TAGS: fakultas tarbiyah dan keguruanpendiri yayasanseminar nasional

pemateri adib abdusomadIslam adalah rahmat bagi semesta alam. Sebagai negara mayoritas muslim, Indonesia membutuhkan visioner sejati yang bergerak menegakkan perdamaian, toleransi, di tengah masyarakat multikultural. Mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) and social control (kontrol sosial) memiliki peran penting dalam mengemban tugas ini.

Di tengah hingar bingarnya isu radikalisme dan intoleransi, generasi muda menjadi target utamanya dengan misi kehancuran masyarakat. Menanggapi wacana ini, di hari Kamis, tanggal 5 Juli 2018, Institut Parahikma Indonesia (IPI) kedatangan tamu yakni Kepala Profesi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Kementrian Agama di Jakarta, M.Adib Abdushomad, M.Ed.,Ph.D.  Kunjungan beliau bertujuan untuk menjadi Pembicara Seminar Nasional bertajuk “Strengthening Institutional Capacity and Future Challenge of Islamic Higher Education”.

Meskipun masih dalam suasana liburan, civitas akademika serta para mahasiswa/i IPI tetap antusias menghadiri seminar ini. Dalam seminar tersebut, Pembina yayasan Parahikma, Prof. Azhar Arsyad mengemukakan 3 pilar kampus ini, yakni Ilmu Hikmah (penanaman spritualisme dari Qur’an dan hadits), Bahasa Inggris dan ICT (sebagai bekal profesionalisme di dunia kerja). Fasilitas kampus yang dilengkapi free wifi 24 jam, perpustakaan, musholla, aula, dan asrama, membuat para mahasiswa/i dengan mudah mengakses segala informasi, sholat berjama’ah dan melakukan aktivitas akademis demi  menunjang kualifikasi tiap individu.

pemateri adib abdusomad menjelaskan

Pemateri, Pak Adib menyatakan kesannya mengenai IPI,”I’m feeling at home, kampus ini punya komitmen pada peningkatan intelektual dan spiritual. Parahikma juga sudah selesai dengan urusan dunia, dan visinya sudah berada on the right track”. Hal ini tentu saja bukan sekedar argumentasi tanpa alasan. Visi IPI sejalan dengan visi Kementrian agama dalam menyikapi gerakan takfiri yang mengancam NKRI, IPI telah menjadi solusi  kebangsaan bahkan duta Islam di dunia.

Beliau juga memotivasi para mahasiswa/i serta dosen untuk merapatkan barisan, melalui diskusi keilmuan, dan menjadikan teknologi untuk mengcounter isu-isu yang memecah belah persatuan di Indonesia. Dengan memviralkan kebencian, fitnah, dan hoax, mereka (kaum radikalis) beranggapan bahwa itu jalan pintas menuju surga. Ini adalah tangung jawab bersama. Menurutnya, ada beberapa tokoh Islam moderat yang menjunjung perdamaian di negeri ini, dihujat secara membabi buta baik melalui forum diskusi maupun teknologi, seperti youtube. Dahulu, para tokoh seperti mereka ini beserta pendukungnya memilih diam. Namun sekarang ini, kita harus lebih offensive demi kokohnya perdamaian dan persatuan, tambahnya.

IPI adalah kampus yang menunjukkan visi misi Islam secara universal. Karna selain penanaman ilmu pengetahuan umum sebagai bentuk profesionalisme diri, insitusi ini juga mengaktualisasikan nilai-nilai religius dalam kesehariannya. Urusan dunia dan akhirat musti seimbang dan ditanamkan sejak mengenyam dunia akademisi, agar setelah menjadi alumni nanti, generasi muda khususnya dari kampus ini mampu menjadi pelopor Rahmatan lil’alamin bagi masyarakat Indonesia.

Oleh: amhy faezarobbani

Author

Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × 1 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.