melanjutkan studi masternya di Tunisia dengan bekal hafalan 30 juz. Hari itu ternyata bertepatan dengan hari kelahiran beliau. Rasa bahagia serta haru ia ungkapkan melalui kata indah untuk seluruh peserta yang hadir agar terus menjemput kesuksesan dan memotivasi agar IPI bisa menjadi kampus yang lebih baik lagi dan bisa bersaing dengan kampus lain.

Setelah mendengarkan pengalaman dan tips-tips yang menginspirasi dari semua pemateri. Para peserta melanjutkan kegiatan dengan, TOEFL try out. Tryout ini bertujuan sebagai media fasilitas seminar untuk mengukur kemampuan para peserta yang ingin mengetahui sampai mana kecakapan mereka dalam mengahadapi test bahasa inggris ini.

5 benua 4

Pada kesempatan ini, moderator, Aminah, menyampaikan bahwa IPI telah menerapkan Blended Learning seperti yang diterapkan di Monash University. Selain itu, ia mengumumkan bahwa IPI menggratiskan biaya kuliah bagi penghafal 30 juz dan sebelum menutup ia mengundang para peserta untuk hadir pada acara IELTS workshop yang akan diadakan oleh IPI bekerjasama dengan idp Makassar pada tanggal 14 April mendatang di IPI. Dengan diselenggarakannya acara ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan semangat para peserta untuk melanjutkan studinya keluar negeri dan tak pernah putus asa untuk terus mencoba mendaftar beasiswa sampai berhasil.

 

Penulis: Rahmat Fauzan (UKM JPC)

Editor: Amhy Faerob