Di tengah zaman yang dominan dengan teknologi ini, Institut Parahikma Indonesia ingin berkonstribusi pada bangsa melalui sistem pembelajaran berbasis ICT. Penerapan Learning Management System (LMS) ini bukan hal baru di IPI, namun masih sebagian kecil dosen IPI yang menerapkannya.

Oleh karena itu, Wakil Dekan 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Sri Mulyani, SS., M.Pd bersama rekan sejawatnya menginisiasi diadakannya workshop LMS ini pada hari Jumat kemarin (21/02). Bertindak selaku ketua panitia pada kegiatan ini, beliau berharap agar pasca workshop tersebut, seluruh dosen IPI sudah terbiasa menggunakan LMS yang merupakan bagian dari Moodle. Mengingat trilogi pembelajaran IPI adalah wisdom, ICT, dan Bahasa Inggris.

Adapun pemateri yang diamanahkan untuk menjelaskan materi ini adalah dosen Tadris Bahasa Inggris IPI, yaitu Muhammad Ahkam Arifin, S.Pd., M.Sc., M. App. Ling yang juga merupakan MoRA dan LPDP Awardee. Pemateri sudah lama berkecimpung di dunia kelas daring. Dan dari beberapa pengalamannya dan teman-teman laumni luar negeri yang menjadi dosen tetap di IPI, penerapan LMS ini sangat membantu dosen dan mahasiswa untuk tetap berinteraksi di ruang akademisi secara online.

Walaupun penerapannya belum sepenuhnya virtual, namun dosen-dosen IPI yang sudah menggunakan LMS ini, kebanyakan dari prodi TBI, mengaplikasikan system pembelajaran Blended Learning. Tatap muka di kelas tetap prioritas utama, tetapi tugas dan tambahan materi bisa  diakses selama 24 jam di LMS.

Moderator workshop yang bertemakan, “Integrasi ICT dan keilmuan melalui penerapan LMS di Era Industri 4.0” ini, Ahmad Ardillah Rahman,S.Pd., M.Ed jebolan Monash University ini menjelaskan bahwa di luar negeri sostem seperti ini sudah biasa diterapkan hanya saja modelnya yang berbeda. Sebelum memberikan kesempatan pada pemateri, beliau menandaskan bahwasanya ada beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam menyambut Revolusi Industri 4.0, ini, diantaranya Computer Literacy dan kemampuan mengembangkan inovasi tenologi pada pembelajaran, Menyiapkan dan mengembangkan SDM berkualitas dan berdaya saing berbasis spiritual, dan Kolaborasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien.

Sejalan dengan pengantar dari moderator tersebut, pemateri memaparkan cara mendesain kelas di LMS, mulai dari cara menyusun layout deskripsi mata kuliah, cara membuat tugas, cara memasukkan siswa ke LMS, cara memasukkan link video untuk menjadi referensi mahasiswa, sampai cara mengoreksi tugas mahasiswa. Hebatnya juga, LMS bisa mendeteksi siapa yang paling rajin kerjakan tugas hingga yang jarang bahkan tidak pernah kerja tugas.

Di saat menjelaskan tentang LMS ini, pemateri didampingi asistennya, Reski Amir (mahasiswa TBI) untuk membantu para dosen yang baru mengenal LMS agar bisa mengoperasikannya. “Di prodi TBI terdapat matkul pilihan yakni Distance Learning yang diajarkan langsung oleh Mr. Ahkam. Kaprodi saya meminta saya untuk membantu Mr.Ahkam menangani LMS. Jadi, bagi saya, mengelola LMS bukan lagi hal sulit, apalagi Skripsi saya terkait dengan LMS. Nah, sambil membantu Mr. Ahkam, saya bisa belajar sekaligus meneliti nantinya”, ujar Reski Amir.

Usai workshop, panitia memberi fol-up berupa konsultasi khusus melalui group WA jika ada yang belum dimengerti atau konsultasi langsung pada asisten dan pakarnya. Tentunya, diharapkan dari pelatihan ini, mahasiswa dan dosen IPI akan membiasakan diri menerapkan ICT dan go green.Karena dengan pengerjaan tugas secara online berarti membantu mengurangi penggunaan kertas (less paper).

Oleh: Amhy Faezarobbani (UKM JPC)